Vancouver, Kanada -
Setiap
ibu pasti menginginkan anaknya yang baru lahir langsung berada di dekapannya. Namun, beberapa kondisi bisa menyebabkan keduanya harus terpisah terlebih dulu. Pasti sedih banget ya, Bun. Baru-baru ini sebuah rumah sakit di Vancouver, Kanada, berinovasi menciptakan NICU tanpa memisahkan ibu dan bayinya, bahkan dengan keluarganya!
Pada 29 Oktober 2017 mendatang, BC Children's Hospital dan BC Women's Hospital akan membuka ruangan NICU barunya yang berlokasi di Teck Acute Care Centre. Nantinya, NICU ini akan memfasilitasi para ibu agar tetap bersama bayinya selama perawatan. Pasti bikin happy banget kan?
"Pembuatan NICU yang baru ini didedikasikan untuk para
ibu. Selain itu untuk mengedepankan kesehatan ibu, anak dan keluarganya. Faktanya, NICU yang baru memang dirancang sebagai ruang keluarga dengan tujuan menciptakan ruang pengasuhan untuk ibu dan bayi mereka," kata Julie de Salaberry, Direktur Neonatal Intensive Care di BC Women's Hospital + Health Centre, dikutip dari Babble.
Baca juga:
Kisah Kakek yang Membantu Merawat Bayi-bayi di ICUNICU baru ini memiliki 70 ruangan pribadi, tiap kamar dilengkapi peralatan untuk merawat bayi yang sakit atau prematur. Enam dari 70 ruangan bisa mengakomodasi bayi kembar. Bayi-bayi yang dirawat di sini bisa tinggal di ruangan hingga masa perawatannya selesai dengan keluarganya. Hal inilah yang menciptakan suasana 'rumah' bagi bayi dan keluarganya.
 Ruang NICU/ Foto: BC Women's Hospital + Health Centre/ Teck Acute Care Centre |
"Ruangannya juga dirancang dengan suasananya yang menenangkan. Pemanfaatan taman dan cahaya alami secara ekstensif juga akan menambah rasa nyaman bagi staf dan keluarga. Setiap kamar juga dilengkapi dengan tempat tidur untuk orang tua, lemari es, unit penyimpanan, dan TV dengan speaker 'bantal'",kata Salaberry.
Nggak cuma itu Bun, tiap kamar punya kursi yang dirancang khusus untuk metode kangguru (skin-to-skin), serta pompa ASI bagi ibu. Dan semua ini, dirancang dengan tujuan untuk membiarkan orang tua tinggal bersama bayi mereka 24/7.
"Dengan desain baru dan perawatan yang cukup maju, ruangan ini bisa mendukung pasien dan keluarganya. Akan ada tim Perawatan Inti klinis bayi, mereka dan orang tua yang mengambil keputusan untuk perawatan bayinya," ujar Salaberry.
 Ruang NICU/ Foto: BC Women's Hospital + Health Centre/ Teck Acute Care Centre |
Baca juga:
Cerita Bayi Prematur Berbobot 900 Gram dan Dirawat 135 Hari di NICUKata Salaberry, 'kebersamaan' menjadi nilai plus bagi NICU baru ini. Karena pada kebanyakan kasus hanya bayi-bayi sehat yang bisa tinggal bersama ibunya. Pemisahan bisa menyebabkan tekanan pada para ibu dan bayi. Terdapat literatur yang menyatakan bahwa pemisahan antara ibu dan anak bisa memperparah kondisi keduanya.
"Gagasan untuk membuat NICU baru dipicu oleh salah seorang mantan pasien NICU sendiri. Di workshop desain rumah sakit, seorang
ibu, mantan pasien NICU bertanya, 'Mengapa saya tidak mendapat perawatan pascapersalinan di kamar bersama bayi saya?' Setelah itu, staf rumah sakit merenungkan pertanyaan yang sama pada diri mereka sendiri," ujar Salaberry.
Salaberry bilang, awalnya sempat nggak terbayang untuk menciptakan NICU yang baru. Tapi, setelah riset kecil, ia dan tim menemukan bahwa di Estonia pernah memiliki NICU ibu dan anak pada tahun 1970. Denmark pun juga ternyata memiliki ruang NICU yang sama hingga sekarang.
"Kami berharap besar, dengan terciptanya NICU baru ini, para ibu dan anak akan mendapatkan perawatan terbaik. Termasuk untuk mengurangi tekanan bagi para ibu, bayi serta keluarganya,"tutup Salaberry.
Baca juga:
Kisah Ibu Tetap Semangat Memerah ASI Meski Terbaring di ICUSoal pemisahan tadi yang bisa menyebabkan ibu mengalami stres, memang terbukti benar, Bun. Hal ini karena secara naluriah sang ibu akan mencari anaknya yang lahir. Bayangkan kalau anaknya nggak berada di sampingnya. Nggak heran banyak sekali ibu yang menangis mencari bayinya. Padahal si kecil harus dirawat intensif dulu.
Menurut psikolog dan terapis keluarga, Nuzulia Rahma, skin-to-skin sangat penting dalam produksi dan proses keluarnya ASI. Memang sudah menjadi rahasia umum kalau kontak tubuh bisa memengaruhi fluktuasi hormon dalam tubuh ibu.
"Ketika anak berada di dekapan bundanya, maka
bayi akan secara otomatis mencari puting. Proses itulah yang merangsang hormon prolaktin untuk memproduksi ASI dan hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI," ujar Nuzulia.
(aci)