Jakarta -
Produksi ASI berlimpah tentu menjadi berkah tersendiri untuk ibu menyusui. Tapi kalau sampai oversupply gimana ya, Bun, biar enggak bikin payudara bengkak.
Menyusui secara langsung sudah, dipompa pun sudah. TapiÂ
ASI kok masih mengalir deras dan sulit dibendung ya. Sayang banget deh rasanya ASI sampai bocor-bocor begini.
Tak sedikit para ibu menyusui yang ASI-nya pas-pasan. Tetapi, banyak pula ternyata ibu menyusui yang ASI-nya malah kelebihan produksi alias oversupply.
Kasus oversupply memang tidak ada tanda-tandanya, Bun. Enggak jarang Bunda tidak menyadari kalau ASI-nya oversupply. Meski tidak menunjukkan gejala tertentu, biasanya kasus oversupply dapat Bunda tandai dengan kondisi payudara yang tampak penuh atau keras sepanjang waktu, Bun.
Oh ya, Bun, payudara juga kerap menyemprotkan ASI saat Bunda hendak menyusui. Kemudian, bayi sering alami tersedak, dan berdesis saat menyusu. Serta, bayi kemungkinan akan cepat kenyang sehingga menyusu semakin singkat, seperti dikutip dari laman
Breastfeedingusa.
 Posisi menyusui saat oversupply/ Foto: iStock |
Melansir
Huffpost, salah satu tantangan terbesar terkait oversupply adalah bayi akan cepat kenyang. Aliran ASI deras dan berlebihan juga memicu bayi jadi lebih rewel.
"Seorang bayi yang mendapatkan ASI terlalu cepat dapat menjadi sangat rewel dan mudah marah serta kerap dianggap kolik. Seringkali, bayi akan menarik payudara atau menolak untuk menyusui,"ujar Dr Jack Newman, dokter anak dan konsultan laktasi di Kanada.
Bagi ibu menyusui sendiri, seringkali kelebihan pasokan ASI akan membuat ketidaknyamanan karena payudara yang penuh, keras atau bocor. Dan karena payudara mungkin tidak cukup mengalir, risiko mengalami saluran tersumbat dan mastitis yang menyakitkan pun mengintai.
Untuk mengatasinya, Bunda dapat mengatur produksi ASI secara aman, dan tepat tergantung pada apa yang menyebabkan kelebihan pasokan dan usia bayi Bunda. Bunda dapat menyusui dalam posisi dimana ASI harus mengalir ke atas payudara dan bukan ke bawah payudara.
Kemudian, lakukan proses menyusui dengan santai dan nyaman. KetikaÂ
ASI mengalir deras biarkan menyembur deras sampai tekanan mereda. Jika ingin menyimpan ASI, siapkan botol bersih untuk menampungnya.
Jika payudara membesar, gunakan reverse pressure softening (RPS) ketimbang memompanya. Gunakan jari-hari Bunda untuk melembutkan dan membuat payudara lebih lentur. Dibandingkan dengan memompa, RPS tidak merangsang lebih banyakÂ
produksi ASI. Serta, hindarilah sesi pemompaan yang tidak perlu.
Semoga membantu, Bun.
Bunda simak juga yuk, curhat Tasya Kamila mengenai produksi ASI di awal melahirkan!
[Gambas:Video Haibunda]
(rap/rap)