Jakarta -
Puting lecet biasanya kerap dialami ibu ketika menyusui. Namun, tahukah Bunda bahwa ada cara mudah untuk mencegah hal ini terjadi?
Dijelaskan konselor laktasi dari Sentra Laktasi Indonesia (Selasi), dr.Hikmah Kurniasari MKM, CIMI, puting payudara lecet biasanya akibat pelekatan yang kurang tepat saat menyusui.
"Sehingga, kalau payudara lecet, otomatis pertama kali ya kita perbaiki pelekatannya. Kemudian pada payudara atau putingnya sendiri, olesi dengan ASI-nya karena kan itu mengandung anti-infeksi," tutur Hikmah, dikutip dari
detikcom.Hikmah menambahkan, saat puting lecet, ibu tidak perlu berhenti untuk menyusui. Karena ketika tidak menyusui, justru ada risiko payudara bengkak dan produksi ASI menurun. Sebaliknya, tetap saja menyusui karena nanti puting akan sembuh dengan sendirinya.
Nah, selain itu, sebaiknya lakukan tips pencegahan agar puting tidak lecet, seperti yang
HaiBunda rangkum dari
Very Well Family.1. Pastikan lakukan pelekatan dengan baik dan cari posisi nyamanJika pelekatan menyusui benar, maka bayi akan mudah mengisap puting. Sebaliknya, jika posisi pelekatan tidak tepat, maka dapat menyebabkan sakit puting. Hal ini juga dapat membuat bayi selalu lapar dan rewel karena tidak mendapatkan banyak ASI.
Untuk mendapatkan pelekatan yang benar, posisi menyusui juga harus baik dan nyaman. Saat menyusui, boleh gunakan bantal untuk membantu menopang bayi agar dekat dengan payudara. Selain itu, hindari posisi membungkuk karena bisa membuat punggung, lengan, dan leher kita tegang.
Posisi menyusui juga mesti berganti-ganti. Karena jika kita selalu menyusui dengan posisi yang sama, titik payudara yang ditekan mulut bayi pun akan sama, ini bisa membuat payudara lecet. Jadi, agar terhindar dari tekanan berlebih, pastikan berganti posisi.
2. Lembutkan payudara untuk memudahkan pelekatan bayiPembengkakan payudara sering terjadi selama tahap transisi produksi payudara, yang kemungkinan besar akan Bunda alami dalam beberapa minggu pertama menyusui. Namun, payudara juga bisa membesar jika tidak ada ASI atau jika ASI terlalu banyak.
Ketika payudara membesar dan keras, sulit bagi bayi yang baru lahir untuk melakukan pelekatan. Untuk mempermudah bayi menyusui, Bunda bisa mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui untuk meredakan sesak dan melembutkan jaringan payudara. Ketika payudara lebih lembut, mulut bayi akan lebih mudah melekat dengan baik di payudara. Dan, seperti yang disebutkan sebelumnya, kait yang baik membantu mencegah puting sakit.
3. Susui bayi setidaknya setiap 2 hingga 3 jam
 Foto: iStock |
Bayi baru lahir memiliki perut kecil, dan mereka mencerna ASI dengan cepat dan mudah. Jadi, tidak mengherankan jika mereka sering makan. Semakin lama kita menunggu untuk menyusui, bayi akan semakin lapar. Dan, ketika bayi sangat lapar, dia bisa mengisap lebih agresif.
Ditambah lagi, jika kita menunggu terlalu lama di antara waktu menyusui, payudara bisa membesar sehingga lebih sulit bagi bayi untuk menyusu dengan baik. Kombinasi pelekatan yang buruk dan pengisap yang agresif dapat dengan cepat menyebabkan puting terasa sakit.
4. Usahakan kulit di sekitar payudara dan puting sehatTidak sulit untuk merawat payudara, Bunda. Tidak banyak yang harus kita lakukan karena payudara dibuat memang untuk menyusui. Kita bahkan memiliki tonjolan kecil di areola yang disebut Montgomery Glands yang fungsinya melembabkan dan melindungi payudara dan puting.
Tapi, kita bisa menjaga kulit tetap sehat dan mencegah puting sakit dengan melakukan beberapa hal, seperti saat mencuci payudara, bilas dengan air hangat. Hindari penggunaan sabun keras yang bisa membuat kering, mengiritasi, dan meretakkan kulit pada payudara dan puting. Selain itu, tidak perlu menggunakan krim, salep, atau lotion untuk mencegah masalah puting sebelum mulai menyusui. Banyak produk bebas yang sebenarnya tidak membantu. Faktanya, mereka malah dapat membuat puting yang sakit menjadi lebih buruk.
Namun, jika kita memiliki puting yang kering dan pecah-pecah, atau jika kita hidup di iklim yang kering. Kita mungkin membutuhkan pelembab puting. Konsultasikan dengan dokter untuk produk tersebut ya.
5. Berhati-hatilah saat melepaskan bayi setelah menyusuSaat anak melekat dengan baik waktu menyusu, ia menciptakan ikatan yang kuat antara mulut dan payudara. Setelah selesai, mereka dapat melepaskan mulutnya sendiri dari payudara, atau malah sebaliknya, tetap melekat bahkan sampai tertidur.
Jika bayi tidak melepaskan diri sendiri setelah selesai menyusu, jangan menariknya dengan paksa dari payudara. Menarik mulut anak dari payudara kita setelah menyusui dapat menyebabkan rasa sakit serta kerusakan pada payudara dan puting. Apalagi jika kita melakukannya berulang kali.
Untuk mencegah kerusakan puting, luangkan waktu untuk mempelajari teknik yang tepat melepaskan anak dari payudara. Yakni dengan menempatkan jari dengan lembut ke sisi mulut bayi, dengan begitu kita dapat dengan aman mematahkan isapannya.
6. Gunakan pompa payudara yang tepatEntah kita gunakan secara eksklusif, atau hanya memompa sesekali untuk meredakan pembengkakan payudara atau meningkatkan pasokan ASI, penting untuk menggunakan pompa payudara dengan benar.
Flensa pompa (pelindung pompa) tersedia dalam berbagai ukuran, jadi belum tentu flensa yang didapat satu paket dengan pompa yang kita beli sudah tepat. Atau pastikan produk tersebut menyediakan ukuran alternatif untuk flensa, agar pas dan nyaman saat kita gunakan.
Masalah pompa umum lainnya adalah pengaturan hisap pompa terlalu tinggi. Banyak ibu menyusui percaya, memompa dengan kecepatan lebih cepat dan tingkat isap yang lebih tinggi akan membuat ASI cepat keluar. Sebaliknya, itu cenderung menyebabkan rasa sakit yang lebih, serta ASI mungkin lebih sedikit.
Jadi, untuk mencegah nyeri puting dan kerusakan payudara akibat pompaÂ
payudara, gunakan flensa pompa yang pas dengan benar dan mulailah dengan tingkat isap yang lebih rendah dan lambat.
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)