Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

5 Hal Penting Menyusui Bayi di Pekan Pertama agar Bunda Tidak Panik

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 07 Sep 2020 18:12 WIB

Portrait of a loving mother in sofa breastfeeding baby girl. Newborn child fed with breast milk by mom.
5 Hal Penting Menyusui Bayi di Pekan Pertama agar Bunda Tidak Panik/ Foto: iStock
Jakarta -

Menyusui adalah hal yang natural. Setiap ibu memiliki naluri untuk bisa memberikan bayinya makanan pertamanya yaitu air susu ibu (ASI). Akan tetapi, hari-hari di pekan pertama terkadang bisa menegangkan dan penuh tantangan.

Ya, ada beberapa hal yang mungkin bisa membuat Bunda panik. Berat bayi yang mendadak turun, puting terasa perih, hingga bayi rewel karena mengalami growth spurts.

Untuk itu, kelima hal berikut ini penting untuk diingat agar Bunda tidak panik:

1. Munculnya kolostrum

Kolostrum biasanya muncul di 1-3 hari pertama. Kolostrum berwarna kuning dan mengandung antibodi yang baik untuk daya tahan tubuh bayi. Sayangnya menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), sebagian masyarakat di Indonesia masih membuang karena dianggap kotor atau keruh.

Kolostrum yang keluar juga jumlahnya sangat dikit. Tenang saja Bunda, menurut dokter kandungan Elaine Hart, MD, Elaine Hart, MD, di Rumah Sakit Anak Loma Linda University, kolostrum yang jumlahnya sedikit itu cukup untuk mengisi perut bayi dan seperti makanan super bagi mereka karena padat nutrisi.

Jadi, Bunda enggak perlu kaget atau panik bila ASI berwarna kuning atau keruh karena di ASI yang keluar pada 1-3 hari pertama itu adalah kolostrum. Lalu, kapan ASI matang muncul? Tiap individu berbeda, namun biasanya dibutuhkan waktu 2-6 hari.

2. Sering menyusui

Tenaga ibu itu luar biasa. Setelah badan lelah dan sakit karena melahirkan, ibu juga akan sering menyusui di pekan pertama. Selama beberapa hari pertama setelah lahir, bayi akan sering menyusu dan belum ada jadwal sama sekali.

Jaga bayi tetap dekat dengan Bunda sepanjang hari. Dengan cara ini, kapan pun bayi mencari payudara, ia akan segera menyusu. Sebaiknya jangan tunggu bayi menangis karena lapar, kenali tanda-tanda bayi lapar. Mulai dari kepala terangguk, tangan mengepal, hingga mulut mengepak (lip smacking).

3. Perhatikan penurunan berat badan bayi

Mengutip dari Motherly, hal yang normal jika bayi yang disusui mengalami penurunan sedikit berat badan (5-7 persen) dalam tiga hari pertama sejak mereka lahir. Salah satu penyebab berat badan bayi turun adalah pengeluaran kotoran pertama dan cairan lain sejak lahir.

Bunda tidak perlu panik untuk terus menyusui bayi. Faktanya, lambung bayi saat ini seukuran kelereng, jadi menyusuinya terus malah membuat bayi muntah. Nah, ini ada kaitannya dengan jumlah kolostrum yang diproduksi tubuh dalam jumlah sedikit.

4. Payudara membengkak, puting lecet

Payudara membengkak karena aliran ASI yang mengalir deras. Bunda enggak perlu khawatir dan panik. Supaya payudara tidak membengkak, coba kompres dengan lap dingin atau pompa ASI selagi anak tak menyusu.

Bunda mengalami puting lecet? Puting lecet biasanya diakibatkan oleh perlekatan yang salah. Coba pelajari teknik perlekatan yang benar agar puting tak lecet dan bayi pun kenyang mendapat ASI dengan baik.

5. Bayi mengalami percepatan pertumbuhan atau growth spurts

Hari terakhir di pekan pertama alias hari ketujuh, saatnya Bunda bersiap menghadapi bayi yang cenderung rewel. Hart mengatakan itu hanya percepatan pertumbuhan atau growth spurts. Growth spurts yang pertama terjadi antara 7 hingga 14 hari pertama kehidupan, kemudian sekitar 6 hingga 8 minggu, lalu tiga bulan, enam bulan, dan seterusnya.

"Setiap kali lonjakan pertumbuhan terjadi, ibu merasa tidak cukup memproduksi ASI, untuk itu ibu meningkatkan frekuensi menyusui atau memompa agar memenuhi kebutuhan bayi," kata Hart.

Simak juga tips memperbanyak ASI saat menstruasi:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda