Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Tips Menyapih Tanpa Drama, Bunda Juga Harus Rela Melepas Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 13 May 2021 19:05 WIB

Shot of mid adult woman standing next to kitchen counter where her baby daughter is sitting and giving her bottle of water.
Tips menyapih/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fotostorm

Menyapih anak bukan tugas mudah bagi setiap Bunda. Transisi pemberian makan bayi ini perlu dilakukan secara bertahap ya.

Menurut konselor laktasi, dr.Lia Kurnia Hartanti, menyapih bukan cuma tentang anak berhenti menyusu di payudara ibunya. Proses ini juga berkaitan tentang bagaimana anak menjadi mandiri.

"Menyapih bukan hanya urusan anak sudah tidak lagi menyusui, tapi bagaimana seorang anak juga bisa dilepaskan menjadi manusia yang mandiri. Jadi bukan cuma nenen atau enggak nenen, tapi dia siap enggak nih kalau tidak tergantung sama ibunya," kata dokter Lia kepada HaiBunda, belum lama ini.

Proses menyapih juga menyangkut kesiapan Bunda untuk melepas anak mandiri. Selain kemauan anak, Bunda juga perlu rela melepas anak untuk tidak menyusui eksklusif lagi ya.

"Dari segi psikologis juga penting tentang bagaimana melepaskan kemandirian seorang anak. Nah, dilihat juga apakah ibunya sudah siap atau belum," ujar dokter Lia.

"Biasanya seorang anak yang tidak siap disapih atau enggak mau ada faktor dari ibunya. Ibunya ini juga harus rela dan siap."

Menyapih juga tidak boleh dilakukan secara tiba-tiba ya. Bunda perlu memberikan penjelasan pada si Kecil agar dia tidak menolak untuk disapih.

Dokter Lia mengibaratkan menyapih seperti dua orang yang putus cinta nih. Kalau salah satu pasangan memutuskan hubungan tanpa alasan yang jelas, tentu ini tak akan menyenangkan bagi pihak yang lain.

Nah, pada proses menyapih, Bunda juga perlu menjelaskan alasan berhenti menyusui pada anak. Jangan sampai anak untuk menerima karena ini justru membuat mereka sulit berhenti menyusu.

"Jadi menyapih itu dua-duanya antara ibu dan anak. Jadi harus ngomong pelan-pelan, bilang kalau dia sudah besar jadi sudah tidak perlu menyusu lagi. Lalu, ibunya juga harus ikhlas," katanya.

Terus menyusui buah hati dan enggan menyapih juga bisa memberikan dampak buruk pada Bunda lho. Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.

Simak juga tips memperbanyak ASI saat menstruasi, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


JANGAN MENAKUTI ANAK UNTUK MULAI MENYAPIH

Menyapih Anak

Foto: Getty Images/iStockphoto/fotostorm

Bunda jangan takut atau khawatir untuk menyapih anak ya. Bila usianya telah cukup untuk disapih, jangan menunda agar tidak berdampak buruk pada Bunda dan si Kecil.

Payudara Bunda bisa mengeras bila terus menyusui anak ketika sudah cukup umur untuk disapih. Kondisi ini umumnya terjadi karena hormon dalam tubuh masih terus memproduksi ASI.

"Jadi ada beberapa ibu yang menyapih tapi payudaranya kok bengkak. Jangan-jangan ibunya belum ikhlas nih. Jadi semua kembali lagi ke ibunya, sudah mampu atau belum melepas anak untuk disapih," kata dokter Lia.

Kunci sukses menyapih adalah melakukannya secara bertahap. pada anak yang sudah lebih besar, Bunda bisa pelan-pelan memberi pengertian. Hindari menakut-nakuti anak agar berhenti menyusui.

Menyapih anak itu harus weaning with love, Bunda. Artinya, menyapih dengan cinta secara pelan-pelan sampai akhirnya anak mau menerima dan berhenti menyusu.

"Kita menyebutnya harus weaning with love, jadi menyapih dengan cinta dan jangan diputus secara tiba-tiba," ujar dokter Lia.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda