MENYUSUI
Mengenal Let Down Reflex yang Bisa Pengaruhi Produksi ASI Saat Menyusui
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Sabtu, 19 Mar 2022 18:15 WIBBanyak hal bisa memengaruhi kelancaran proses menyusui, Bunda. Salah satunya adalah let down reflex (LDR) atau refleks pengeluaran ASI.
Let down reflex merupakan refleks untuk memastikan bahwa ASI siap keluar dari payudara. Dilansir What to Expect, ketika bayi menempel ke payudara untuk menyusu, hal ini akan merangsang saraf yang memicu pelepasan hormon prolaktin dan oksitosin ke dalam aliran darah.
Prolaktin membantu memproduksi ASI lebih banyak, sedangkan oksitosin dapat menyebabkan ASI terdorong keluar dari puting. Kedua hormon ini membuat proses menyusui jadi lebih mudah bagi Bunda dan buah hati.
Menurut konselor laktasi, F.B. Monika, let down reflex disebut juga MER (Milk Ejection Reflex) atau refleks oksitosin, Bunda. refleks ini dapat dipicu degan cara menyentuh payudara atau area puting. Caranya dengan memerah dengan tangan atau pompa ASI.
"Refleks pengeluaran ASI ini bisa terjadi saat ibu mendengar, melihat, bahkan hanya dengan memikirkan sang bayi," kata Monika dalam buku Buku Pintar ASI dan Menyusui.
Let down reflex dapat terjadi lebih dari sekali dalam satu sesi menyusui. Biasanya Bunda akan merasakan refleks ini di awal menyusui.
"Awal pola menyusu bayi adalah mengisap dengan jeda yang pendek. Setelah refleks pengeluaran ASI terjadi, polanya menjadi mengisap, menelan, dan kembali mengisap, begitu seterusnya," ujar Monika.
Berikut enam hal yang dapat Bunda rasakan ketika let down reflex:
- Payudara terasa seperti kesemutan.
- Payudara terasa tertekan dan terkadang disertai nyeri.
- Bunda terasa haus.
- Payudara terasa penuh.
- ASI menetes dari payudara meski tidak sedang menyusui bayi atau dipompa.
- Beberapa Bunda dapat merasakan kontraksi rahim pada hari-hari pertama pasca melahirkan.
Komplikasi pada let down reflex
Berikut 3 komplikasi yang dapat dialami let down reflex:
1. Let down reflex lambat
Let down reflex bisa menjadi lemah atau lambat, sehingga bayi tampak frustrasi saat menyusu. Akibatnya, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI, Bunda. Berikut penyebabnya:
- Stres dapat memicu munculnya hormon adrenalin dan kortisol yang memengaruhi hormon let down reflex, sehingga menyebabkan ASI sulit keluar.
- Suhu tubuh menurun atau dingin dapat memperlambat refleks pengeluaran ASI untuk sementara waktu.
- Terlalu banyak konsumsi alkohol.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti dekongestan OTC atau antihistamin.
- Pernah menjalani operasi payudara yang mungkin menyebabkan kerusakan saraf, sehingga dapat mengganggu let down reflex.
Let down reflex yang lambat atau lemah dapat diatasi dengan memompa (pumping) ASI. Saat pumping, Bunda harus dalam kondisi relaks dan berpikir positif ya.
2. Let down reflex yang kuat
Let down reflex merupakan kondisi normal yang dialami Bunda saat menyusui ya. Namun, refleks ini bisa menjadi sangat kuat lho.
Let down reflex yang sangat kuat kerap dikaitkan dengan derasnya aliran ASI hingga suplai yang berlebih. Bayi bisa terpengaruh saat refleks ini muncul.
Bunda perlu tahu, let down reflex yang kuat bisa bikin bayi tersedak ASI. Bayi juga dapat menggigit puting untuk memperlambat aliran ASI, Bunda.
Let down reflex kuat dapat diatasi kok, Bunda. Berikut tipsnya:
- Pilih posisi menyusui yang dapat membuat aliran ASI tertahan oleh gaya gravitasi, misalnya posisi laid back, yakni bayi telungkup di atas badan Bunda.
- Perah sedikit ASI agar payudara menjadi sedikit lunak. Kemudian, Bunda bisa menyusui bayi.
- Susui bayi ketika dia sedikit mengantuk dan tidak dalam kondisi rewel. Dalam kondisi mengantuk, bayi akan mengisap lebih pelan atau santai sehingga aliran ASI akan lebih lambat.
- Saat bayi mulai menyusu dan Bunda merasakan let down reflex yang sangat kuat, Bunda dapat melepaskan isapan bayi. Setelah kondisi sudah lebih baik, Bunda dapat menyusui kembali ya.
- Jangan lupa rajin untuk menyendawakan bayi.
3. Dysphoric milk ejection reflex (D-MER)
Pada beberapa Bunda, menyusui dapat menimbulkan respons fisiologis negatif yang mengarah ke emosi negatif, seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi, dan kesedihan. Kondisi tersebut dikenal dengan dysphoric milk ejection reflex (D-MER) atau refleks pengeluaran susu disforik.
Refleks ini biasanya terjadi saat pertama kali menyusui. Meski begitu, D-MER berbeda dengan depresi pascamelahirkan ya.
Sejauh ini, masih diperlukan lebih banyak penelitian tentang penyebab dan efek dari D-MER. Untuk mengatasinya, Bunda bisa konsultasi ke dokter bila mengalami keluhan yang mengarah ke kondisi ini.
Tips untuk memicu let down reflex
Bunda dapat memicu terjadinya let down reflex lho. Cara ini dapat dilakukan sebelum menyusui dan setelah menyusui.
1. Sebelum menyusui
Berikut cara memicu let down reflex sebelum menyusui:
- Mandi dengan air hangat lalu dilanjutkan dengan memijat payudara dengan lembut.
- Bila Bunda sedang sakit, dapat minum obat sehingga tidak menghambat keluarnya refleks ini.
- Pilih tempat yang nyaman dan tenang saat menyusui buah hati.
- Perbanyak skin to skin antara Bunda dan Si Kecil.
- Saat menyusui, konsentrasikan indra untuk melihat, mencium, dan menyentuh bayi.
- Konsumsi minuman atau makanan kesukaan Bunda.
- Minta bantuan suami atau orang terdekat untuk melakukan pijat oksitosin.
2. Selama menyusui
Bunda dapat melakukan cara berikut untuk memicu let down reflex selama menyusui anak:
- Gunakan teknik-teknik relaksasi selama menyusui.
- Gunakan handuk hangat di pundak atau punggung.
- Lakukan penekanan di payudara, terutama saat bayi sedang diam atau mengisap tanpa menelan agak lama.
Simak juga 7 makanan yang bisa melancarkan ASI, dalam video berikut:
(ank/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
10 Cara Memancing Let-Down Reflex (LDR) saat Menyusui agar ASI Melimpah
5 Tips Jitu Lancarkan Let Down Reflex yang Picu Produksi ASI
6 Tips Atasi Let Down Reflex Saat ASI Berlebih agar Bayi Enggak Gumoh & Tersedak
Posisi Menyusui yang Tepat agar Bayi Tak Tersedak Saat Let Down Reflex
TERPOPULER
Happy Berdua, Intip Potret Kebersamaan Raisa dan Zalina Liburan ke Korea
Istilah Dunia Kerja ala Gen Z dan Milenial: Career Minimalism hingga Polyworking
9 Kebiasaan Makan Penyebab Kerusakan Ginjal
4 Shio Kurang Beruntung di Tahun Kuda 2026, Beserta Solusi Mengatasinya
Momen Hagia Anak Jessica Iskandar Pertama Kali Main Salju, Bikin Gemas!
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomedasi Susu Program Hamil untuk Dukung Keberhasilan Promil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Eomma Head to Toe Happiness, Sampo & Sabun Mandi untuk Perawatan Bayi
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Lipstik Warna Muted, Ada Pilihan Bunda?
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi Wipes untuk Membersihkan Mulut Bayi, Praktis dan Aman Sejak Dini
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
Happy Berdua, Intip Potret Kebersamaan Raisa dan Zalina Liburan ke Korea
Istilah Dunia Kerja ala Gen Z dan Milenial: Career Minimalism hingga Polyworking
9 Kebiasaan Makan Penyebab Kerusakan Ginjal
ADOR Berhentikan Kontrak Danielle NewJeans, Minji Masih Tahap Negosiasi
Vaksin Kanker Serviks: Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Dilaporkan Wardatina Mawa atas Dugaan Perzinaan, Inara Rusli Harap Bisa Damai
-
Beautynesia
6 Manfaat Rutin Jalan Kaki Santai Setelah Makan, Menurut Para Ahli Kesehatan
-
Female Daily
Liburan Bareng Bestie? Ini Cara Gampang untuk Bikin Konten Bareng!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
51 Tahun Seperti 20-an! Aksi Supermodel Cantik Jadi Cheerleader Viral
-
Mommies Daily
Pasangan Terlalu Sibuk? Ketahui 10 Bahaya jika Jarang Bercinta!