Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Selain Stres, Ini 3 Penyebab ASI Tidak Keluar setelah Melahirkan

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 20 Jul 2022 08:42 WIB

Ibu menyusui Covid-19
Selain Stres, Ini 3 Penyebab ASI Tidak Keluar setelah Melahirkan/Foto: Getty Images/staticnak1983

Usai melahirkan, sedianya ASI busui memang langsung keluar ya, Bunda. Tetapi, memang ada beberapa ibu menyusui yang mendapat hambatan sekaligus tantangan untuk bisa memperoleh ASI. Tak pelak, ASI yang diproduksi pun sedikit dan tak mencukupi kebutuhan SI Kecil.

Melihat banyak Bunda yang mengalami hal tersebut, kira-kira apa ya penyebab ASI tidak keluar? Simak penjelasannya di bawah ini yuk.

Kegagalan laktasi sedianya memang sangat jarang terjadi ya, Bunda. Hampir dipastikan, selalu ada susu dari setiap tubuh ibu seusai melahirkan. Namun, seberapa banyak ASI bergantung pada pemberian ASI lebih awal dan lebih sering untuk sebagian kecil wanita. 

Proses produksi ASI setelah persalinan

Selama kehamilan, plasenta memang memiliki peran penting dalam menghasilkan hormon untuk mengembangkan pabrik pembuatan susu di payudara. Setelah persalinan, plasenta terpisah dari rahim dan dikeluarkan. Hal ini menyebabkan penurunan tajam hormon progesteron yang memicu payudara untuk memulai produksi ASI sekitar 32-40 jam setelah melahirkan.

Peningkatan dari tetes kolostrum menjadi banyak ASI sering digambarkan sebagai ASI masuk. Hormon penting yang dibutuhkan untuk produksi ASI termasuk prolaktin, hormon tiroid, insulin, dan kortisol (hormon stres). Oksitosin ialah hormon lain yang memicu let down reflex (refleks pengeluaran susu) pada setiap sesi menyusui.

Biasanya, ibu akan melihat ASI keluar dalam dua sampai tiga hari setelah melahirkan. Pada waktu ini, payudara tampak penuh atau membesar menggantikan volume kecil kolostrum yang sudah ada. Pasokan ASI juga terus meningkat selama bayi atau sesi pemompaan ASI untuk mengosongkan payudara dilakukan.

Namun, jika pengeluaran ASI tak terjadi, produksi ASI akan mulai terhenti. Apa pun yang mempengaruhi hormon yang terlibat dalam pembuatan susu, proses pelepasan atau pengeluaran susu berpotensi menyebabkan keterlambatan masuknya ASI atau suplai ASI yang rendah.

Dalam kasus ASI tidak keluar, berbagai penyebab bisa melatarinya ya, Bunda. Praktik kelahiran tertentu dan beberapa kondisi medis dapat menunda kedatangan ASI. Kecil kemungkinannya tidak akan ada ASI sama sekali karena kolostrum dalam jumlah kecil biasanya sudah ada selama beberapa waktu sebelum bayi lahir.

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang 5 ASI booster alami terbaik, catat ya Bun!

[Gambas:Video Haibunda]




PENYEBAB ASI TIDAK KELUAR

Ibu menyusui

Selain Stres, Ini 3 Penyebab ASI Tidak Keluar setelah Melahirkan/Foto: iStock/ Getty Images/Dobrila Vignjevic

Penyebab utama ASI tak keluar

Jika kekurangan ASI, dapat menciptakan siklus suplementasi susu formula dan penurunan regulasi pasokan susu yang mengarah ke lebih banyak susu formula dan pasokan susu yang lebih rendah.

Dalam kondisi tersebut, tak jarang busui dilanda stres dan mempersulit stok ASI untuk keluar. Menurut Shivani Patel, M.D, seorang obstetrics and gynecology, kedengarannya mungkin sulit terutama dengan bayi yang baru lahir. 

"Tetapi, cobalah untuk membatasi stres karena ini menjadi pembunuh nomor satu pasokan ASI terutama dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan," katanya seperti dikutip dari laman Utswmed.

Banner Cara Tingkatkan Daya Ingat AnakBanner Cara Tingkatkan Daya Ingat Anak/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

Selain itu, beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan ASI tidak keluar yakni sebagai berikut ya, Bunda:

1. Melengkapi dengan sufor

Setelah bayi lahir, payudara beroperasi berdasarkan supply and demand. Pemberian ASI eksklusif mendorong permintaan yang lebih tinggi, sehingga payudara menghasilkan lebih banyak ASI. Namun, melengkapi dengan sufor untuk beberapa kali menyusui setiap hari akan memberitahu tubuh bahwa ia tak perlu memproduksi ASI sebanyak itu. Akibatnya, pasokan ASI akan berkurang.

2. Makan atau minum terlalu sedikit

Mungkin Bunda tergoda untuk berdiet setelah melahirkan guna menurunkan berat badan. Tetapi, sebaiknya hal ini dihindari terlebih dahulu ya, Bunda. Pastikan Bunda untuk makan cukup dan mengisi 500 kalori yang dibakar menyusui setiap harinya. Pertimbangkan juga mengonsumsi camilan sehat seperti buah-buahan, selai kacang, dan lainnya.

Penting juga menjaga kecukupan cairan dalam tubuh agar terhindar dari risiko dehidrasi. Jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh sedianya akan mempengaruhi seberapa banyak ASI yang dihasilkan. 

3. Sakit

Gejala kelelahan seperti diare, muntah, atau penurunan nafsu makan dapat menurunkan suplai ASI. Mintalah bantuan di rumah ketika Bunda sedang tidak fit sehingga Bunda dapat berfokus memproduksi ASI, memompa ASI, ataupun menyusui Si Kecil. 

Guna terhindar dari risiko tersebut, pastikan untuk selalu melakukan pemompaan ekstra guna memastikan pasokan ASI tetap berproduksi dengan maksimal.

Masukkan juga makanan yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Misalnya dengan makan oatmeal dimana dapat membantu meningkatkan suplai ASI. 

Selain itu, pastikan untuk selalu memompa ASI baik setelah menyusui bayi ataupun dalam jeda waktu menyusui. Kemudian, minumlah dengan cukup sehingga pasokan ASI tetap terjaga. Lakukan ini setiap kali Bunda menyusui atau memompa selama 24 jam hingga 48 jam sehingga Bunda akan melihat peningkatannya.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda