Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Cara Cegah Insecure Akibat Tuntutan Sosial Harus Menyusui Usai Melahirkan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 29 Sep 2022 07:13 WIB

Ilustrasi Menyusui
Cara Mencegah Insecure Akibat Tuntutan Sosial Harus Bisa Menyusui Usai Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/paulaphoto

ASI menjadi satu-satunya sumber nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir. Harapannya, para Bunda sudah bisa langsung menyusui Si Kecil beberapa waktu setelah kelahirannya.

Pada 24 jam pertama setelah melahirkan, para Bunda biasanya akan didampingi petugas medis untuk belajar menyusui bayinya. Tapi, terkadang hal ini malah menjadi beban, terutama bagi new mom nih.

Bunda menyusui stres karena ASI tak keluar

Tuntutan sosial untuk bisa menyusui dan mengeluarkan ASI usai melahirkan dapat membuat Bunda insecure hingga stres. Pada akhirnya, hal tersebut justru yang memicu ASI tidak keluar. Lalu bagaimana cara mencegah dan mengatasi tuntutan ini ya, Bunda?

Psikolog Anak dan Keluarga, Irma Gustiana M.Psi, mengatakan bahwa tuntutan sosial untuk bisa menyusui anak setelah melahirkan dapat menjadi stresor. Tak hanya untuk new mom, tapi juga bisa dialami Bunda yang sudah punya dua atau tiga anak lho.

Untuk mencegahnya, Bunda perlu menyiapkan sumber daya dalam diri sendiri. Sumber daya ini adalah sesuatu kekuatan yang dapat dikendalikan.

"Kita harus punya sumber daya. Sumber daya itu dari pikiran kita sendiri, kita tahu mana yang bisa kita kendalikan dan mana yang tidak bisa kita kendalikan," kata Irma dalam acara Launching Momsy ASI Boost di Hotel JS Luwansa, Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (26/9/22).

"Kalau omongan orang lain sudah pasti tidak bisa dikendalikan. Sehingga yang dilakukan adalah mengelola pikiran sendiri," sambungnya.

Paham kebutuhan anak dan diri sendiri

Menurut Irma, apa yang harus dikelola adalah kekuatan kita sebagai seorang wanita dan ibu. Kekuatan itu adalah memahami apa yang paling dibutuhkan anak kita dan diri kita sendiri, Bunda.

"Jadi kita yang paling tahu kebutuhan anak kita, diri kita, dan apa yang akan kita kasih ke anak-anak kita," ungkap Irma.

Cari dukungan dari orang sekitar

Selain itu, dukungan dari suami dan keluarga juga penting dalam memaksimalkan sumber daya tersebut. Bunda jangan takut untuk mengutarakan pendapat bila merasa tidak kuat dengan tekanan sosial untuk bisa menyusui anak usai melahirkan.

Bicarakan dengan suami apa yang Bunda butuhkan. Jangan lupa untuk mengutarakan rasa tidak nyaman yang dirasakan ya.

"Jadi kalau ada tekanan secara sosial, maksimalkan sumber daya yang ada dalam diri kita dan bermitra dengan pasangan, jadi memaksimalkan peran suami dan keluarga besar. Sampaikan saya merasa tekanan sosial dan tuntutan ini membebani dan saya tidak nyaman, saya maunya apa. Kita menyampaikan kebutuhan kita," ungkap Irma.

Premature baby born at 25th week of pregnancy sleeping during the kangaroo care session in hospital. Genuine emotions, real scene. Natural light.Cara mencegah agar tuntutan menyusui tak bikin stres/ Foto: Getty Images/IvanJekic

"Itu yang paling penting karena banyak banget yang sepertinya mereka ada beban, tapi enggak tahu atau takut menyampaikannya, sehingga membuat mereka jadi tidak leluasa memaksimalkan peran menjadi seorang ibu."

Tapi bagaimana bila suami justru tidak bisa memberikan bantuan atau menjalankan perannya untuk mendukung Bunda?

Simak jawaban dari Irma di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

SAAT SUAMI TAK BISA MENJADI MITRA DALAM PROSES MENYUSUI

Ilustrasi Menyusui

Cara Mencegah Insecure Akibat Tuntutan Sosial Harus Bisa Menyusui Usai Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/paulaphoto

Lakukan ini saat suami tak bisa memberikan dukungan menyusui

Perasaan insecure saat menyusui dapat muncul karena tekanan sosial, di mana Bunda dituntut untuk harus menyusui usai melahirkan. Perasaan insecure ini sebenarnya bisa ditekan dengan bantuan suami, Bunda.

Tapi, masalah baru bisa muncul bila sang suami juga tidak memahami kebutuhan istrinya atau belum mendapatkan edukasi menyusui. Bunda sebenarnya enggak perlu khawatir. Bunda tetap bisa mencari bantuan dari orang lain yang dipercaya kok.

"Cari bantuan extended family, bisa orang tua, teman terdekat, dan siapapun yang bisa dipercaya untuk mendukung dia, karena ini enggak bisa sendirian. Apalagi kalau suami itu modelnya cuek saja," kata Irma.

Banner Ciri Janin di Perut

Paling penting dalam menghadapi tekanan sosial ini adalah fokus pada diri sendiri dan anak. Jangan menambah rasa insecure hanya karena memikirkan pasangan yang tidak mau mendukung Bunda.

"Jadi kita fokus ke suami, bisa tambah stres dan itu sulit diubah. Sebaiknya, kita fokus sama diri dan anak, itu yang penting," ujar Irma.

Namun, bila Bunda sudah merasa tidak sanggup menghadapi tekanan ini hingga mengganggu aktivitas, sebaiknya konsultasi ke pakar ya. Jangan sampai kondisi ini menetap dalam waktu lama hingga memengaruhi pola asuh kita ke buah hati.

"Kalau itu sudah mengganggu, bisa bikin tidak tidur, makan kurang, gelisah, lebih banyak marah, ya itu harus waspada. Kalau misalnya terjadi bisa mengambil langkah dengan mencari bantuan. Kalau lebih dari 2-3 minggu suasana hati tetap tidak benar, cari bantuan, entah ke psikolog klinis atau psikiater kalau ada gangguan tidur," ungkap Irma.


(ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda