
menyusui
Kenali ciri-ciri ASI Perah Rusak dan Cara penyimpanan yang Benar
HaiBunda
Rabu, 16 Dec 2020 18:03 WIB

ASI atau air susu ibu menjadi satu-satunya nutrisi yang dikonsumsi bayi terutama di 6 bulan pertama kehidupannya. Sejumlah manfaat ASI untuk dukung tumbuh kembang si kecil tidak dapat diragukan lagi ya, Bunda.
Namun, bagi Bunda yang memiliki kebiasaan menyimpan ASI perah (ASIP) di lemari es untuk stok cadangan saat bekerja atau berpergian, sebaiknya patut berhati-hati nih. Sebab, jika tidak disimpan dengan baik, ASI tentu akan rusak atau basi, yang kemudian tidak layak dikonsumsi untuk si kecil.
Jika ASI perah rusak, tentu saja kualitas dan sumber nutrisi penting yang terkandung dalam ASI akan hilang. ASI yang basi tersebut berisiko pada gangguan pencernaan si kecil lho, Bunda.
Kalau Bunda yang sering menyetok ASI di lemari es, kenali tanda-tanda kerusakan ASI dahulu Bunda, sebelum diberikan ke si kecil. Nah, berikut ini ciri-ciri ASI rusak menurut  dr. Ameetha Drupadi, CIMI, yang dikutip dari channel YouTube pribadinya, @Ameetha Drupadi. Disimak ya, Bunda!
1. Muncul bau yang tidak sedap
Sebelum Bunda memberikan ASI kepada si kecil, perhatikan dulu aroma dari ASI tersebut ya, Bunda. Menurut Ameetha, salah satu ciri ASI yang rusak atau basi adalah mulai berbau. "Umumnya baunya seperti muntah," ujar Ameetha.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi aroma ASI nih, Bunda. Di antaranya jika disimpan di freezer terlalu lama. Semakin lama ASI disimpan di kulkas, maka akan menyebabkan bau yang semakin tengik.
"Hal ini dikarenakan enzim lipase yang banyak terkandung dalam ASI, tetapi bukan berarti rusak ya, jadi berbeda," tutur Ameetha.
2. Tekstur susu menjadi lebih kental
ASI perah yang disimpan di lemari es umumnya akan terbagi menjadi dua lapisan, Bunda. Pada lapisan atas, ASI biasanya berwarna putih kekuningan dengan tekstur yang kental. Sedangkan pada lapisan bawah, ASI cenderung berwarna lebih bening dengan tekstur yang lebih encer.
ASI yang segar ini ditandai ketika, susu yang terbagi menjadi dua lapisan ini jika dikocok akan menyatu dengan sempurna. Nah, kalau sudah basi. ASI yang dikocok ini tetap tidak ada perubahan meski sudah digoyang-goyang perlahan. "Bentuknya lebih kental seperti tahu," ujar Ameetha.
Nah, kalau sudah mengental seperti ini, jangan diberikan ke si kecil ya, Bunda. Sebab bisa menimbulkan masalah pencernaan.
3. Berubah rasa
Selain memperhatikan aroma dan konsistensi tekstur susunya, Bunda bisa mencicipinya untuk memastikan apakah ASI tersebut layak dikonsumsi atau tidak.
ASI yang segar dan baik umumnya memiliki rasa yang manis, namun biasanya rasa ASI mengikuti makanan sehari-hari yang Bunda konsumsi.
Jika ASI menjadi basi biasanya ditandai dengan rasa masam atau tengik seperti minuman basi, Bunda. Kalau sudah demikian, sebaiknya langsung dibuang saja ya. Karena ASI perah tersebut sudah tidak layak dikonsumsi.
Nah, supaya ASI tetap terjaga kualitasnya, sebaiknya Bunda perlu memahami bagaimana cara menyimpan, membekukan, dan mencairkan sebelum dikonsumsi untuk si kecil. Melansir dari laman cdv.gov berikut cara menyimpan ASI perah yang benar. Buka di halaman berikutnya ya, Bunda.
Bunda, simak juga yuk tutorial memakai pumping untuk memerah ASI dalam video di bawah ini:
Â
Cara penyimpanan ASI perah yang Benar
Ilustrasi AS perah I/Foto: Getty Images/iStockphoto/comzeal
1. Cuci tangan sebelum memeras atau menangani ASI
Nah, hal utama yang harus dilakukan sebelum Bunda mulai memeras ASI, ialah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air. Jika sabun tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol, setidaknya mengandung 60 persen alkohol. Untuk memompanya, Bunda bisa melakukannya secara manual dengan tangan, pompa manual atau listrik.
Jika menggunakan pompa, pastikan pompa dan pipanya bersih ya, Bunda. Ganti segera jika pipa mulai berjamur.
2. Menyimpan ASI
Nah, untuk menyimpan ASI setelah diperah, Bunda bisa menggunakan kantong penyimpanan ASI atau wadah food grade bersih dengan tutup rapat yang terbuat dari kaca atau plastik.
Hindari botol daur ulang ya, Bunda. Jangan pernah menyimpan ASI dalam lapisan botol sekali pakai atau plastik yang tidak dikhususkan untuk ASI.
Simpan ASI yang baru diperah atau dipompa pada suhu ruangan 77 derajat Fahrenheit, atau bisa lebih dingin hingga 4 jam. Namun, paling baik disimpan di dalam freezer ya, Bunda.
Mungkin terbesit di pikiran Bunda, dimana ASI disimpan, dan apa yang harus dilakukan jika listrik padam? Bunda tidak perlu khawatir, letakkan stok es batu di freezer sebanyak-banyaknya, terutama di pintu lemari es ya, Bunda. "Ini akan menjaga suhunya tetap terjaga saat mati lampu," ujar Ameetha.
3. Mencairkan ASI dengan air hangat
Usahakan mencairkan ASI yang penyimpananya terlama terlebih dahulu. Sebab, seiring waktu kualitas ASI bisa menurun.
Beberapa cara untuk mencairkan ASI diantaranya ialah, Bunda harus menyimpan ASI yang sudah disimpan pada wadah di lemari es semalaman, lalu siapkan wadah berisi air hangat, kemudian letakkan susu tersebut di dalam wadah yang berisi air hangat.
Perlu diperhatikan jangan pernah mencairkan ASI di microwave ya, Bunda. Sebab microwave dapat merusak nutrisi dalam ASI dan bisa membakar mulut bayi.
Gunakan ASI dalam waktu 24 jam setelah dicairkan, setelah itu ASI harus digunakan dalam waktu 2 jam. Jangan pernah membekukannya kembali setelah ASI dicairkan ya, Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
7 Ciri ASI Perah Basi, Kenali Tandanya dari Bau dan Warna

Menyusui
Kenali Ciri-ciri ASI Basi, Termasuk dari Penampilan dan Aromanya

Menyusui
Apa yang Terjadi bila Bayi Minum ASI Basi? Ketahui juga Ciri-cirinya

Menyusui
ASI Perah yang Basi Ternyata Bisa Dimanfaatkan lho untuk Merawat Tubuh Bunda

Menyusui
5 Ciri ASI Perah Basi yang Masih Sulit Dikenali Busui


5 Foto
Menyusui
5 Potret Kiki Amalia Pamerkan Hasil ASI Perah untuk Baby Aleesya yang Berusia 2 Bulan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda