menyusui

Ibu Menyusui Harus Bahagia, Ini Alasan & Manfaatnya untuk Bayi

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Minggu, 28 May 2023 10:26 WIB

Jakarta -

Bahagia saat menyusui membuat agenda menyusui lebih menyenangkan ya, Bunda. Karena itu, sangat penting ibu menyusui harus bahagia. Yuk, cek alasan dan manfaatnya untuk bayi, Bunda.

Menyusui memang perlu dilakukan dengan ketenangan serta kondisi bahagia. Meskipun melelahkan, rasa bahagia tersebut tetap perlu dibangun ya, Bunda. Seperti diketahui bahwa dengan Bunda merasa bahagia maka terdapat pelepasan hormon oksitosin yang diproduksi kelenjar hipofisis di otak.

Hal ini tentunya dapat meningkatkan relaksasi, menurunkan stres dan kecemasan, dan menurunkan tekanan darah. Selain itu, oksitosin juga berpengaruh dalam hubungan sosial, bonding, kepercayaan, dan cinta.


Alasan ibu menyusui harus bahagia

Menyusui memang membantu merangsang pelepasan oksitosin dari otak. Oksitosin memungkinkan bayi mendapatkan ASI dari payudara dan ini pada akhirnya menyebabkan rahim menyusut setelah kelahiran.

Meskipun menyusui dapat menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang, oksitosin memicu refleks let down dan dapat menumbuhkan bonding yang keduanya dapat membantu mempermudah menyusui, seperti dikatakan Donna Murray, RN, BSN, dikutip dari laman Very Well Family.

Ketika bayi menyusu, dan mulutnya menyentuh payudara terutama puting, sel-sel saraf di payudara Bunda mengirimkan sinyal ke otak untuk melepaskan oksitosin. Oksitosin menyebabkan otot-otot di sekitar kelenjar pembuat susu di payudara Bunda berkontraksi.

Saat kelenjar berkontraksi, mereka memeras ASI ke dalam saluran susu. Saluran susu juga berkontraksi untuk mendorong ASI melalui payudara, dan keluar dari puting susu ke bayi. Pelepasan ASI ini disebut refleks let-down. Saat bayi terus menyusu, lebih banyak oksitosin dilepaskan, dan ASI terus mengalir keluar dari payudara dan ke bayi Bunda.

Pelepasan oksitosin saat Bunda sedang menyusui dapat membuat Bunda merasa mengantuk dan rileks. Ini dapat meningkatkan suhu tubuh Bunda sehingga mungkin Bunda merasa panas saat menyusui. Itu juga bisa membuat Bunda merasa haus, atau bahkan membuat sakit kepala.

Oksitosin juga dapat menyebabkan ASI turun saat Bunda tidak menyusui. Bunda mungkin menemukan bahwa payudara Bunda mengeluarkan ASI ketika Bunda berpikir untuk menyusui atau mendengar bayi Bunda menangis.

Di luar itu, oksitosin juga bertanggung jawab atas refleks let-down dan pelepasan ASI dari tubuh Bunda dan itu tidak ada hubungannya dengan jumlah ASI yang akan dihasilkan. Hormon yang berhubungan dengan produksi ASI disebut prolaktin.

Oh ya, Bunda, pelepasan oksitosin yang terjadi selama menyusui juga dapat membantu Bunda menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan bayi. Hormon ini bertanggung jawab atas perasaan cinta yang menimbulkan keinginan untuk mengasuh anak Bunda.

Selama menyusui dan kontak kulit ke kulit, ibu dan bayi menghasilkan oksitosin. Kontak kulit-ke-kulit sering dianjurkan segera setelah lahir untuk membantu meningkatkan pelepasan oksitosin. Ini membantu bayi mencari dan menempel pada payudara, menciptakan kelekatan yang kuat, dan meningkatkan peluang keberhasilan menyusui.

Karenanya, oksitosin memainkan peran penting dalam proses laktasi karena bertanggung jawab untuk pengeluaran ASI. Jika Bunda mengalami masalah menyusui, ada baiknya mengevaluasi bagaimana tubuh Bunda melepaskan hormon atau tidak.

Produk LazadaFoto: Lazada

Kembali lagi kepada masalah mengapa ibu menyusui harus bahagia, tentunya agar faktor hormonalnya pun berjalan dengan baik dan pada akhirnya produksi ASI lancar. Saat ibu menyusui tidak bahagia, perjalanan menyusui dan produksi ASI pun ikut  terkendala. 

Seperti diketahui bahwa depresi atau emosi negatif lainnya dapat mengganggu aliran ASI. Ini disebut juga Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-Mer). Ini merupakan kondisi yang mempengaruhi ibu menyusui yang ditandai dengan disforia tiba-tiba atau emosi negatif yang terjadi tepat sebelum ASI keluar dan berlanjut tidak lebih dari beberapa menit seperti dikutip dari laman La Leche.

Ini merupakan respons fisiologis (bukan respons psikologis) yang tampaknya terkait dengan penurunan tiba-tiba dopamin kimia otak segera sebelum ASI keluar, dan ibu mungkin mengalami perasaan depresi, kecemasan, kerinduan, atau kemarahan segera sebelum mereka merasa adanya masalah dengan refleks let down.

Sebelum masalah tersebut bertambah parah, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi. Sehingga, proses menyusui pun berjalan lancar tanpa hambatan. Dengan begitu, bayi tidak saja mendapatkan kehangatan dari ibunya tetapi juga mendapatkan asupan nutrisi yang cukup karena payudara ibunya memproduksi ASI secara maksimal.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

Simak juga video tentang  5 rekomendasi me time & self care bagi busui yang bekerja:

[Gambas:Video Haibunda]



 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT