Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Penyebab Mastitis pada Ibu Tidak Menyusui, Ketahui Risiko & Cara Mengatasinya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 24 Nov 2023 13:40 WIB

Asian woman is raise hand touch her breast to check cancer  to encourage breast cancer patient and support breast cancer campaign in October month
Penyebab Mastitis pada Ibu Tidak Menyusui, Ketahui Risiko & Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nitcharee Sukhontapirom
Daftar Isi
Jakarta -

Mastitis adalah kondisi umum yang dialami para ibu menyusui. Tetapi ternyata, mastitis juga bisa berisiko pada perempuan yang tidak menyusui. Yuk, kenali penyebab mastitis pada ibu yang tidak menyusui dan bagaimana cara mengatasinya, Bunda.

Bagi ibu menyusui, risiko mastitis mungkin sudah tidak asing lagi. Kehadiran mastitis seringkali hadir dengan berbagai penyebabnya. Termasuk ketika busui tidak rutin menyusui sehingga menyebabkan payudaranya membengkak.

Mastitis pada ibu yang tidak menyusui

Ya, mastitis merupakan kondisi saat payudara perempuan menjadi bengkak, panas, dan nyeri. Penyakit ini memang paling umum terjadi pada ibu menyusui dan biasanya tidak memerlukan perawatan medis. Mastitis biasanya hanya menyerang pada satu payudara dan gejalanya sering kali muncul dengan cepat seperti dikutip dari laman Nhs.

Beberapa gejala umum yang mungkin timbul di antaranya berikut ini ya, Bunda:

1. Area bengkak di payudara yang mungkin terasa panas dan nyeri saat disentuh
2. Benjolan payudara berbentuk biji atau area keras di payudara
3. Rasa sakit yang membakar di payudara yang terus menerus
4. Keluarnya cairan dari puting susu yang mungkin berwarna putih atau mengandung bercak darah
5. Bunda juga mungkin mengalami gejala mirip flu, seperti nyeri, suhu tinggi, menggigil, dan kelelahan.

Berikut ini gejala yang banyak ditunjukkan pada gejala mastitis non-laktasi:

1. Benjolan atau massa payudara
2. Nyeri payudara
3. Kemerahan dan pembengkakan pada payudara
4. Demam
5. Sakit dan nyeri seperti flu
6. Benjolan tersebut mungkin berada di belakang atau dekat puting susu pada mastitis non-laktasi

Pada kasus gejala mastitis non- laktasi, gejalanya memang dapat sangat bervariasi tergantung pada bentuk penyakitnya apakah akut atau kronis, Bunda. Dalam kasus akut misalnya, pasien mengalami nyeri parah pada kelenjar susu, yang tidak memiliki lokalisasi yang jelas.

Payudara itu sendiri bisa menjadi merah dan menjadi bengkak. Ketika penyakit ini berkembang, rasa sakit berpindah ke daerah axillary. Pada saat yang sama, peningkatan ukuran kelenjar getah bening sering dialami.

Suhu tubuh pada mastitis akut sering meningkat hingga 39 derajat dan pasien mengeluh mengigil, lemas, pusing, mual, dan rasa tidak enak badan secara umum. Mastitis non laktasi akut memerlukan penanganan segera oleh ahli mammologi dan ahli bedah.

Pada gejala mastitis yang tidak menyusui jika penyakitnya terjadi dalam kasus kronis, tidaklah terlalu terasa. Di area peradangan, mungkin ada retraksi kulit, dimana terdapat infiltrasi padat.

Untuk menentukan diagnosis mastitis tersebut, dokter biasanya akan melakukan analisa umum pada darah dan urin, ultrasonografi kelenjar susu dan kelenjar getah bening regional, biopsi, dan lainnya.

Tugas utama dokter adalah menekan pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme patologis, memulihkan kekebalan, meredakan keracunan, mencegah kemungkinan komplikasi terapi dan (jika perlu) membersihkan infeksi. Perlu diingat bahwa, mastitis non laktasi dan kanker payudara memiliki gambaran klinis yang sangat mirip. Itu sebabnya, gejala pertama patologi, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.

Penyebab mastitis pada ibu yang tidak menyusui

Jika mastitis terjadi pada perempuan yang tidak menyusui, biasanya disebut dengan mastitis non-laktasi. Seperti halnya mastitis laktasi, kebanyakan penderita dari mastitis non-laktasi ini merupakan perempuan usia subur seperti dikatakan Dr Katherine Burt, dikutip dari laman Boroondaraosteopathy.

Sedianya, berbagai hal memang bisa menjadi penyebab terjadinya mastitis pada ibu yang tidak menyusui ya, Bunda. Agar lebih mengenalinya, simak beberapa penyebabnya berikut ini ya, Bunda:

1. Infeksi dan luka pada kulit

Mastitis dapat terjadi ketika bakteri masuk ke jaringan payudara. Pada busui, hal ini mungkin terjadi jika busui mengalami trauma pada puting susu akibat menyusui. Berbeda halnya pada kasus mastitis non-laktasi, biasanya penyakit ini mungkin timbul dalam bentuk goresan atau luka pada kulit, tindikan yang terinfeksi, atau bahkan eksim yang sudah terinfeksi.

2. Diabetes dan sistem kekebalan tubuh melemah

Kondisi diabetes pada seseorang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap sejumlah infeksi. Termasuk salah satunya rentan dengan serangan mastitis.

Cara meredakan mastitis pada ibu tidak menyusui

Seperti halnya mastitis laktasi, salah satu masalah utama yang dihadapi ialah adanya peradangan. Apa yang terjadi ketika perempuan mengalami peradangan dan infeksi ialah pelepasan protein yang disebut sitokin. Hal ini memicu sel kekebalan tubuh yang menangani masalah tersebut. 

Sel-sel kekebalan ini datang dan kemudian seseorang akan mendapatkan jaringan payudara yang merah dan terasa panas. Untuk mengatasi peradangan tersebut, berikan kompres panas atau dingin, obat anti-inflamasi dan senantiasa konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat baru.

Jika keadaan tidak lekas membaik, ada baiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut secara medis. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda