Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

5 Manfaat Menyusui untuk Bayi yang Sedang Sakit

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 29 Nov 2023 08:10 WIB

Mother holding baby in her arms and kiss in a white bedroom.Love of family concept
5 Manfaat Menyusui untuk Bayi yang Sedang Sakit/Foto: Getty Images/iStockphoto/arto_canon
Daftar Isi
Jakarta -

Saat bayi sakit dan enggan menyusu, sebaiknya Bunda tetap mengupayakan agar Si Kecil tetap mendapatkan pasokan ASI. Sebab, ada banyak manfaat menyusui untuk bayi yang sedang sakit, Bunda.

Melihat Si Kecil sakit memang rasanya sedih sekali ya. Selain tampak lemas, biasanya keinginan menyusunya pun menurun. Tetapi, di tengah kondisi tersebut, menyusui sedianya tetap perlu dilakukan untuk membantu pemulihan kesehatannya. 

Bunda dalam hal ini dapat membantu membuat bayi tetap nyaman, tetap menyusu, dan jika diperlukan Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter anak saat kondisi penyakitnya mengkhawatirkan.

Manfaat menyusui untuk bayi yang sakit

Nutrisi ASI yang menyimpan sejuta manfaat juga berlaku efektivitasnya ketika bayi sedang sakit. Berikut ini beberapa manfaat menyusui untuk bayi yang sakit yang perlu Bunda ketahui:

1. Meningkatkan kekebalan tubuh bayi

Ketika suatu penyakit menghampiri Si Kecil, ASI memberikan khasiat yang meningkatkan kekebalan bayi. Menurut The American Academy of Pediatrics (AAP), ASI mengandung antibodi dari penyakit yang mungkin pernah dideritanya di masa lalu. Dengan kata lain, ASI dapat memberikan bayi manfaat dalam melawan banyak penyakit umum.

2. Melindungi bayi dari risiko infeksi

Selain antibodi, ASI juga mengandung zat pelawan penyakit lainnya. Protein, gula, lemak, dan sel darah putih berfungsi melindungi bayi dari berbagai infeksi terutama infeksi saluran cerna.

Hal ini karena ASI langsung masuk ke sistem pencernaan bayi, tempat tinggalnya serangga perut. Komponen lain dari ASI yang meningkatkan kekebalan bayi termasuk diantaranya protein seperti interleukin-6, 8, dan 10, serta laktoferin yang memiliki kualitas anti-inflamasi. 

3. Melindungi bayi dari berbagai penyakit

ASI dapat membantu merasakan dan mendeteksi patogen yang terpapar pada bayi. Setiap kali bayi menyusu, air liurnya mengirimkan informasi tentang sistem kekebalannya ke ASI dan komposisi ASI akan beradaptasi dengan informasi tersebut. Akibatnya, hal ini menggeser nutrisi dan antibodi untuk membantu bayi melawan patogen saat sakit.

4. Memberikan kenyamanan

Kontak kulit ke kulit membantu menenangkan bayi dan mengatur suasana hati serta suhu tubuhnya ketika mereka merasa tidak enak badan. Saat bayi tidak enak badan, tempat paling nyaman di dunia ialah dipeluk dekat orang tuanya, terutama saat menyusui, kata Robin Williams, IBCLC, dikutip dari laman Nest Collaborative.

5. Mempercepat penyembuhan

Menyusui dapat membantu keluhan penyakit yang dialami bayi lebih cepat pulih ya, Bunda. Misalnya saja ketika bayi demam yang disebabkan virus, infeksi bakteri, imunisasi, atau tumbuh gigi, dengan terus menyusui maka ASI dapat membantu bayi menyembuhkan diri.

Hal ini karena menyusui memberikan hidrasi, kenyamanan, dan antibodi yang sangat dibutuhkan untuk demam yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Ilustrasi menyusuiIlustrasi menyusui/ Foto: Getty Images/FamVeld

Cara ASI beradaptasi dengan bayi yang sakit

Meskipun ASI memiliki dasar kekebalan baik saat bayi sakit atau tidak, ada beberapa hal yang diyakini para ahli bahwa ASI berubah selama bayi sakit. Ada dua cara utama terjadinya hal ini yakni antibodi yang Bunda produksi sebagai respons terhadap suatu infeksi, dan antibodi yang diproduksi setelah tubuh menerima pesan bahwa bayi Bunda sakit.

Seperti yang ditunjukkan the Academy of Breastfeeding Medicine, penelitian menunjukkan bawah begitu Bunda sakit maka Bunda mulai memproduksi antibodi sehingga ketika bayi terpapar virus ini, mereka akan menerima antibodi tersebut dalam ASI dan mendapatkan perlindungan.

Inilah sebabnya mengapa Bunda harus terus menyusui bayi meskipun Bunda merasa tidak enak badan, kata Anita Jiha, IBCLC, seorang Konsultan Laktasi di HCA Florida Mercy Hospital di Miami, Florida, seperti dikutip dari laman Very Well Family.

"Terkadang, orang tua akan sakit, tapi bayinya tidak sakit karena kekebalan yang didapat bayi dari ASI," jelasnya.

Tapi ini berlaku dua arah ya, Bunda. Jika bayi Bunda sakit terlebih dahulu, tubuh akan merespons dengan mengubah komposisi ASI. Hal ini terjadi saat menyusui langsung saat bayi Bunda menyusu pada payudara dan air liurnya bersentuhan dengan puting susu.

Payudara akan merespons air liur bayi yang mengirimkan pesan bahwa sel darah putih dan faktor pelindung bayi perlu ditingkatkan dari ASI.

ASI berubah saat bayi sakit

Meskipun bayi tidak melawan virus, ASI memiliki elemen dasar yang membantu melindungi bayi dari penyakit dan infeksi. Pertama, ASI penuh dengan antibodi.

Antibodi ini paling tinggi terdapat pada kolostrum, ASI yang diterima bayi saat lahir dan selama beberapa hari pertama setelahnya. Antibodi juga tetap ada dalam ASI seluruh waktu saat Bunda menyusui Si Kecil, bahkan ketika Bunda menyusui hingga masa balita atau setelahnya.

ASI juga mengandung campuran protein, lemak, gula, dan sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi. Elemen peningkat kekebalan lainnya termasuk melawan infeksi. Elemen peningkat kekebalan lainnya termasuk laktoferin, laktadherin, antiprotease, dan osteopontin — antivirus dan antiinflamasi yang membantu menjaga sistem kekebalan bayi Bunda tetap kuat seperti dikutip dari laman Healthline.

Menurut the Academy of Breastfeeding Medicine (ABM), terdapat bukti kuat bahwa ASI berubah saat Bunda sakit. Ketika orang tua yang menyusui berada dalam kondisi tidak sehat, antibodi terhadap infeksi tersebut mulai diproduksi segera dan ditemukan dalam ASI.

Bagaimana jika bayi yang pertama kali tertular penyakit ini? ABM mencatat bahwa unsur-unsur pelawan penyakit juga mulai meningkat dalam ASI. Jadi jawaban dari apakah ASI berubah saat bayi sakit? Adalah, ya.

Meski demikian, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, namun terdapat bukti bahwa ASI berubah sebagai respons terhadap penyakit bayi.

Pertama, sebuah penelitian pada 2012 menemukan bahwa ketika bayi mengalami infeksi aktif, kandungan sel darah putih (makrofag) dalam ASI orang tuanya meningkat, begitu pula faktor perlindungan lainnya. Hal ini mendukung gagasan bahwa pertahanan kekebalan tubuh melalui menyusui. 

Selanjutnya, sebuah penelitian pada 2013 mengamati apa yang terjadi pada jumlah dasar leukosit (sejenis sel darah putih) dalam ASI selama orangtua menyusui atau bayinya sakit. Para peneliti menemukan bahwa leukosit meningkat signifikan ketika ibu menyusui atau bayinya sakit.

Setelah penyakitnya berlalu, tingkat leukosit kembali ke tingkat awal yang normal, menunjukkan adanya hubungan antara penyakit dan tingkat leukosit dalam ASI. Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan ada hubungan yang kuat antara kesehatan ibu menyusui dan bayi serta tingkat leukosit dalam ASI mereka.

Dengan adanya kaitan tersebut, sangat penting bagi Bunda tentunya untuk tetap semangat menyusui meski sedang tidak enak badan atau bahkan bayi yang sedang sakit ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda