MENYUSUI
Bolehkah Ibu Menyusui Makan Kikil Sapi atau Kambing?
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Selasa, 27 Feb 2024 08:45 WIBMengonsumsi daging sapi atau kambing saat menyusui seringkali menimbulkan kegalauan. Termasuk olahan dari organ sapi atau kambing lainnya seperti halnya kikil sapi atau kambing. Lantas, bolehkah ibu menyusui makan kikil sapi atau kambing?
Kikil menjadi salah satu olahan populer dari kulit sapi ya, Bunda. Kikil sapi ataupun kambing memang sangat menggoda dimakan. Apalagi saat dimasak dengan bumbu santan yang bertabur rempah. Hmm, kalau sudah begitu rasanya sulit menolak ya, Bunda.
Tetapi, saat menyusui biasanya makan perintilan kambing ataupun sapi bikin maju mundur karena khawatir berpengaruh pada ASI yang diberikan ke bayi. Sebenarnya, boleh enggak ya, busui konsumsi kikil sapi atau kambing?
Ibu menyusui makan kikil sapi atau kambing
Mengenai boleh atau tidaknya mengonsumsi kikil tentunya tidak terlepas dari kandungan yang ada di dalamnya. Seperti diketahui kandungan kikil memiliki protein, kolagen, antioksidan. Tetapi, proses pengolahannya harus diperhatikan betul yakni benar-benar higienis dan benar-benar matang.
Kikil diketahui juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tentunya dapat memengaruhi kesehatan ibu dan juga bayi. Karenanya, mengonsumsi kikil boleh-boleh asa asalkan tidak dalam jumlah banyak ya, Bunda. Hal ini karena adanya kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi pada kikil.
Meski demikian, ada baiknya Bunda mengkonsultasikan hal tersebut dengan dokter ataupun konselor laktasi terkait keamanannya pada Bunda dan juga bayi. Mengingat, setiap ibu menyusui memiliki kondisi kesehatan yang berbeda satu sama lain.
Pentingnya diet seimbang untuk ibu menyusui
Selama menyusui, sedianya memang asupan bergizi seimbang dipenuhi setiap harinya. Pola makan yang sehat dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan energi, dan mendukung kesehatan Bunda dan bayi selama menyusui.
ASI merupakan satu-satunya sumber nutrisi bagi bayi yang baik. Pola makan yang ramah menyusui merupakan cara yang baik untuk mengembalikan fungsi tubuh normal pasca melahirkan. Perlu Bunda ketahui bahwa apa yang Bunda konsumsi memiliki efek langsung secara keseluruhan pada bayi. Untuk itu, pola makan seimbang sangatlah penting diberlakukan.
Secara umum, makanlah porsi sehat berupa buah-buahan segar, sayuran, makanan kaya kalsium, biji-bijian, dan protein berkualitas tinggi. Saat menyusui, Bunda sudah melewati kebutuhan ekstra kalori selama kehamilan dan sekarang setelah menyusui, Bunda memerlukan energi tambahan.
Energi itu berbentuk peningkatan kalori. Jadi, jika Bunda mengonsumsi 2.000 kalori sehari selama kehamilan, misalnya, Bunda sebaiknya meningkatkannya hingga 2.500 kalori saat menyusui.
Prioritas utama adalah memilih makanan pasca melahirkan yang membantu kualitas dan kuantitas ASI dan menghindari makanan yang berdampak negatif terhadap proses menyusui. Apa yang Bunda makan pada akhirnya akan menjadi apa yang dimakan bayi. Nutrisi tubuh Bunda diteruskan ke bayi melalui ASI.
Perlu diingat bahwa variasi makanan itu penting ya, Bunda. Hanya karena buah-buahan, sayuran berdaun hijau, atau makanan padat nutrisi lainnya merupakan makanan super bagi ibu menyusui, Bunda kemudian berlebihan dalam mengonsumsinya. Karenanya, upayakan untuk mendapatkan berbagai nutrisi. Pilih campuran karbohidrat, protein, dan lemak sehat.
Makan kecil dengan camilan sehat di antaranya juga penting karena sesi ini akan membantu Bunda mengisi apa yang sudah Bunda lewatkan saat makan biasa dan memuaskan rasa lapar yang muncul saat Bunda sibuk menjadi ibu baru.
Pastikan Bunda mendapatkan nutrisi dasar dari makanan. Penuhi makanan kaya zat besi, vitamin B12 dan B6, folat; vitamin A, C, dan D, kalsium, seng, yodium, dan kalium. Selain itu, Bunda dapat memenuhi kebutuhan makanan laktasi yang bergizi dengan memasukkan beberapa makanan berikut:
1. Alpukat
Ini merupakan sumber asam folat dan vitamin E & C yang berlimpah, dan beberapa ibu melaporkan bahwa makan alpukat membantu meningkatkan suplai ASI mereka.
2. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan dan polong-polongan merupakan sumber protein, vitamin, mineral, dan fitoestrogen yang baik. Buncis digunakan sebagai galactagogue di Mesir kuno dan saat ini menjadi makanan pokok di masakan Afrika Utara, Timur Tengah, dan Mediterania seperti dikutip dari laman Thechiroplaceformommyandme.
3. Ikan
Ikan air dingin mengandung DHA dan EPA, asam lemak omega-3 yang berperan penting dalam perkembangan otak dan mata. Bunda juga bisa menemukan DHA pada telur, daging merah, dan hati.
4. Daging sapi
Daging merah mengandung protein dan mengandung zat besi ditambah vitamin B12, yang dibutuhkan untuk perkembangan saraf yang baik.
5. Oatmeal
Oatmeal juga mengandung beta-glukan serta fitokimia, protein, serat, dan karbohidrat untuk meningkatkan pasokan susu bergizi. Oatmeal adalah sumber zat besi yang sangat baik. Oatmeal melepaskan hormon oksitosin yang merupakan hormon perasaan senang serta membantu merangsang produksi ASI dan aliran ASI.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)