HaiBunda

MENYUSUI

Kenali Ciri-ciri ASI Basi di Freezer Mulai dari Warna hingga Baunya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 20 May 2024 15:55 WIB
Kenali Ciri-ciri ASI Basi di Freezer Mulai dari Warna hingga Baunya/Foto: Getty Images/Natalya Trofimchuk
Jakarta -

Walaupun disimpan di freezer, Bunda sebaiknya jangan merasa aman karena ASI juga bisa berisiko basi. Yuk, kenali ciri-ciri ASI basi di freezer mulai dari warna hingga baunya, Bun.

Penyimpanan ASI di freezer seharusnya memang menjadi tempat teraman agar ASI bisa bertahan lama. Tetapi, kenyataannya potensi ASI basi di freezer pun bisa terjadi. Karenanya, Bunda harus lebih selektif mengecek kualitas ASI di freezer sebelum diberikan pada bayi.

Risiko ini memang sangat mengkhawatirkan ya, Bunda. Karena, harapannya ketika disimpan di freezer, ASI dapat bertahan lama sesuai daya tahan maksimalnya. Namun, saat mendapati ASI basi tentu saja kepanikan tak bisa dihindari dan Bunda merasa kerja keras memerah ASI jadi sia-sia.


Kenali ciri ASI basi di freezer

Mungkin Bunda pernah mengeluarkan ASI beku dari freezer untuk dicairkan dan terlihat aneh atau baunya tampak beda dari biasanya. Nah, saat Bunda menemui pemandangan tersebut, artinya ASI tersebut kemungkinan basi ya, Bunda.

Rasa kecewa tentu saja ada saat melihat ASI yang sudah susah payah dipompa harus berakhir di tong sampah. Tetapi, ada baiknya Bunda tetap bersikap tenang dan melakukan prosedur penyimpanan ASI yang aman di kemudian hari.

Biasanya, ciri-ciri ASI basi di freezer mungkin tak tampak secara kasat mata ya, Bunda. Hanya saja, ketika ditelisik lebih lanjut, Bunda akan mengetahui bahwa ASI tersebut basi dari penampakannya yang berbeda dari biasanya, Bunda.

Berikut ini beberapa ciri-ciri ASI basi di freezer yang bisa Bunda jadikan panduan:

1. Bintik putih pada ASI beku

Saat dibekukan, ASI terpisah menjadi dua komponen yaitu lemak (krim) dan cairan. Komponen lemaknya bisa tampak berupa bintik putih pada susu beku tersebut. Bunda mungkin memperhatikan bahwa pemisahan lemak terjadi di bagian atas wadah. Misalnya, jika Bunda menyimpan ASI di dalam kantung yang awalnya dibekukan, bercak putih akan terlihat di bagian depan kantung. Jika hal ini terjadi, cukup aduk perlahan susu setelah dicairkan agar komponen-komponennya tercampur kembali.

2. ASI beku berbau

Lipase secara alami terjadi dalam ASI. Tujuannya adalah untuk memecah komponen susu agar lebih mudah dicerna atau diserap dan membantu melawan organisme penyebab penyakit pada bayi.

Beberapa ibu menyusui memproduksi lipase berlebih yang menyebabkan pemecahan lemak susu lebih cepat. Terkadang hal ini bisa mengubah bau atau rasa ASI. Ada yang bilang susunya berbau sabun atau rasanya asam. Meskipun Bunda mungkin melihat perubahan pada ASI setelah dicairkan, sebagian besar bayi tidak merasakannya, seperti dikutip dari laman Thrivelactationcenter.

Jika hal ini terjadi dan bayi menolak susu yang dicairkan, cobalah merebus susu setelah dipompa. Ini membalikkan kerja lipase dan dapat mencegah berkembangnya bau atau rasa yang berbeda.

3. Pemisahan ASI

Setelah ASI dimasukkan ke dalam botol atau kantong penyimpanan, ASI mulai terpisah seiring dengan semakin dinginnya suhu. Lemak dalam susu meningkat dan semakin banyak komponen berbahan dasar air yang tertinggal di dasar wadah.

Hal ini normal, seperti air yang terpisah dari minyak dalam saus salad. Untuk memerah komponen-komponennya kembali sebelum disusui, putar perlahan wadah selama beberapa menit hingga susu tercampur sempurna.

Selain itu, beberapa ciri-ciri ASI basi juga terlihat dari warnanya yang cenderung berubah ya, Bunda. Pada umumnya, ASI segar berwarna putih, kuning muda, krem, atau putih kebiruan.

Selain itu, setelah disimpan selama beberapa waktu, susu dapat terpisah menjadi dua lapisan, yaitu susu encer dan susu kental. Susu encer terlihat di bagian bawah sedangkan lapisan krim terlihat di atas. Jika Bunda mengaduk susu beberapa kali dan masih terpisah menjadi 2 lapisan, itu mungkin menandakan susu sudah basi, seperti dikutip dari laman Breastfeedingperspectives.

Tak hanya dari warna, ciri-ciri ASI basi bisa ditandai juga dari rasanya yang berubah. Terkadang, Bunda dapat mencicipinya untuk memastikan ASI tersebut memang sudah basi. Jika Bunda merasakan rasa asam atau tengik setelah disimpan lama di lemari es, itu bisa jadi tandanya sudah rusak. 

Namun akan lebih sulit untuk mengetahui apakah ASI Bunda memiliki lipase yang tinggi dan disimpan dalam keadaan beku untuk jangka waktu tertentu. Karena, ASI dengan lipase tinggi mungkin akan terasa tidak enak setelah dibekukan, meskipun hal itu tidak ada yang salah. Selain itu, jika susu biasanya tidak terasa seperti ini setelah disimpan, itu juga bisa menjadi tanda bahwa susu tersebut rusak.

Panduan penyimpanan ASI perah yang benar

Setelah mengetahui ciri-ciri ASI basi di freezer, Bunda sebaiknya senantiasa melakukan teknik penyimpanan ASI perah dengan benar. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ya, Bunda:

1. Simpan di bagian belakang pinggirannya

Menyimpan susu di dalam atau di dekat pintu akan membuat susu terkena lebih banyak panas atau fluktuasi suhu akibat membuka dan menutup lemari es. Susu di bagian belakang akan lebih dingin dan lebih mudah disimpan.

2. Simpan dalam wadah tertutup rapat

Kaca, pelapis botol sekali pakai, atau kantong ASI adalah yang terbaik. Plastik keras polipropilen atau polibutilena lebih disukai daripada kantong plastik polietilen lunak. Penting juga untuk memastikan wadah lain di lemari es tertutup rapat agar susu tidak menyerap bau lainnya.

3. Tulis data secara rinci di wadah penyimpanan

Menuliskan tanggal Bunda memeras susu pada wadahnya dapat membantu Bunda memastikan saat hendak menggunakan susu yang lebih dahulu diperah dan sebelum susu tersebut rusak.

Bunda dapat memberi label pada setiap wadah atau memasukkan semua susu dari minggu atau bulan yang sama ke dalam kantong atau kotak yang diberi label seperti dikutip dari laman Wikihow.

4. Bekukan sesegera mungkin

Jika Bunda tidak berencana menggunakan susu dalam lima hingga delapan hari, Bunda harus segera membekukannya. Tempatkan dalam wadah tertutup rapat di bagian belakang freezer.

Gunakan dalam waktu 24 jam setelah pencairan. Penyimpanan daya tahannya akan bergantung pada seberapa sering Bunda membuka freezer. Secara umum, penyimpanan ASI di freezer bisa bertahan antara tiga bulan hingga satu tahun.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Tips Menyimpan ASI Perah saat di Rumah Mati Listrik

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cerita Artis Shezy Idris Jadi Single Parent, Kini Jualan Donat & Baju Demi Anak

Mom's Life Amira Salsabila

Ternyata Ini Alasan Seseorang Jadi Target Gigitan Nyamuk

Mom's Life Tim HaiBunda

7 Tanaman Pembawa Hoki di Dapur Menurut Feng Shui

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Cerita Miskah Shafa Jalani Sidang S1 secara Daring karena Kehamilan Sudah Dekat HPL

Kehamilan Amrikh Palupi

Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

Mom's Life Pritadanes

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Miskah Shafa Jalani Sidang S1 secara Daring karena Kehamilan Sudah Dekat HPL

Ternyata Ini Alasan Seseorang Jadi Target Gigitan Nyamuk

7 Tanaman Pembawa Hoki di Dapur Menurut Feng Shui

5 Potret Teuku Wisnu Ajak Shireen Sungkar Pulang Kampung ke Aceh, Rumah Lama Jadi Sorotan

Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK