MENYUSUI
7 Ciri-ciri ASI Basi Tidak Layak Konsumsi, Bunda Perlu Tahu!
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Rabu, 22 May 2024 14:20 WIBPenyimpanan yang tidak tepat tentunya bisa membuat ASI basi lho, Bunda. Yuk, cari tahu ciri-ciri ASI basi tidak layak konsumsi agar Bunda lebih tenang dan asupan Si kecil juga terjaga.
ASI basi tak selalu bisa terdeteksi jika Bunda tidak mengeceknya secara langsung. Apalagi, dalam kondisi beku, ASI selalu tampak baik-baik saja. Tak heran, banyak busui yang langsung memberikan ASI tersebut. Padahal, ASI tersebut sebenarnya sudah basi dan membuat bayi berisiko terkena gangguan pencernaan karena sudah mengonsumsi ASI basi.
Berbagai alasan memang bisa membuat ASI basi dan tidak layak konsumsi. Jika sudah begini, ASI pun terpaksa harus dibuang dan tak bisa lagi dimanfaatkan. Biarpun merasa sayang karena perjuangan memompa setetes ASI tidaklah mudah, tetapi ASI basi dan tidak layak konsumsi memang sebaiknya masuk tong sampah sesegera mungkin.
Ciri-ciri ASI basi tidak layak konsumsi
ASI sedianya memiliki semua kandungan nilai gizi yang diperlukan ya, Bunda, seperti gula, protein, lemak, vitamin, garam mineral, dan lainnya. Semua nutrisi tersebut sangatlah bermanfaat bagi penyerapan dan perkembangan bayi.
Karena itu, meski tidak ada waktu untuk menyusui secara langsung, banyak ibu tetap berusaha memompa ASI yang diawetkan agar anaknya dapat menggunakannya secara bertahap.
Sayangnya, dalam proses penyimpanannya, karena berbagai alasan, ASI tersebut justru basi dan menimbulkan bau serta rasa yang asam. Berikut ini beberapa ciri-ciri ASI basi dan tidak layak konsumsi ya, Bunda:
1. ASI yang dicairkan berbau asam
Biasanya, ASI yang normal berwarna putih gading dan memiliki aroma sedap serta tidak asam. Karenanya, ketika mendapati kantong penyimpan ASI tericum bau amis, asam, tidak sedap, tidak harum, maka ASI sudah pasti basi.
2. Tidak tercampur saat diputar
ASI secara alami terpisah saat mengendap dan dapat disalahartikan sebagai ASI yang basi karena lemaknya menumpuk. Bunda dapat menguji coba dengan mengaduknya. Jika tidak tercampur saat diaduk, ada baiknya melihat lebih dekat untuk memastikan bahwa ASI tidak tercampur.
3. Disimpan di kulkas lebih dari 4 hari
ASI segar memang bisa disimpan di lemari es hingga empat hari. Tetapi, jika sudah habis diminum, harus digunakan dalam waktu 24 jam. ASI yang disimpan lebih dari empat hari kemungkinan besar sudah basi dan tidak dapat digunakan, seperti dikutip dari laman Romper.
4. Tidak disimpan dengan benar
Jika ASI tidak tersegel atau disimpan dengan benar atau kantung dan wadahnya sobek, kemungkinan ASI rusak semakin besar. Gunakan wadah ASI yang aman dan dirancang tahan terhadap kondisi penyimpanan agar lebih aman daya tahannya.
5. Rasa ASI asam
Rasa asam bisa menandakan ASI sudah basi. Bunda dapat menciumnya dan jika merasakan aroma ASI asam, sebaiknya segera membuangnya.
6. ASI beraroma amis
Jika Bunda merasakan ASI aromanya berbeda dari biasanya seperti amis dan tidak sedap, kemungkinan ASI tersebut sudah basi ya, Bunda. Dan, nutrisi di dalam ASI juga tidak lagi terjamin.
7. Terdapat buih yang mengapung di permukaan
Jika terlihat buih yang mengapung di permukaan, walaupun dikocok masih terpisah dari lapisan ASI, besar kemungkinan ASI sudah basi sehingga sebaiknya tidak diberikan pada bayi.
Cara mencegah agar ASI tidak basi dan layak dikonsumsi
Berbagai penyebab ASI basi memang bisa disebabkan berbagai faktor ya, Bunda. Kebersihan alat memompa ASI yang kurang maksimal hingga wadah penyimpanan yang tak memenuhi syarat bisa jadi penyebabnya.
Jika Bunda ingin ASI yang disimpan tetap maksimal daya tahannya, ada baiknya mengikuti tips berikut ini ya, Bunda:
1. Jagalah kebersihan saat memompa ASI. Selalu cuci tangan sebelum memompa.
2. Sterilkan alat, botol, dan kantong penyimpanan ASI agar bersih dan higienis sebelum digunakan.
3. Simpan ASI dalam freezer jika Bunda belum rencana menggunakannya.
4. Saat mengambil ASI, hindari pemanasan langsung tetapi cairkan ASI secara perlahan melalui air hangat yang mengalir.
5. Gunakan ASI yang terlebih dahulu disimpan.
6. Simpan ASI dalam wadah botol berbahan kaca dan plastik yang teridentifikasi bebas BPA seperti dikutip dari laman Baby Center.
7. Simpanlah ASI dalam jumlah sedikit sesuai yang biasa diminum bayi dalam sekali menyusui.
8. Tuliskan tanggal perasan ASI pada setiap botol atau wadah.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)