HaiBunda

MENYUSUI

Mengenal ASI Transisi, Bercampurnya Kolostrum dengan ASI

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Minggu, 02 Jun 2024 08:00 WIB
Mengenal ASI Transisi, Bercampurnya Kolostrum dengan ASI/Foto: Getty Images/Graphicscoco
Jakarta -

Tahapan keluarnya ASI memang memiliki tahapan-tahapan tertentu termasuk adanya ASI transisi di dalamnya. Yuk, mengenal ASI transisi, bercampurnya kolostrum dengan ASI ya, Bunda.

Berbicara mengenai ASI yang keluar dari payudara ibu, memang tidak banyak diketahui secara mendetail para ibu menyusui Padahal, ada tahapan di dalamnya yang perlu Bunda tahu agar menyusui lebih efektif.

Mengenal ASI transisi

ASI transisi merupakan ASI kental yang segera menyusul kolostrum. Fase ASI transisi diproduksi sekitar dua hingga lima hari setelah kelahiran hingga sepuluh hingga empat belas hari setelah kelahiran.


Mengingat payudara ibu menyusui akan menyuplai ASI transisi dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan kolostrum, maka payudara akan menjadi lebih besar dan kencang pada tahap ini.

Rasa penuh ini baru mungkin terasa tidak nyaman pada awalnya dan mungkin membuat bayi lebih sulit menyusu dengan benar. Namun, dengan latihan dan bantuan spesialis laktasi, mereka akan memberikan bantuan agar bayi melekat dengan benar.

Terkadang, memerah sedikit ASI dengan tangan akan membantu melunakkan areola sehingga memudahkan bayi untuk menyusu. Tetesan susu pada puting juga akan mendorong bayi untuk menyusu. Menyusui akan mengurangi tekanan pada payudara dan membuat Bunda merasa lebih nyaman seperti dikutip dari laman Healthy Children.

Kapan tahap transisi ASI dimulai?

Perlu Bunda ketahui bahwa ASI transisi merupakan tahap kedua produksi ASI. Ini akan mengikuti produksi kolostrum (ASI tahap pertama) dan mendahului ASI matang (ASI tahap ketiga dan terakhir). Setelah ASI transisi mulai masuk, biasanya ASI akan bertahan sekitar dua minggu. 

Kemudian, ASI akan berubah dari kolostrum menjadi ASI transisi sekitar lima hari setelah kelahiran bayi. Fase peralihan ASI adalah waktu yang sering disebut dengan ASI 'masuk'. Selama waktu ini, Bunda mungkin memperhatikan bahwa payudara Bunda terisi ASI dan mungkin menjadi besar, berat, dan bengkak.

Jika Bunda tidak menyadari payudara Bunda terisi ASI transisi seminggu penuh setelah bayi Bunda lahir, sebaiknya Bunda menghubungi dokter. Keterlambatan produksi ASI bisa berbahaya bagi bayi ya, Bunda, seperti dikutip dari laman Very Well Family.

Seperti diketahui bahwa peralihan ASI yang tertunda dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan pada bayi. Jika ASI Bunda tidak keluar, Bunda perlu mencari tahu apa yang menyebabkan keterlambatan tersebut dan memperbaikinya sesegera mungkin.

Seperti apa bentuk ASI transisi?

Tahap peralihan ASI dimulai kira-kira pada hari kelima setelah kelahiran bayi dan berlanjut hingga ASI matang sepenuhnya sekitar dua hingga tiga minggu pasca persalinan. Seluruh tahap peralihan ASI berlangsung selama kurang lebih 10 hingga 14 hari hingga ASI matang keluar.

ASI bisa bermacam-macam warna dan coraknya. Kolostrum biasanya berwarna kuning atau oranye dan konsistensinya kental. ASI matang lebih encer dibandingkan kolostrum, dan biasanya berwarna putih, kuning muda, atau berwarna biru.

Karena ASI transisi adalah campuran dari kedua jenis ASI ini, maka ASI dapat berupa kombinasi konsistensi dan warna apa pun. Pada awalnya akan tampak lebih kuning dan krem. Namun, seiring berjalannya waktu dan susu yang lebih matang diproduksi dan dicampur, ASI transisi akan mulai tampak seperti susu matang yang lebih encer dan lebih putih.

Berapa banyak ASI transisi yang akan dihasilkan?

Dibandingkan kolostrum yang hanya diproduksi dalam jumlah sangat sedikit, pasokan ASI transisi jauh lebih besar. Bunda akan mulai memproduksi sekitar 1 hingga 4 sendok teh kolostrum sehari pada hari kedua atau ketiga setelah bayi lahir hingga menghasilkan sekitar 20 ons ASI transisi sehari sekitar seminggu kemudian.

ASI transisi merupakan kombinasi dari semua nutrisi dan khasiat kesehatan yang membentuk kolostrum dan ASI matang, namun memiliki lebih banyak kalori daripada kolostrum. Di dalamnya berisi semua nutrisi yang dibutuhkan bayi selama tahap perkembangan ini.

Dan, saat ASI berubah dari kolostrum menjadi ASI matang, jumlah protein dan antibodi dalam ASI transisi mulai turun sedikit. Tapi, jumlah lemak, gula, dan kalorinya meningkat. Kadar lemak, gula, dan kalori yang lebih tinggi ini membantu bayi mendapatkan kembali sebagian berat badannya yang hilang secara alami dalam beberapa hari pertama setelah lahir.

Oh iya, Bunda, terkait dengan ASI transisi perlu diingat bahwa dalam sebagian besar keadaan, tubuh akan memproduksi kolostrum dan ASI transisi setelah Bunda melahirkan, terlepas dari Bunda memilih untuk menyusui atau tidak. Meskipun tubuh akan membuat ASI secara otomatis selama beberapa minggu pertama, hal ini akan melambat, dan produksi pada akhirnya akan berhenti jika Bunda tidak sering menyusui atau memompa ASI.

Untuk membangun dan menjaga suplai ASI yang sehat, Bunda harus menyusui bayi baru lahir setiap satu hingga tiga jam sepanjang hari dan malam (delapan hingga 12 kali sehari). Penting juga untuk mempraktikkan perawatan diri dengan cukup tidur dan mengonsumsi makanan bergizi.

Jika Bunda bermasalah dengan produksi ASI dan masalah menyusui lainnya, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter ataupun konselor laktasi agar mendapatkan penanganan secepatnya. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

 

 

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

6 Cara Mengetahui Bahwa Bayi Mendapat Cukup ASI

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK