New York, AS -
Sebagai ibu, sering kali kita ingin melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Keinginan itu terkadang melahirkan kekhawatiran adanya cap dari orang lain bahwa kita bukan ibu yang baik saat dengan mudahnya meminta tolong.
Ya, kisah ini datang dari seorang
ibu yang tidak diketahui namanya dari sebuah akun Instagram. Humans of New York. Dalam postingan akun ini, terdapat foto perempuan yang sedang menyusui anaknya. Perempuan itu berbagi kisah menjalani keseharian seorang ibu.
Dia bercerita ketika seorang perempuan jadi ibu, rasanya sulit banget untuk minta tolong. Apalagi menurut dia memang sudah tugas kita menjadi seorang 'ibu' sehingga kita nggak akan pernah bisa bilang, 'Saya butuh pertolongan untuk jadi ibu'. Apalagi saat minta tolong, rasanya diri ini seakan-akan bukan ibu yang baik. Pernah merasakan hal itu, Bun?
"Saya mengandung anak ini selama 9 bulan. Saya tahu dia akan lahir dan saya merasa harus bisa menanganinya. Saya tidak ingin meminta tolong pada orang lain karena bisa mengganggu hidup mereka, khususnya pada orang yang tak ada hubungannya dengan bayi ini. Tapi, pada akhirnya saya pun menyerah...," ucap wanita tersebut.
[Gambas:Instagram]
Si ibu bilang menjadi ibu selama 24 jam dalam tujuh hari kadang kala bisa membuatnya 'gila'. Akhirnya, ibu ini membiarkan semua hal buruk terjadi pada diri dan hidupnya meski sebenarnya dia tahu hal ini nggak sehat untuk dirinya, lingkungan, serta hubungannya dengan orang lain.
"Saat mulai kehilangan kesabaran. Daripada bertanya, 'Bisakah kamu membantu saya?', saya akan langsung bertanya, 'Kenapa kamu nggak membantu saya?'" lanjutnya.
Ya, kadang kita ingin menjadi
ibu yang sempurna di depan anak-anak dan orang lain. Bisa melakukan semua hal dan mampu menyelesaikan masalah sendiri tanpa harus merepotkan orang lain. Kadang karena khawatir beberapa hal berjalan nggak sesuai dengan yang diinginkan, kita pun berupaya melakukan semua sendiri. Tanpa sadar kita pun 'memaksa' diri menjadi perkasa dan stres pun melanda.
Psikolog Vera Itabiliana beberapa waktu bilang seseorang cenderung stres ketika harapan nggak sesuai realita. Nah, karena itu ekspektasi nggak boleh berlebihan alias nggak realistis dan nggak fleksibel.
"Tanpa target di luar diri kita, diri kita sudah berubah. Jangan diperberat dengan hal lain. Usahakan agar kita lebih rileks, sehingga nggak gampang tertekan. Kadang kita nggak perlu jadi perkasa jika energi yang kita punya nggak sebesar orang lain atau yang kita harapkan. Tiap orang beda-beda. Coba lebih rileks dengan jalan pagi, yoga, komunikasi dengan pasangan dan berbagi peran dengan suami," saran Vera.
Oh iya,
ibu sering juga ya menganggap suami harusnya tahu semua tanpa harus kita beri tahu. Tapi nyatanya mereka nggak secanggih itu sehingga harus tahu sendiri semua hal. Nggak apa-apa kalau kita harus kasih tahu atau minta tolong suami untuk melakukan sesuatu, meski cara atau hasilnya nggak sesuai ekspektasi kita.
(rdn)