Jakarta -
Setia hingga maut memisahkan, itulah yang menggambarkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan mendiang
Ani Yudhoyono. Dikabarkan oleh Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, Ani Yudhoyono dinyatakan meninggal dunia saat dirawat intesif di NUH, Singapura. Ani menghembuskan napas terakhir usai melawan penyakit kanker darah.
SBY dan Ani Yudhoyono adalah pasangan yang romantis dan saling setia. Kilas balik saat keduanya melakukan proses pendekatan, diceritakan SBY, keduanya saling bersurat-suratan. SBY mendekati Ani dengan puisi indah nan romantis berjudul 'Flamboyan'.
"Waktu itu kan ya namanya masih muda dan tidak setiap saat bisa bertemu, agak sulit melihat body language misalnya," kenang SBY dalam program acara 'Rosi' yang pernah disiarkan Kompas TV beberapa waktu lalu.
Kala itu, SBY sama sekali enggak merasa malu untuk menulis puisi lewat surat. Selain Flamboyan, banyak puisi indah lainnya dari SBY yang membuat Ani jatuh cinta. Akan tetapi, puisi 'Flamboyan' lah yang selalu dikenang.
"Ketika masih bersurat-suratan salah satu puisi berjudul Flamboyan inilah dikirimkan kepada saya," kata
Ani Yudhoyono.
Berikut puisi Flamboyan yang ditulis SBY:
Kembang merah di ujung kotaMenunggu sapa angin utaraAtau langkah kuda penarik keretaPembawa berita dan simfoni cintaFlamboyanKaulah yang dirindukanSang pengembaraYang menapaki keringat tanpa huru haraHingga puncak almamater para ksatriaJika bungamu jatuh berguguranDalam semerbak wangi sinar pesonaKau ucapkan selamat datangPada pengembara berpedati tuaYang tak henti berucap bahagiaKarena perjalanan panjangnya tidak sia-siaBerakhir dibatas kota...Bagaimana, Bun? Indah dan memikat hati ya. Tak heran Ani Yudhoyono jatuh hati dengan SBY. Meski sekarang sudah terpisah secara fisik, namun kita semua yakin, kasihnya tetap tersambung dan cinta keduanya tak pernah pudar. Saat menemani di hari-hari terakhir Ani Yudhoyono, SBY selalu setia mendampingi, mendorong kursi roda, hingga menggenggam tangan sang istri.
Studi yang dilakukan University of Colorado Boulder dan University of Haifa menemukan menggenggam tangan pasangan bisa mensinkronkan napas dan detak jantung kita dengan pasangan. Gelombang dalam otak juga lebih sinkron ketika kita menggenggam tangan pasangan.
"Makin berempati dan nyaman seseorang dengan pasangannya, makin sinkron gelombang otak mereka ketika berpegangan tangan. Berpegangan tangan yang merupakan sentuhan fisik bisa jadi bahasa cinta
pasangan suami istri," tutur Silvia dikutip dari
Essential Kids.Rest in peace, Bu Ani.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/rdn)