Jakarta -
Kita selama ini lebih sering mendengar maag ketimbang gastritis. Memang penyebab dan gejala
gastritis dengan maag sangat mirip, Bun. Tapi keduanya berbeda.
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan lambung. Artinya, lapisan tersebut menjadi berwarna merah dan bengkak. Berbeda dengan maag yang merupakan luka terbuka yang lebih dalam di lapisan perut.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam Jennifer Robinson MD, gastritis akut terjadi secara tiba-tiba, dan sering merespons terapi yang tepat. Sedangkan gastritis kronis berkembang perlahan.
"Gastritis bisa sangat bervariasi, dari ringan hingga berat. Gejalanya juga tidak selalu berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit. Tapi, kalau gastritis dibiarkan dan tidak diobati, bisa menyebabkan banyak kehilangan darah dan dapat meningkatkan risiko kanker perut," tutur Robinson dilansir
Web MD.Menurut Robinson, gastritis bisa disebabkan iritasi akibat konsumsi alkohol berlebihan, muntah kronis, stres, atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin atau obat antiinflamasi lainnya. Tapi, gastritis juga bisa disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Helicobacter pylori (H. pylori)
Bakteri yang hidup di lapisan mukosa lambung. Namun, sebenarnya tidak semua orang dengan H.pylori akan mengalami gastritis.
2. Refluks empedu
Arus balik empedu ke lambung dari saluran empedu (yang menghubungkan ke hati dan kantong empedu)
Sedangkan Dr.Charles Patrcik Davis, MD, PhD, dokter bersertifikat Emergency Medicine mengatakan, ada beberapa penyebab
gastritis.
ilustrasi gastritis/ Foto: Shutterstock |
1. Obat-obatan seperti aspirin, steroid, dan obat kemoterapi.
2. Kondisi medis di mana orang yang sakit kritis lebih mudah mengalami gastritis.
3. Pascaoperasi
4. Radiasi untuk terapi kanker
5. Penyakit autoimun
6. Muntah kronis
7. Infeksi seperti TBC, infeksi virus, jamur, dan parasit.
"Ada pula penyebab lain seperti stres, konsumsi kafein juga alkohol, dan merokok," tutur Davis dilansir
Emedicinhealth.
Dia juga menjelaskan ada gastritis autoimun di mana tubuh menyerang sel-sel yang melapisi perut. Kondisi ini biasanya ditemukan pada orang dengan kelainan autoimun. Lalu, eosinofilik Gastroenteritis.
"Ini merupakan gastritis yang tidak biasa karena infiltrasi eosinofilik pada dinding lambung. Ada pula gastritis refluks empedu yaitu komplikasi pasca-gastrektomi yang menyebabkan sakit perut,
muntah, dan penurunan berat badan," pungkas Davis.
Bunda, simak juga 4 gerakan untuk kencangkan perut di video berikut.
(rdn/rdn)