Jakarta -
Seorang wanita bernama Wu Huayan mengejutkan orang-orang di China. Wanita muda berusia 24 itu mengalami
malnutrisi. Padahal, ia sedang berjuang untuk belajar dan mendukung adiknya yang sakit.
Kisah Wu juga memicu kemarahan pihak berwenang karena gagal mengetahui keadaannya dan membantunya lebih awal. Setelah cerita itu dilaporkan, sumbangan mulai mengalir untuk mahasiswa di kota Guiyang itu. Dilaporkan BBC, uang berjumlah sekitar 800.000 yuan atau kurang lebih Rp1,5 miliar telah mengalir untuk Wu.
Sebelumnya, di bulan Oktober wanita muda itu pergi ke rumah sakit setelah mengalami kesulitan bernafas, menurut media China. Wu dinyatakan mengalami malnutrisi parah.
"Tingginya hanya 135 cm, beratnya tidak lebih dari 20 kg," demikian tulis media tersebut.
Para dokter menemukan dia menderita masalah jantung dan ginjal karena menghabiskan lima tahun makan makanan dalam jumlah yang sangat sedikit. Dia bilang, dia perlu menyimpan uang untuk mendukung saudara lelakinya yang sakit.
Wu Huayan kehilangan ibunya ketika dia berusia empat tahun dan ayahnya meninggal ketika dia masih di sekolah. Dia dan saudara lelakinya kemudian didukung oleh nenek, paman dan bibi. Mereka hanya bisa mendukung Wu dan saudaranya 300 yuan (kurang lebih Rp600 ribu) setiap bulan.
 ilustrasi wanita kurang gizi/ / Foto: iStock |
Sebagian besar uang itu digunakan untuk biaya pengobatan adik lelakinya, yang memiliki masalah kesehatan mental. Ini berarti Wu hanya menghabiskan 2 yuan atau Rp4 ribu sehari untuk dirinya sendiri, bertahan hidup dengan makan cabai dan nasi.
Pejabat merilis pernyataan yang mengatakan Wu telah menerima subsidi minimum pemerintah, diperkirakan antara 300 dan 700 yuan (Rp600 ribu hingga Rp1,4 juta) sebulan dan sekarang mendapatkan dana bantuan darurat sebesar 20.000 yuan atau kurang lebih Rp39 juta.
"Kami akan terus mengikuti kasus gadis yang berpikiran kuat dan baik ini," kata Biro Urusan Sipil Kota Tongren.
Soal nutrisi, memang harus diperhatikan sejak kecil. Jika orang tuanya tak ada, maka anggota keluarganya lah yang harus perhatian. Menurut United Nations Children's Fund (UNICEF) melaporkan, 40 persen anak-anak di bawah usia 5 tahun mengalami
malnutrisi. Data ini mencakup tiga negara di Asia, yaitu Filipina, Indonesia, dan Malaysia.
Penyebabnya karena kondisi ekonomi dan standar hidup tinggi. Selain itu juga karena kurangnya kesadaran orang tua bekerja untuk memikirkan asupan nutrisi yang dimakan anak.
"Orang tua percaya kalau yang terpenting adalah membuat anak kenyang. Mereka tidak lagi memikirkan asupan protein, kalsium, dan serat yang dibutuhkan anaknya," kata Hasbullah Thabrany, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, dilansir The Star.
Sedangkan menurut spesialisÂ
nutrisi UNICEF Asia, Mueni Mutunga, tren ini kembali ke keluarga yang mulai meninggalkan pola makan tradisional. Kebanyakan mulai menerapkan makanan modern yang lebih terjangkau, mudah diakses, dan disiapkan.
Simak juga penjelasan dokter soal stunting melalui video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)