
moms-life
Kenali BDSM, Aktivitas Seks yang Identik dengan Dominasi & Sadisme
HaiBunda
Jumat, 09 Jul 2021 21:55 WIB

Hubungan seks biasanya dilakukan secara perlahan dan penuh keintiman. Namun hal ini tidak berlaku pada BDSM. Aktivitas seks BDSM justru identik dengan sadisme dan masokisme.
Jenis aktivitas seks BDSM mulai banyak dikenal setelah ditampilkan dalam film 'Fifty Shades of Grey'. Tak sekadar bermain roleplay atau fantasi seks biasa, ada aturan-aturan penting dalam BDSM.
Apa itu BDSM?
BDSM adalah berbagai aktivitas seksual yang berkisar dari bermain peran, dominasi dan ketundukan, pengekangan dan berbagai perilaku seksual tak biasa lainnya.
Kegiatan saat berhubungan seks ala BDSM berbeda dari hubungan lainnya, di mana ada dua peran yang berlaku: 'dominan' dan 'penurut'. Sementara dalam hubungan seks sewajarnya, tidak ada pembagian peran seperti itu.
Dalam BDSM ada beberapa subkategori termasuk bondage & discipline, dominance and submission, serta sadism and masochism. Â
1. Â Bondage & discipline
Bondage dilakukan dengan mengikat bagian tubuh pasangan bersama-sama dan menggunakan pengekangan. Misalnya seperti penggunaan borgol, tali atau rantai. Discipline, di sisi lain, mengacu pada pengekangan psikologis atau penggunaan hukuman fisik seperti cambuk.
2. Dominance and submission
Dominance and submission mengacu pada 'ritual' yang berhubungan dengan aspek mental BDSM. Termasuk memberi atau menerima kendali dari pasangan atas yang lain. Sering kali ada kontrak yang dibuat dalam jenis hubungan BDSM, seperti yang terjadi pada tokoh Christian dan Anna di film 'Fifty Shades of Grey'.Â
Kontrak menguraikan persetujuan formal dan aspek bagaimana hubungan BDSM akan ditata. Namun demikian kontrak-kontrak ini tidak mengikat secara hukum.
3. Sadism and masochism
Sadisme dan masokisme, terkadang disingkat menjadi sadomasokisme, mengacu pada pertukaran rasa sakit fisik atau emosional. Sadisme adalah kesenangan seseorang berasal dari menimbulkan rasa sakit pada pasangan. Di sisi lain, dalam masokisme, pasangan mendapatkan kesenangan karena disakiti.
Dalam beberapa tahun terakhir, BDSM telah menjadi istilah yang mencakup semua aktivitas seksual antara pihak yang bersepakat. Waktu yang digunakan untuk kegiatan BDSM biasanya disebut sebagai 'bermain'. Aktivitas tidak harus mencakup penetrasi seksual, tetapi dapat juga terjadi dalam satu sesi.
Penggunaan safeword dalam aktivitas BDSM
Dalam BDSM ada penekanan pada persetujuan, yang membedakan kegiatan ini dengan kekerasan dalam rumah tangga. Namun, pasangan dapat menarik persetujuan mereka kapan saja dalam suatu sesi dengan menggunakan safeword alias kata aman.
Ini merupakan kode komunikasi yang digunakan untuk memberi tahu pasangan lain bahwa segala sesuatunya menjadi terlalu intens.
Safeword berbentuk kata atau frase yang dipilih oleh pihak-pihak yang terlibat. Misalnya seperti 'tidak', 'berhenti', atau 'jangan'. Bisa juga dengan menggunakan kode warna 'merah' atau 'kuning'. Umumnya, 'merah' berarti setiap aktivitas seksual harus segera dihentikan, sedangkan 'kuning' berarti melambat.
Simak pendapat ahli tentang BDSM di halaman berikutnya!
PENDAPAT AHLI MENGENAI BDSM
Foto: Getty Images/iStockphoto/shironosov
Terapis seks Dr. Stephanie Hunter Jones, mengungkapkan bahwa penerapan BDSM kini sudah mulai marak dilakukan. Dilansir Time, Jones menyebutkan pentingnya komitmen dan konsisten pada aturan yang dibuat masing-masing pasangan.
"Permainan BDSM selalu konsensual. Saya mengajurkan pentingnya membuat safeword. Ini menjadi kunci penting BDSM. Setiap kali salah satu dari pasangan mengucapkan kata itu, maka apa yang terjadi harus dihentikan. Tidak perlu ditanyakan lagi," tutur Jones.Â
Rencana BDSM dalam Rancangan UU Ketahanan Keluarga
Dikutip dari detikcom, pemerintah kini berencana mengatur perilaku orang yang melakukan BDSM.Dalam draft Rancangan Undang-undang tentang Ketahanan Keluarga yang salinannya beredar di masyarakat, pelaku BDSM akan direhabilitasi.
Disebutkan bahwa kegiatan BDSM sering diartikan dengan perilaku seks 'sadis' yang pelakunya melakukan hal kasar hingga ekstrem demi mendapatkan kepuasan seksual.
Dalam draf RUU Ketahanan Keluarga yang membahas perilaku BDSM, tertulis dalam Pasal 74 yang mewajibkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah melaksanakan penanganan kerentanan keluarga. Penanganan yang dimaksud, yakni membantu dan mendukung keluarga agar memiliki kepentingan keluarga dalam menghadapi krisis keluarga.
Penyimpangan seksual menjadi salah satu krisis keluarga, di mana BDSM pun termasuk di dalamnya. Hal itu juga sesuai dengan pasal 85 ayat (1) yang berbunyi 'seksual yang ditunjukkan tidak lazim atau dengan cara-cara tidak wajar'.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Biasa Disebar Melalui Kontak Seksual, Bisakah Sifilis Ditularkan Lewat Ciuman?

Mom's Life
Mengenal HSDD, Penyebab Gairah Seks Menurun dan Hubungan Intim Tak Nikmat

Mom's Life
Orgasme Tak Cuma dari Aktivitas Seksual, Ternyata Olahraga Juga Bisa Bun

Mom's Life
Kehidupan Seks Terasa Hambar? 5 Tips Ini Bisa Membantu

Mom's Life
3 Kunci agar Hubungan Seksual Enggak Nyeri Usai Operasi Caesar

Mom's Life
5 Hal yang Wajib Bunda Lakukan Usai Bercinta
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda