Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Waktu Terburuk untuk Melakukan Seks, Penting Diketahui Nih Bun

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 10 Sep 2021 21:45 WIB

Couple - Relationship,love, Sleeping, Banner - Sign, Dating
Foto: Getty Images/iStockphoto/Phaisit

Dalam kehidupan pasangan suami istri, seks mungkin menjadi salah satu aktivitas rutin yang normal. Walaupun begitu, ada beberapa periode waktu di mana seks justru sebaiknya tak dilakukan dulu.

Ya, secara medis ada beberapa kondisi yang membuat Bunda sebaiknya menghindari seks. Berikut ulasannya.

1. Sebelum pap smear

Dikutip dari Web MD, sebelum pap smear menjadi salah satu periode waktu untuk tak dulu berhubungan seks. Ini karena teknologi dasarnya masih melibatkan analisis sel individu dengan mikroskop. 

Keberadaan sisa-sisa air mani bisa membuat pap smear kurang sensitif, jadi seks harus dihindari pada malam sebelum Bunda melakukannya.

2. Mengalami pendarahan atau nyeri vagina 

Sebagian besar wanita sesekali akan mengalami bercak atau rasa sakit saat ovulasi. Tetapi jika Bunda mengalami rasa sakit atau pendarahan yang terus-menerus, maka sebaiknya hindari hubungan seksual. 

Nyeri selama hubungan seksual atau pendarahan setelah hubungan seksual bisa menjadi tanda kelainan serviks, sehingga harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter terlebih dahulu.  

3. Saat ada komplikasi kehamilan

Kehamilan saja sudah membuat aktivitas seks perlu diperhatikan frekuensinya. Jika kehamilan Bunda disertai dengan komplikasi berbahaya, biasanya dokter akan menyarankan untuk tidak dulu berhubungan seks.

Misalnya jika Bunda mengalami rasa sakit atau pendarahan yang tidak dapat dijelaskan, segera hentikan aktivitas seks dan temui dokter. 

Komplikasi kehamilan seperti plasenta previa dan persalinan prematur dapat menjadi semakin berisiko akibat aktivitas seks yang kurang tepat. Maka dari itu, hubungan seks juga harus dihindari dalam situasi tersebut.

4. Pascapersalinan

Setelah operasi caesar dan persalinan normal, Bunda sebaiknya tak berhubungan seks sebelum konsultasi ke dokter. Paling tidak, berikan jeda bagi organ intim dan tubuh untuk memulihkan diri minimal 6 pekan.

Kebanyakan wanita akan mengalami sejumlah robekan setelah persalinan pervaginam, bahkan jika Bunda termasuk tidak mengalaminya maka tetap ada risiko lecet pada labia yang sangat sensitif. 

Melakukan hubungan intim sebelum vagina benar-benar sembuh dapat menyebabkan luka persalinan terbuka kembali dan meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, ada potensi nyeri hebat di vagina, lho. 

Apa lagi waktu-waktu yang dilarang dulu untuk berhubungan seks? Simak di halaman selanjutnya!

Ada cara untuk meningkatkan kualitas sperma secara alami jika Bunda dan suami sedang berusaha jalankan promil. Cek video ini ya:

[Gambas:Video Haibunda]



HINDARI SEKS SAAT INFEKSI, PASCA-OPERASI, DAN SAAT SAKIT

Couple - Relationship,love, Sleeping, Banner - Sign, Dating

Foto: Getty Images/Erdark

5. Saat ada infeksi

Saat Bunda mengalami gejala infeksi panggul atau vagina seperti keputihan yang berbau tak sedap, gatal pada vagina, rasa terbakar, atau nyeri panggul, sebaiknya hindari berhubungan seks sebelum konsultasi ke dokter. 

Memaksakan diri berhubungan seks saat sedang infeksi vagina tidak hanya menyakitkan, tetapi dapat menyebabkan infeksi menyebar ke organ panggul dan menjadi lebih parah.

6. Setelah operasi

Kemajuan teknologi bedah mungkin membuat pasien dapat pulih lebih cepat dari sebelumnya. Namun terkadang meskipun Bunda merasa baik-baik saja, 'bagian dalam' tubuh masih terus memulihkan diri. 

Konsultasi dulu dengan dokter mengenai kapan waktu yang tepat untuk bisa kembali berhubungan seks.

7. Tubuh terasa sedang tak bugar

Ketika Bunda sedang merasa tak bugar dan nyaman, hindari memaksakan diri tetap berhubungan seks. Dilansir Mayo Clinic, faktor fisik dan psikologis dapat memicu dispareunia (nyeri saat berhubungan seks). 

Selain kekeringan pada vagina terkait menopause, nyeri seks dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk iritasi setelah melahirkan, gangguan kulit seperti eksim, dan kejang yang tidak disengaja pada dinding vagina yang disebut vaginismus.

Menurut ahli bedah ginekologi, Nicole Williams, MD, penggunaan pelumas mungkin bisa menambah rasa nyaman. Namun tetap sesuaikan dengan kondisi masing-masing, ya. 


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda