Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Pertimbangan Sebelum Bikin Teras Rooftop Rumah yang Tren Saat Pandemi

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 19 Nov 2021 04:00 WIB

Teras rooftop menjadi tren saat pandemi. Apa Bunda tertarik membangun teras rooftop di rumah? Jika iya, berikut pertimbangan yang Bunda perlu pikirkan.
Ilustrasi tips membuat teras rooftop/Foto: iStock.

Banyak rumah minimalis yang memilih untuk menambahkan teras rooftop dibanding membangun hunian menjadi dua lantai. Selain menekan biaya, teras rooftop juga bisa untuk bersantai dan lebih kekinian. 

Beberapa orang bahkan membangun taman di atas teras rooftop mereka. Pilihan kanopi rooftop yang paling diminati saat ini, terutama untuk rumah minimalis type 36 atau 45. Pembuatan kanopi rooftop tentu menelan biaya yang lebih rendah dibanding membongkar seluruh atap rumah menjadi teras rooftop.

Teras rooftop juga banyak diminati karena menjadi salah satu cara memanfaatkan ruang dalam rumah minimalis yang sempit. Bunda bisa bersantai bersama teman-teman tanpa harus mengundangnya masuk ke dalam rumah.

Selama masa pandemi seperti sekarang, teras rooftop juga menjadi pilihan terbaik karena bisa kumpul bersama kerabat tanpa khawatir berada di satu ruangan tertutup dalam waktu lama. Belum lagi fungsi lain untuk berjemur atau olahraga di teras rooftop tanpa khawatir kontak dengan banyak orang. 

"Teras atap mungkin mendapatkan sinar matahari sepanjang hari. Tergantung orientasi rumah, kalau membelakangi matahari maka menjadi tempat sempurna untuk musim dingin," jelas Michael Montgomery, arsitek utama Arsitektur MMAD, Australia, dilansir dari Houzz.

Banner Rekomendasi 3 Tanaman Hias IndoorFoto: HaiBunda/Mia

Tidak heran jika banyak orang membangun teras rooftop selama masa pandemi. Bagi Bunda yang berencana membangun teras rooftop, berikut tips yang perlu dipertimbangkan.

1. Pilih pembangun yang profesional

Meski terlihat mudah namun Bunda perlu memilih pembangun yang profesional. Jika Bunda tinggal di rumah yang lebih tua atau kuno maka pembuatan teras rooftop tidaklah mudah. 

Teras rooftop menjadi 'pengganti' atap rumah Bunda jadi harus kokoh dan memastikan tak ada kesalahan yang berisiko membahayakan penghuni. Dengan memilih pembangun yang profesional maka juga bisa membuat rumah tetap nyaman walaupun teras rooftop sering digunakan oleh banyak orang.

2. Pikirkan properti tetangga

Sebelum membuat teras rooftop penting bagi Bunda mempertimbangkan dampaknya untuk properti tetangga. Bunda perlu melakukan penyaringan, sebaiknya teras rooftop menghadap mana kah? 

Pertimbangkan properti tetangga, apa mereka membuat kamar mandi tanpa atap di pekarangan belakang rumah sehingga tentu bisa mengganggu saat Bunda membangun teras rooftop di samping rumahnya? Atau mungkin ada pertimbangan lain yang bisa merugikan tetangga. 

"Pertimbangkan dampak dari menghadap ke properti tetangga yang mungkin memerlukan penyaringan. Perubahan estetika rumah dan perencanaan overlay mungkin memerlukan izin yang memerlukan waktu lama," jelas Montgomery. 

3. Pastikan struktur atap rumah memadai

Rumah dengan atap datar memang bagus tapi tetap perlu pertimbangan struktur sebenarnya. Jika ingin memanfaatkan dinding, tembok pembatas rumah, atau struktur yang ada maka pastikan memenuhi persyaratan. 

Untuk itu, Bunda perlu konsultasi dengan insinyur struktur terlebih dahulu yang dapat memastikan pembangunan teras rooftop akan aman dan tahan lama. Belum lagi jika bagian atap rumah Bunda memiliki desain miring.

Baca tips lainnya di halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga video rumah baru Arya Saloka berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]


BIAYA HINGGA PEMILIHAN LANTAI

Young group of stylish people having a festive dinner on the roof terrace. Hipsters hanging out and having great summertime together outdoors

Ilustrasi tips membuat teras rooftop. Foto: Getty Images/iStockphoto/RossHelen.

4. Biayanya lebih mahal dibanding pemasangan atap saja

Mungkin biaya teras rooftop atau kanopi rooftop menjadi lebih mudah dibandingkan membangun rumah 2 lantai. Namun tentu biayanya akan lebih mahal dibanding memasang atap saja. 

Montgomery mengatakan bahwa biayanya bisa 50% lebih mahal dibanding pemasangan atap saja. Belum lagi biaya pembuatan tangga menuju area teras rooftop atau fitur lain yang mungkin Bunda inginkan.

"Roof deck yang sudah jadi (memerlukan struktur tambahan, waterproofing, lantai jadi, pagar, dan sebagainya) kira-kira 40% hingga 50% lebih mahal daripada membangun rangka atap dengan lembaran di area yang sama," jelas Montgomery.

5. Pertimbangkan masalah struktural rumah

Montgomery mengatakan bahwa pertimbangan lain saat ingin membangun teras rooftop adalah masalah struktural. Untuk rumah tua, adanya cerobong asap, tembok pembatas, dinding, dan struktur rumah awal bisa menjadi masalah saat pembuatan teras rooftop.

6. Waterproofing harus bagus

Waterproofing atau bahan pelapis anti bocor yang digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran di dinding, roof deck, atau plafon harus dipasang dengan baik. Waterproofing adalah hal yang tak bisa ditawar.

"Pastikan ada talang yang berukuran benar. Jika ragu maka perbesar saluran air karena hujan deras sering terjadi dalam satu tahun. Selalu ada sisa air meluap dari talang dan berjaga-jaga jika itu tersumbat," saran Montgomery.

7. Lantai teras rooftop

Montgomery mengingatkan bahwa perlunya memikirkan dengan cermat material lantai teras rooftop. Ini karena teras rooftop akan terpapar sinar matahari sepanjang hari. Jika salah memilih lantai teras maka bisa mempengaruhi ruangan di bawahnya, Bunda.

"Ubin umumnya perawatan rendah namun bisa menyebarkan panas dengan cepat kemudian memancarkan panas ke ruangan bawahnya. Ubin juga akan sulit diganti jika terjadi kerusakan. Kayu harus dirawat lebih sering tapi kecil kemungkinan menyebarkan panas di kaki, termasuk ruangan bawahnya. Pilih bahan yang dirancang khusus untuk penggunaan luar ruangan," papar Montgomery.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda