HaiBunda

MOM'S LIFE

Kesenjangan Perawatan Kanker, Ini 3 Masalah Umum yang Dihadapi oleh Indonesia

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 23 Feb 2022 18:45 WIB
Ilustrasi Kanker/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Penyakit kanker adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di dunia, Bunda. Bukan tanpa alasan, hal ini karena kanker bisa menyebar dan menyebabkan kematian.

Dilihat dari Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2020, penderita kanker di Indonesia dari tahun ke tahun selalu meningkat, Bunda. Terhitung pada tahun 2020, penderita kanker RI mencapai 396.914 kasus.

Kasus terbanyak terdapat pada kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, dan kanker usus besar. Ada sekitar 234 ribu kasus kematian karena kanker di tahun 2020, Bunda.


Ada banyak hal yang menyebabkan tingginya tingkat kematian karena kanker. Salah satunya adalah karena adanya kesenjangan dalam pemberian perawatan pada pasien kanker.

Kesenjangan ini bisa diakibatkan oleh berbagai macam hal, Bunda. Mulai dari norma dan diskriminasi gender, kaum minoritas, kemiskinan dan status sosial ekonomi, pemisahan desa dan kota, hingga diskriminasi usia.

Menurut seorang Spesialis Penyakit Dalam Hematologi & Onkologi Medik, dr. Ronald Alexander Hukom,SpPD, KHOM, MHSC, FINASIM, kesenjangan dalam perawatan kanker seharusnya tidak terjadi di Indonesia, Bunda. Ia pun mengakui bahwa negara Amerika Serikat adalah negara yang sangat mendukung perawatan kanker.

"Perkembangan di bidang pengobatan (kanker), Amerika merupakan negara terbesar yang melakukan penelitian tentang obat-obatan baru untuk kanker," katanya dalam acara Webinar Hari Kanker Sedunia, Hentikan Kesenjangan Perawatan Kanker: Literasi Finansial untuk Kesehatan, Selasa (22/2/2022).

Masalah yang dihadapi Indonesia

Menurut Ronald, ada beberapa hal yang menjadi masalah bagi Indonesia sehingga kesenjangan perawatan kanker terjadi di Indonesia, Bunda. Kalau Bunda penasaran dengan deretannya, berikut ini Bubun bantu rangkumkan.

1. Pencegahan primer belum memuaskan

Pada pencegahan primer, terdapat langkah pencegahan dan deteksi dini agar pasien mengetahui penyakitnya dalam stadium dini. Sayangnya, kenyataan yang ada tidak sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.430 tahun 2007, Bunda.

"Kepmenkes yang menyatakan bahwa pengendalian penyakit kanker itu fokusnya pada upaya pencegahan. Ini dipakai sebagai acuan semua pihak untuk mengendalikan penyakit kanker mulai dari tingkat desa hingga provinsi dan pusat," katanya.

"Tapi sampai saat ini mungkin kita melihat bahwa program ini belum memeri hasil yang memuaskan. Mayoritas pasien yang datang dari rumah sakit rujukan dari daerah itu biasanya sudah mencapai stadium 3 atau, yang tentunya angka harapan hidupnya itu lebih kecil," sambungnya kemudian.

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat masalah lainnya, Bunda.

Bunda, simak juga video tips cegah kanker payudara berikut ini:



(mua/som)
BELUM ADA AUDIT BPJS

BELUM ADA AUDIT BPJS

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Bayi Kembar

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK