Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cerita Tukang Martabak di AS, Bingung Jualan karena Telur Rp100 Ribu per Lusin

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Jumat, 27 Jan 2023 08:30 WIB

Top view and close up image of organic chicken eggs are one of the food ingredients on the restaurant table in the kitchen to prepare for cooking. Organic chicken eggs food ingredients concept
Cerita Tukang Martabak di AS, Bingung Jualan Karena Telur Rp100 Ribu per Lusin/Foto: Getty Images/iStockphoto/Poravute

Bunda pencinta martabak? Makanan yang satu ini tak hanya bisa dijumpai di Indonesia saja, melainkan juga di luar negeri. Bahkan martabak Indonesia sudah sampai ke Amerika Serikat.

Meski demikian, diaspora sekaligus penjual martabak di New York asal Indonesia, Hendra Lie, kini tengah mengalami kesulitan karena harga bahan utama dagangannya, yakni telur, naik amat signifikan.

Mengutip Instagram VOA Indonesia, diketahui bahwa kenaikan harga telur di AS memang sangat drastis. Hal ini tentu amat berdampak pada bisnis Hendra, karena telur yang biasa ia beli seharga Rp14 ribu menjadi Rp100 ribu per lusinnya, harganya naik sekitar 200 persen.

"Yang tadinya aku jual $15 (Rp225 ribu) jadi $18 (Rp270 ribu) per loyang martabak. Enggak bisa naikin banyak-banyak, tentu margin untungnya jadi lebih sedikit ya," tuturnya.

Menurut data dari perusahaan konsultan Urner Barry, harga rata-rata grosir telur pada Desember 2021 lalu $0.89 (Rp14 ribu) per lusinnya, Bunda. Namun setahun kemudian, naik hingga $5,46 (Rp84 ribu) per lusin.

Departemen pertanian AS lantas memberikan tanggapan. Menurut mereka, ini terjadi karena sempat terjadinya wabah flu burung pada awal 2022 lalu.

Saat itu, kerugian yang terjadi sangat besar. Bahkan, kejadian ini disebut lebih parah dibandingkan wabah terakhir pada 2015.

"Hampir 60 juta unggas mati akibat flu burung pada awal 2022 lalu, lebih mematikan dibandingkan wabah terakhir pada 2015 yang membunuh 50 juta unggas," ungkap mereka.

Selain wabah yang pernah menyerang di awal tahun lalu, ini juga diakibatkan oleh turunnya ekspor dari Ukraina, Bunda.

"Inflasi, semakin sulitnya rantai pasok. dan kita berhadapan dengan flu burung yan memengaruhi harga jual," ujar Emuly Metz dari American Egg Board kepada Reuters.

Teruskan membaca di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 

Simak juga resep pokcoy telur gulung Korea kesukaan keluarga dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PASAR GROSIRAN TELAH MENYESUAIKAN HARGA TELUR TERBARU

Telur. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto

Cerita Tukang Martabak di AS, Bingung Jualan Karena Telur Rp100 Ribu per Lusin/Foto: Dikhy Sasra

Para pedagang telur juga mengambil sikap dengan langkanya persediaan telur, Bunda. Tak heran, beberapa justru menimbunnya karena takut kehabisan sehingga memperparah kelangkaannya di pasar.

"Sekarang telur makin susah didapatkan. Ya itu, banyak toko yang nimbun telur karena takut kehabisan," kata Hendra Lie.

Meski diselimuti kekhawatiran yang tinggi, masyarakat di AS bisa sedikit bernapas lega karena fase ini akan segera berlalu. Bahkan, harga telur yang tinggi kian menurun dan kini sudah 30 persen dari harga tertinggi sebelumnya.

Ilustrasi preeklamsia

"Pasar grosiran sudah mulai menyesuaikan. Saat ini harga sudah turun kira-kira 30 persen dari harga tinggi sebelumnya," ujar Brian Moscogiuri dari Eggs Unlimited.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda