HaiBunda

MOM'S LIFE

Jadi Korban KDRT Pilih Pisah atau Memaafkan? Ini Saran Psikolog

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Kamis, 15 Aug 2024 21:55 WIB
Jadi Korban KDRT Pilih Pisah atau Memaafkan? Ini Saran Psikolog/Foto: Getty Images/Prostock-Studio
Jakarta -

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah pola perilaku kekerasan atau pelecehan yang dilakukan oleh satu orang terhadap pasangan atau keluarganya. Jika menjadi korban, lebih baik pilih pisah atau memaafkan?

Memilih antara berpisah dan memaafkan mungkin bukan keputusan mudah yang bisa langsung diambil oleh korban KDRT. Hal ini karena sebagian besar dari mereka perlu mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan.

Dalam hal ini, psikolog keluarga dan anak, Samanta Elsener, M.Psi., turut memberikan saran untuk para korban KDRT menemukan solusi terbaik.


“Sebetulnya kita perlu punya zero tolerance ya terhadap perilaku kekerasan. Dan kita harus tahu kekerasannya itu dalam bentuk apa. Biasanya tidak langsung kekerasannya itu dalam bentuk fisik yang berat. Biasanya akumulasi yang dimulai dari hal yang kecil-kecil dulu,” ungkap Samanta kepada HaiBunda, Kamis (15/8/2024).

Jadi korban KDRT pilih pisah atau memaafkan?

Untuk mencari solusi terbaik di antara keduanya, Bunda perlu mengenali tanda-tanda awalnya terlebih dahulu.

“Misal ya misal, perilaku pertamanya itu adalah ketika berantem udah langsung memegang tangan kita, menggenggam tangan kita dengan sangat kencang, itu sebenarnya sinyal awal. Kemudian, kalau ini berlanjut lagi bisa nanti tangannya dilempar atau tangannya mulai dipukul atau mulai dulu dari verbal,” jelas Samanta.

Pasangan yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan melempar barang-barang di sekitar ketika emosi juga bisa menjadi pertimbangan, apakah Bunda masih ingin bertahan dengannya atau memilih untuk berpisah.

“Jadi, kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya, terus mulai melempar barang, atau melempar handphone-nya. Kemudian, mulai tuh eskalasinya makin lama, makin tinggi lagi dan ketika eskalasinya sudah makin tinggi pola siklus kekerasannya itu sudah terjadi dan itu yang bikin jadi makin sulit untuk keluar dari perangkap kekerasan,” ungkapnya.

Jika menjadi korban KDRT, Bunda juga bisa segera mengajukan pengaduan kepada Komnas Perempuan. Lantas, bagaimana caranya? Lanjut baca halaman berikut, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)
CARA MELAPORKAN KDRT KE KOMNAS PEREMPUAN

CARA MELAPORKAN KDRT KE KOMNAS PEREMPUAN

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Cara Menghadapi Pasangan dengan Love Language Act of Service

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sidang Cerai Na Daehoon dan Julia Prastini Ditunda, Ini Penyebabnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

10 Tanda Seseorang Diam-diam Membenci Kita Menurut Pakar

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Luna Maya Beli Tanah Seluas 53 Are di Yogya, Disebuat Ada Mata Air hingga Rumah Kayu

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Inilah 4 Negara dengan Angka Kematian Bayi Baru Lahir Terendah di Dunia

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

3 Resep Roti Gulung Abon Anti Gagal yang Enak dan Super Lembut, Bikin Ketagihan!

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Sidang Cerai Na Daehoon dan Julia Prastini Ditunda, Ini Penyebabnya

Inilah 4 Negara dengan Angka Kematian Bayi Baru Lahir Terendah di Dunia

3 Resep Roti Gulung Abon Anti Gagal yang Enak dan Super Lembut, Bikin Ketagihan!

10 Tanda Seseorang Diam-diam Membenci Kita Menurut Pakar

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK