Ráquira Boyaca, Kolombia -
Usia anak-anak memang sedang senang-senangnya mengeksplorasi lingkungannya. Berjalan dan berlarian ke sana dan sini. Saat mengikuti tur Biara La Candelaria, yang terletak di dekat kota Ráquira Boyaca, Kolombia, seorang
anak laki-laki melihat sebuah bentuk ikan yang tertanam di batu-batu apung tempat dia berjalan.
Dia mengambil foto, dan kemudian menunjukkannya kepada staf museum setempat yakni Centro de Investigaciones Paleontologicas. Karena senang dengan foto yang ditunjukkannya, staf tersebut membagikan foto tersebut pada ahli paleontologi dari Universitas Alberta.
Mereka mengidentifikasi fosil itu sebagai Candelarhynchus padillai, spesies ikan berumur 90 juta tahun yang tidak memiliki keturunan yang sama dengan jenis ikan masa kini. Kerennya, fosil ini adalah pertama kalinya yang pernah terlihat di daerah tropis Amerika Selatan.
"Ini memberitahu kita bahwa ada keragaman makhluk yang masih belum diketahui yang hidup jutaan tahun yang lalu yang tidak kita ketahui. Semua orang sekarang tahu bahwa daerah tropis memiliki keragaman spesies yang paling tinggi, namun kita memiliki sedikit pengetahuan tentang keragaman daerah tropis pada zaman dulu. Penemuan seperti ikan fosil ini menunjukkan bahwa daerah tropis penuh dengan kehidupan dan keragaman bahkan jutaan tahun yang lalu," kata penulis utama Oksana Vernygora, seorang mahasiswa PhD di University of Alberta Department of Biological Sciences dikutip dari News Week.
Bicara tentang ilmu dunia fosil atau paleontologi, ternyata ada manfaatnya bagi
anak, lho, Bun. Bukan sekadar anak menjadi pintar dalam ilmu tentang fosil tapi ada manfaat lainnya. Ahli paleontologi Kenneth Lacovara yang terkenal itu dulunya adalah seorang anak laki-laki dengan minat yang besar terhadap dinosaurus.
Menurut Kelli Chen, terapis psikiatri anak-anak di John Hopkins, minat yang besar pada sesuatu bisa menjadi dorongan untuk anak-anak agar bisa percaya diri.
"Peminatan juga sangat bermanfaat bagi perkembangan kognitif anak. Sebuah studi tahun 2008 menemukan bahwa minat intens yang terus berlanjut, terutama dalam domain konseptual seperti ilmu perfosilan atau paleontologi, dapat membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan ketekunan yang meningkat. Lalu, rentang perhatian yang lebih baik, dan keterampilan pemrosesan informasi yang lebih dalam," ujarnya dikutip dari The Cut.
Singkatnya, anak-anak bisa menjadi lebih cerdas. Dalam tiga studi terpisah menemukan bahwa anak-anak yang lebih tua dengan minat yang kuat cenderung memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
"Mengajukan pertanyaan, menemukan jawaban, dan mendapatkan keahlian adalah proses belajar secara umum. Menjelajahi topik dan menguasainya adalah cara kita membentuk karir sebagai orang dewasa. Pekerjaan utama
anak laki-laki adalah bermain, jadi mereka akan melakukan pekerjaan mereka untuk bermain melalui apa yang mereka minati," tutup Kelli.
(Nurvita Indarini)