HaiBunda

PARENTING

Dampak Hiperplasia Adrenal Kongenital Tak Ditangani dengan Tepat

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 07 Mar 2018 17:07 WIB
Dampak Hiperplasia Adrenal Kongenital Tak Ditangani dengan Tepat/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK) adalah kelainan genetik yang diturunkan dan disebabkan kurangnya produksi hormon oleh kelenjar adrenal. Ketika anak didiagnosis HAK, penanganan tepat penting banget diberikan, Bun.

Menurut dr Nanis Sacharina Marzuki SpA(K) atau akrab disapa dr Sirma dari UKK Endokrinologi IDAI, anak yang mengalami HAK ini bisa mengalami krisis adrenal sewaktu-waktu.

Nah, HAK penting banget diketahui dan ditangai secara adekuat karena kelainan genetik ini merupakan suatu kegawatan medis dan sosial.


"Jika kadar kortisol berkurang secara tiba-tiba akan terjadi kondisi krisis adrenal yang ditandai dengan muntah, nyeri perut, demam, kejang, penurunan kesadaran dan tanda dehidrasi yang menyebabkan kematian," ujar dr Sirma di acara Seminar Awam HAK, Prodia Tower, Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Kata dr Sirma, pemeriksaan risiko HAK sudah dapat dilakukan di Indonesia, begitu pun skrining pada setiap bayi yang baru lahir sudah bisa dilakukan. Mengingat gejalanya menyerupai kondisi medis lain, HAK penting dideteksi secara dini, Bun.

Bagaimana dengan penanganan HAK? HAK belum dapat disembuhkan, Bun. Akan tetapi, dapat dikontrol dengan pemberian terapi hormon pengganti seumur hidup.



"Produksi kortisol yang kurang dalam tubuh dapat digantikan dengan pemberian steroid sintetis yang disebut hidrokortison. Obat ini kini sudah tersedia di Indonesia dalam bentuk tablet maupun injeksi," kata dr Sirma.

Dosis pemberian disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak dan dapat diberikan dosis tambahan pada kondisi stres, misalnya anak mengalami infeksi, trauma, atau menjalani proses pembedahan. Selain hidrokortison, pada anak yang juga kekurangan aldosteron diberikan fludrokortison dalam bentuk tablet. Namun, sayangnya obat ini belum diproduksi di Indonesia, jadi persediaannya masih terbatas.

"Penanganan dan pemantauan HAK memerlukan konsultasi dengan dokter spesialis anak konsultan endokrinologi. Jika terdapat keluhan seperti di atas atau membutuhkan informasi lebih lanjut segera ke dokter," tutup dr Sirma.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK