Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali, Bun, Penyebab Balita Susah Makan dan Tips Mengatasinya

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Jumat, 13 Jul 2018 14:52 WIB

Ada berbagai penyebab balita susah makan, Bun. Yuk cari tahu dan simak tips untuk mengatasinya.
Ilustrasi anak susah makan/ Foto: thinkstock
Jakarta - Salah satu hal yang bisa bikin orang tua pusing tujuh keliling yakni ketika anak susah makan. Ya nggak, Bun? Kalau sudah begitu, sebagai orang tua kita khawatir deh takut terjadi apa-apa pada anak gara-gara dia nggak mau makan.

Tenang, Bun, kata ahli gizi Nishta Saxena, balita adalah sosok yang temperamental jika terkait makanan. Artinya, sakit bahkan hal sepele seperti hari pertama dititipkan di daycare aja bisa mengubah rutinitas makan anak. Kemudian, preferensi terhadap rasa dan berapa banyak porsi yang ingin dimakan merupakan hal alami yang dialami balita karena anak sedang membangun kemandirian.

"Apapun alasan balita nggak mau makan, ini biasanya terjadi beberapa hari atau minggu dan umumnya nggak berdampak signifikan pada kesehatan anak. Namun, ada yang perlu diperhatikan orang tua. Selama tumbuh kembang anak masih sesuai kurva pertumbuhan, itu nggak masalah," kata Nishta dikutip dari Today Parent.

Sebaliknya, jika berat badan anak turun drastis dan dia nggak bisa mencapai milestone-nya, Nishta menyarankan orang tua segera mengajak si kecil cek ke dokter, Bun. Jangan lupa, kata Nishta balita perlu diajari ngeh dengan tanda kenyang dan lapar tubuhnya. Sehingga, ketika anak sudah nggak mau makan nggak perlu paksa dia untuk menyendokkan makanan dua kali lagi misalnya.



Selain itu, Bunda juga perlu tahu kadang anak menolak memakan makannya sebagai bentuk perlawanan terhadap orang tua, bukan karena mereka nggak suka. Nah, supaya anak nggak menjadikan makan sebagai ajang melawan orang tua kata Nishta coba ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Yang bagaimana?

Ilustrasi anak susah makanIlustrasi anak susah makan /Foto: Thinkstock


"Duduklah bersama di meja makan tanpa distraksi gadget. Kemudian ajak anak membicarakan sesuatu yang menyenangkan dan hindari pemaksaan pada anak ketika sedang makan. Buat kegiatan makan sebagai rutinitas dan sabar. Ya, butuh waktu sepuluh 10 sampai 15 kali ditawarkan untuk anak mau mencoba makanan baru. Kemudian, jangan memiliki ekspektasi terlalu besar. Sudah lumrah jika balita belum terlalu cakap ketika menyuap makanan," ujar Nishta.

Dilansir Family Doctor, adalah hal normal ketika balita menunjukkan perilaku ini ketika makan, Bun:

1. Menolak makanan berdasarkan tekstur atau warna
2. Memilih beberapa jenis makanan, bahkan nggak mau makan makanan itu sama sekali
3. Nggak mau mencoba makanan baru
4. Nggak tertarik dengan makanan yang biasanya dia suka
5. Hanya ingin menyuap makanan dengan sendok atau garpu saja

Bunda dan Ayah bisa menyediakan berbagai pilihan makanan yang bergizi dan di sini kuncinya kesabaran ya, Bun. He-he-he. Selain itu, penting juga untuk membangun kebiasaan makan yang sehat yaitu:

1. Beri kesempatan anak menentukan seberapa banyak jumlah makanan yang diasup. Sajikan makanan porsi kecil dulu ya, Bun, lalu tambahkan jika anak ingin nambah.
2. Jangan bosan tawarkan anak makanan baru.
3. Libatkan anak dalam membuat makanan. Misalnya saat belanja atau memasak. Disebutkan, saat anak berpartisipasi saat menyiapkan makanan, dia jadi lebih ingin makan makanan tersebut.
4. Buat makanan jadi hal menarik. Bunda bisa membuat makanan jadi bentuk yang menarik.
5. Beri pilihan anak. Ketimbang cuma menyediakan sayur, kasih pilihan anak apakah dia mau makan brokoli atau bayam misalnya.
6. Sajikan makanan baru yang dikombinasi dengan makanan lama. Ini memperbesar peluang anak mencoba makanan baru.
7. Beri contoh. Jika ingin anak punya kebiasaan makan sehat, orang tua juga perlu mempraktikkan kebiasaan ini. Ya nggak, Bun?
8. Beri tahu anak pentingnya kebiasaan makan sehat dan apa akibatnya jika mereka nggak melakukan itu. Caranya bisa melalui buku cerita atau video edukasi.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda