Jakarta -
Bulan Ramadhan bukan hanya identik dengan ibadah, tapi jugaÂ
berkumpul bersama keluarga atau teman. Selain buka puasa bersama, tak jarang yang melakukan kegiatan
sahur on the road (SOTR).
Ya, bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak, khususnya remaja. Sejatinya tepat jika momen berkumpul itu diisi dengan ibadah. Tapi tidak bagi remaja yang melakukan kerusuhan saat mengadakanÂ
SOTR di DKI Jakarta, baru-baru ini.
Dikutip dari
detikcom, insiden kerusuhan berujung penganiayaan terjadi di depan vihara daerah Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2019) dini hari. Akibatnya, satu remaja bernama Danu Tirta (16) tewas setelah diserang sejumlah peserta SOTR lain.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto meminta agar anak-anak melakukan kegiatan positif selama bulan Ramadhan. Daripada melakukan pelanggaran hukum, menurutnya, lebih baik beribadah.
"Kami mengimbau kepada semua anak agar memanfaatkan bulan Ramadhan dengan kegiatan positif. Meningkatkan kualitas ibadah dan kesalehan sosial, bukan justru melakukan tawuran dan pelanggaran hukum. Ini tak boleh terjadi," kata Susanto.
 Anak di bulan Ramadhan/ Foto: istock |
Karena anak adalah masa depan bangsa, Susanto berharap, anak-anak bisa mengisi waktunya dengan aktivitas positif. Selain meningkatkan kualitas ibadah, bisa juga dengan belajar keagamaan, meningkatkan wawasan dan keilmuan, serta pengembangan minat dan bakat.
Susanto juga meminta orang tua untuk mengawasi kegiatan anaknya selama bulan Ramadhan. Terutama aktivitas negatif yang dapat mengancam nyawa anak.
"Orang tua harus meningkatkan pengawasan kepada putra-putrinya agar tidak melakukan aktivitas negatif termasuk tawuran dan geng motor," imbau Susanto lagi.
Peran orang tua sebagai keluarga memang penting, Bun. Sebaiknya, di bulan
Ramadhan, orang tua lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak.
Dilansir
Productive Muslim, menghabiskan waktu bersama keluarga dianjurkan karena merupakan bagian ibadah selama bulan Ramadhan. Bila sulit, paling tidak Bunda sediakan waktu untuk makan sahur dan berbuka bersama agar komunikasi tetap terjaga.
"Ketika berkaitan dengan
waktu bersama keluarga, momen pentingnya adalah berbagi dan menciptakan ikatan yang lebih dekat terutama dengan
anak," ujar Dr.Amanda Gummer, psikolog spesialis perkembangan anak, mengutip
Telegraph.
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/muf)