Jakarta -
Suara anak laki-laki yang sudah
puber akan mengalami perubahan yang begitu terlihat. Ya, suara mereka seperti pecah. Kemudian, lebih besar dan cenderung lebih nge-bass.
Hmm, apa sebabnya.
Sebenarnya pada saat puber, suara anak perempuan juga berubah menjadi lebih rendah ketimbang sebelum puber. Tapi, pada anak perempuan hampir tak terlihat perbedaannya. Berbeda pada anak laki-laki yang turun secara dramatis.
Mengutip
detikcom, pada masa pubertas, tubuh laki-laki mulai memproduksi banyak hormon testosteron, yang menyebabkan perubahan di beberapa bagian tubuh termasuk suara. Sebagai permulaan, laring laki-laki yang juga dikenal sebagai kotak suara, tumbuh lebih besar.
Laring terletak di tenggorokan di bagian atas trakea atau tenggorokan, seperti tabung hampa sekitar yang tingginya 2 inci (5 cm). Laring bertanggung jawab untuk memproduksi suara.
Sementara itu, menurut edukator seks Dr.Karen Rayne pada saat puber testosteron membuat tulang rawan dalam kotak suara bertambah. Pita suara juga lebih panjang 60 persen dan lebih tebal. Sehingga, frekuensi bergetarnya lebih rendah ketimbang sebelumnya, berkurang 200 kali per detik hingga yang terendah 130 kali per detik.
"Ini membuat suara terdengar jauh lebih dalam," kata Rayne dalam buku berjudul Help Your Kids With Adolescence.
Rayne bilang, perubahan-perubahan pada suara laki-laki biasanya dimulai begitu penis sudah melewati lonjakan pertumbuhan. Suara berubah ketika laring dan tulang wajah tumbuh relatif lambat.
"Namun, pada beberapa orang
pertumbuhannya tiba-tiba dan ini bisa membuat suara berderit dan parau ketika anak laki-laki bicara. Saat itu, tubuh berusaha menyesuaikan dengan diperbesarnya kotak suara," tutur Rayne.
Suara pecah juga tidak dapat dikontrol, Bun, tetapi akan berlalu dalam beberapa bulan, begitu laring berhenti tumbuh. Suara biasanya 'pecah' menjelang akhir masa pubertas. Namun, menurut Rayne sebagian besar suara laki-laki tidak sepenuhnya matang sampai mereka berusia dua puluhan.
Dr Steven Dowshen, MD, ahli endokrinologi pediatrik di Wilmington, juga mengatakan suara 'pecah' hanya sementara. Biasanya berlangsung tak lebih dari beberapa bulan. Bahkan, selama waktu itu, suara anak tidak akan pecah tiap bicara.
"
Suara beberapa orang mungkin turun secara bertahap, sedangkan yang lain mungkin turun dengan cepat. Anda mungkin merasa khawatir, tertekan, atau malu dengan suara itu, tetapi orang-orang biasanya mengerti," kata Dowshen mengutip
Kidshealth.
Bunda, si kecil takut berenang? Ini dia tipsnya. Simak di video berikut ya.
(rdn/rdn)