Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bakat atau Perilaku, Mana Lebih Tentukan Kesuksesan Anak?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 12 Aug 2019 08:29 WIB

Bakat dan perilaku anak juga jadi faktor dalam kesuksesan si kecil di kemudian hari.
Ilustrasi bakat dan perilaku anak/ Foto: iStock
Jakarta - Kalau Bunda diminta memilih, lebih baik anak berbakat atau memiliki sikap baik? Mungkin sebagian besar akan menjawab dua-duanya, he-he-he. Tapi, di jaman now sepertinya tak sedikit orang tua yang begitu terobsesi dengan anak yang unggul akademiknya.

Zaid Mohamad, coaches dan trainer orang tua mengatakan dalam dunia kerja saja, banyak manajer perekrutan yang lebih senang mempekerjakan orang yang sikapnya bagus. Nah, pendekatan ini sejalan dengan penelitian Harvard tentang kemampuan kerja yang mengatakan bahwa 80 persen kesuksesan seseorang di tempat kerja dikaitkan dengan sikap dan hanya 20 persen, karena bakat seseorang.



"Ini menarik dan mengkhawatirkan karena tidak banyak dari kita yang sepenuhnya menyadari pentingnya sikap positif. Selain itu, sebagian besar usaha kita cenderung agar memiliki bakat terbaik," tulis Mohamad mengutip News Straits Times.

Bakat dan sikap itu kata Mohamad tentu berbeda. Kalau sikap merupakan perasaan positif, negatif serta tak peduli terhadap seseorang, objek, peristiwa, atau ide. Sedangkan, bakat adalah kemampuan untuk melakukan jenis pekerjaan tertentu. Entah itu yang dikembangkan atau tidak.

"Dengan kata lain, sikap dikaitkan dengan karakter dan kebajikan, sedangkan bakat dikaitkan dengan keinginan dan kompetensi untuk melakukan tugas," tuturnya.

Meski berbeda, lanjut Mohamad, bakat dan sikap bisa dipupuk. Karena sikap 80 persen lebih penting, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak sama positifnya dengan mereka.

Mohamad mengingatkan untuk mulai membentuk sikap positif daei rumah. Penelitian menunjukkan anak-anak dan remaja yang menghabiskan banyak waktu bersama keluarga cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi dari anak-anak yang tidak mendapatkannya.

"Ini tidak mengejutkan karena selama interaksi keluarga, anak-anak biasanya diberi perhatian penuh untuk berbagi cerita dan mengomunikasikan perasaan mereka," kata Mohamad.

Menurutnya, orang tua harus memastikan rumah adalah tempat yang aman untuk semua orang berbagi perasaannya. Biarkan anak-anak tahu bahwa Ayah dan Bunda ada untuk mereka.

Mohamad juga mengatakan sikap anak terhadap orang lain berkembang di rumah. Jadi, Ayah dan Bunda bisa meminta anak-anak saling menghormati dalam interaksi sehari-hari.

Ilustrasi bakat dan perilaku anakIlustrasi bakat dan perilaku anak/ Foto: istock
"Minta mereka untuk berbicara dengan baik. Kenali gejala stres dan ketegangan saat mereka berkomunikasi. Jangan biarkan perkelahian dan masalah tidak terselesaikan dalam waktu lama," imbuh dia.

Selain itu, kata Mohamad, orang tua juga perlu melengkapi anak-anak dengan keterampilan memecahkan masalah. Ini dimulai dengan meminta masukan dan pendapat ketika mereka memiliki masalah untuk diselesaikan.

"Ada banyak cara yang dapat orang tua lakukan untuk memperbaiki sikap anak-anak mereka, mulai dari rumah. Jangan mengabaikan aspek ini karena menyumbang 80 persen dari kesuksesan masa depan anak-anak," kata Mohamad.

Soal mengembangkan bakat anak, psikolog Intan Erlita, mengingatkan banyak orang tua yang ingin mengembangkan potensi anak malah membahayakan perkembangan anak. Misalnya saja dengan memaksa jam latihan (over time), memarahi anak saat sedah lelah, dan mengomentari dengan kalimat tidak baik.



"Dampak terburuk bisa membuat si anak tidak mau mengembangkan potensinya karena yang anak pahami kalau dia berlatih dan gagal maka yang didapatkan omelan dari orang tuanya," ujar Intan.

Bun, ketahui juga cara Shahnaz Haque ajari anak bertanggung jawab di video berikut.

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda