Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Amarah Putri Diana yang Bikin Pangeran William Menangis

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Senin, 09 Sep 2019 08:31 WIB

Semasa hidup, Putri Diana bersama Pangeran William dan Pangeran Harry
Foto: Instagram @kensingtonroyal
Jakarta -

Mendiang Putri Diana memang dikenal sebagai pribadi yang lembut dan santun. Namun sebagai ibu, mantan istri Pangeran Charles ini juga tak mampu menahan amarah pada putra sulungnya, Pangeran William.

Menurut laporan Daily Express, saat itu William masih berusia delapan tahun. Diana tak segan menunjukkan kemarahan di depan publik, tepatnya di sekolah William, lantaran penerus tahta Kerajaan Inggris itu melakukan kesalahan.


Diana bahkan dikabarkan membentak hingga memukul bagian belakang tubuh William. Koresponden kerajaan Ashley Walton pernah menulis pada 1990 silam, "Amarahnya (Diana) dengan membentak saat William berlari, setelah event olahraga selesai."

"Pangeran melintasi lapangan untuk bermain dengan sirene dari London's Wetherby School. Diana benar-benar marah, meraih William dengan tangannya, lalu memukul keras bagian bawah badan William," cerita Walton.

Saat itu juga, lanjut Walton, William menangis dan setelah dinasihati, dia digiring ke belakang mobil kerajaan. Lalu, kakak Pangeran Harry itu diantar pulang ke Kensington Palace.

Ya, sebagai ibu, Diana memang sangat disiplin dan tegas pada kedua putranya. Pemilik gelar Princess of Wales semasa hidupnya ini bahkan pernah memecat pengasuh pertama William dan Harry karena dianggap terlalu lunak.

Amarah Putri Diana yang Membuat Pangeran William MenangisPutri Diana bersama William dan Harry/ Foto: Dok. Instagram

Seorang ibu juga manusia kan, Bun? Rasanya wajar kalau sesekali kita marah saat anak melakukan kelalaian. Kadang, kita tak mampu mengontrol amarah meski misalnya, si kecil hanya lupa di mana menaruh sepatu padahal sudah harus segera berangkat ke sekolah.

Psikolog klinis Laura Markham, Ph.D., mengatakan, saat dalam suasana hati tenang, kita yakin bisa menangani tantangan pola asuh anak dengan lebih baik. Tapi, dalam badai kemarahan, kita merasa berhak meluapkan amarah.

"Saat melihat perilaku buruk anak, lalu kita menarik kesimpulan dia akan jadi psikopat, yang memicu kesimpulan lain bahwa kita merasa gagal sebagai ibu," urai Markham, dikutip dari Psychology Today.


Penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting ini menambahkan, rangkaian pemikiran tersebut akan menciptakan serangkaian emosi yang membuat kita merasa takut, cemas, dan bersalah.

Kalau kita terlanjur tak mampu menahan emosi seperti membentak anak, Markham menganjurkan agar orang tua tidak sungkan meminta maaf. Jangan beranggapan, permintaan maaf akan mengurangi rasa hormat anak kepada orang tua.

"Tapi, justru sebaliknya yang benar. Tidakkah Anda lebih menghargai orang lain ketika mereka mengakui kesalahan dan mencoba memperbaikinya?" tutur Markham.

Ia pun menegaskan, Bunda tak perlu khawatir karena anak-anak masih menganggap orang tua sebagai 'bos' yang harus dihormati.

Lihat juga nih gaya parenting Nadia Mulya dan suami, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda