HaiBunda

PARENTING

Literasi Digital, Mengubah Gadget Jadi Sahabat Bermanfaat untuk Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 27 Feb 2020 14:22 WIB
Ilustrasi anak main gadget
Jakarta - Pecinta buku, saatnya kembali berpesta buku murah nih. Pameran buku terbesar di Indonesia, Big Bad Wolf 2020 kembali digelar dari tanggal 6 - 16 Maret 2020 di ICE BSD HALL 6 sampai 10.

Big Bad Wolf tahun ini akan digelar 24 jam nonstop, Bun. Selain itu, pameran ini tidak memungut biaya masuk alias gratis.

Enggak cuma soal berburu buku murah dan terlengkap, namun acara tahunan ini bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkat minat baca anak-anak Indonesia.



Peningkatan minat baca menjadi salah satu tantangan dalam mendorong kemauan masyarakat untuk mengetahui lebih banyak mengenai informasi, pengetahuan, dan ilmu. Salah satu faktor rendahnya minat dan kebiasaan membaca itu antara lain adalah kurangnya akses bacaan.

Hal ini juga dibenarkan oleh Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, Uli Silalahi. Ia mengatakan bahwa hal tersebut menjadi tantangan yang tidak mudah, Bun.

"Ada cerminan kualitas pendidikan dan bahkan value masyarakat kita yang masih perlu dipupuk," kata Uli dalam Press Conference Big Bad Wolf Jakarta 2020 di Beka Resto, Gedung Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Salah satu cara meningkatkan minat baca, khususnya pada anak-anak adalah dengan mengenalkan literasi digital. Orang tua bisa menggunakan gadget sebagai sarana membaca bagi anak-anak.

Di Indonesia, literasi digital belum banyak disentuh orang tua dan anak-anak. Padahal minat baca semakin meningkat, Bun.

"Sampai saat ini, jujur saya melihat sendiri (literasi digital) masih kurang pada anak-anak. Kita juga berinisiatif untuk lebih mengarahkan ke digital," ujar Uli.

Ilustrasi anak main gadget/ Foto: iStock

Beberapa pilihan literasi digital adalah buku digital atau buku yang menggabungkan literasi dengan augmented reality (AR). Buku jenis ini sudah banyak dijual di pasaran, bisa membangun imajinasi anak dari buku dan aplikasi di gadget.

Uli menambahkan, anak-anak bisa memanfaatkan literasi digital menjadi hal yang positif. Misalnya, anak bisa belajar sambil bermain dan berimajinasi.

"Terus terang, mau tidak mau kita tidak lepas dari digital. Padahal anak-anak dapat memanfaatkan digital ini menjadi hal-hal yang positif," tutur Uli.

"Jadi bukan hanya matanya jadi sakit, jadi mereka kecanduan. Kita justru mau mengubah itu menjadi sesuatu yang positif yang sampai pada anak tersebut," sambungnya.


Literasi digital dengan augmented reality (AR) tetap membuat anak membaca, Bun. Secara bersamaan, anak didorong untuk bersentuhan dengan teknologi untuk menciptakan imajinasi.

"Dengan itu anak-anak imajinasinya bisa lebih tinggi lagi. Yang tadinya diam, bisa loncat-loncat senang. Imajinasinya jadi lebih banyak," ungkap Uli.

Simak juga cara menumbuhkan minta baca pada anak, di video berikut:

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK