HaiBunda

PARENTING

Cegah Anak Jadi Korban Bullying, Ini yang Harus Bunda Lakukan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 20 Mar 2020 17:58 WIB
Ilustrasi bullying/ Foto: thinkstock
Jakarta - Belakangan ini, begitu banyak video viral tentang bullying alias perudungan. Bahkan, pelaku maupun korbannya masih di bawah umur. Karena itu, anak perlu dibekali pengetahuan apa itu bullying dan apa yang harus dilakukan saat jadi korban.

Penuis buku anak Elinor Greenwood mengatakan, bullying bisa melukai siapa saja yang terlibat dengannya. Anak-anak perlu tahu dengan jelas apa itu bully.


"Apa itu bullying? Bully adalah jika seseorang menggunakan kata-kata untuk mengancam, menyebarkan rumor, menggoda atau mengejek," kata Greenwood, dalam buku My Mixed Emotions; Learn to Love Your Feelings.


Tak hanya itu Bunda, Greenwood menjelaskan, anak-anak yang suka menggunakan kekuatannya dengan menendang, memukul, mendorong juga termasuk bullying. Bahkan mengambil barang atau merusak barang milik orang, hingga menakut-nakuti, juga termasuk bullying.

Perkataan anak-anak yang menyakiti temannya seperti mengajak untuk tidak menemani seseorang, hingga meninggalkan seseorang dalam kelompok, merupakan tipe bullying yang lebih buruk.

"Bullying ini bisa terjadi pada anak laki-laki atau perempuan. Dan biasanya terjadi saat perjalanan menuju dan pulang dari sekolah, di sekolah, melalui internet, dan di rumah," jelas Greenwood.

Ilustrasi bullying/ Foto: Instagram

Lantas, bagaimana anak harus menghadapi bullying? Greenwood mengingatkan, bullying tak bisa diterima. Karenanya, apabila anak menjadi korban bullying, Bunda bisa mengingatkan anak-anak untuk memberi tahu seseorang yang dipercaya.

Misalnya saja cerita ke orang tua, guru, kepala sekolah, atau teman dekat. Apabila terasa lebih mudah dengan menuliskan, kirimkan catatan ke orang tersebut.

"Jangan pernah merahasiakan bullying. Cobalah menceritakan ke orang lain hingga orang bertindak. Hindari tempat yang membuat Anda jadi korban bullying, seperti tempat yang tidak bisa dilihat guru," katanya.

Nah, kalau anak-anak ada di dekat pelaku bullying, Greenwood mengingatkan agar anak-anak untuk tidak menertawai atau malah berdiri melihat aksi bullying.

"Jika anak melihat seseorang yang dibully, temukan seseorang yang bisa membantu menghentikannya," tegas Greenwood.

Menurut psikolog Patricia Yuannita, M.Psi, sebenarnya kasus perundungan sudah ada dari era 1990-an. Semenjak itu, perundungan berkembang dengan pesat.

"Perundungan berkembang pesat karena perkembangan ekonomi dan teknologi. Keduanya memicu anak-anak dan remaja ini untuk bertahan di lingkungan," kata wanita yang akrab disapa Yoan ini.


Bunda, simak juga cerita Tasya Kamila yang sempat jadi korban bullying, dalam video Intimate Interview berikut:



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Luna Maya dan Maxime Bouttier Tampil Elegan saat Hadiri Pernikahan di Italia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Pil KB untuk Laki-laki Tanpa Efek Samping Ditemukan, Ini Fakta Kontrasepsi Baru!

Kehamilan Melly Febrida

100 Kata-kata Ucapan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2025 Lengkap dari Singkat-Bahasa Inggris

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Silinder Mata pada Anak: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengobatinya

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Potret Reisa Broto Asmoro dan Suami Ajak Anak Piknik Berlatar Menara Eiffel

Parenting Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Potret Luna Maya dan Maxime Bouttier Tampil Elegan saat Hadiri Pernikahan di Italia

Pil KB untuk Laki-laki Tanpa Efek Samping Ditemukan, Ini Fakta Kontrasepsi Baru!

Silinder Mata pada Anak: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengobatinya

100 Kata-kata Ucapan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2025 Lengkap dari Singkat-Bahasa Inggris

Deretan Artis Alami Berat Badan Turun Drastis usai Sakit, BB Panji Petualang Susut hingga 35 Kg

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK