HaiBunda

PARENTING

Penyebab & Cara Mengatasi Pertengkaran Kakak dan Adik, Yuk Cari Tahu Bunda

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 28 May 2020 10:15 WIB
Ilustrasi sibling rivalry/ Foto: Getty Images/iStockphoto/KatarzynaBialasiewicz
Jakarta -

Saat hendak memiliki anak kedua, impian kelak kakak dan adik bisa bermain bersama-sama tentu sudah dibayangkan oleh Ayah dan Bunda. Tapi kok yang terjadi justru mereka jadi sering bertengkar, ya?

Pertengkaran antara saudara atau sibling rivalry merupakan bagian alami dari proses tumbuh dewasa. Biasanya kondisi ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat.

Namun demikian, bukan berarti bisa selalu didiamkan saja ya, Bun. Ada beberapa kondisi di mana Bunda mungkin perlu mengambil tindakan tegas. demikian dikutip dari Kids Health.


Ya, sibling rivalry yang berlanjut terus-menerus dan mengarah pada kekerasan fisik berpotensi meningkatkan risiko depresi, kecemasan dan dapat penurunan harga diri.

Dikutip dari Parents, para peneliti telah menemukan bahwa saudara kandung yang terlalu sering bertengkar cenderung lebih berisiko terlibat dalam perilaku nakal, termasuk penggunaan narkoba dan perundungan saat tumbuh remaja.

"Penyebab paling sering pertengkaran antara saudara yakni rasa lapar, lelah atau sekadar ingin mencari perhatian orang tua. Bisa juga karena mereka sudah bosan satu sama lain," ujar Laurie Kramer, PhD, psikolog di University of Illinois di Urbana-Champaign.

Ilustrasi sibling rivalry. (Foto: iStock)

Untuk meminimalkan frekuensi terjadinya sibling rivalry, cobalah untuk menjadikan anak-anak sebagai tim sejak kecil, Bunda. Biarkan mereka terbiasa untuk saling bekerja sama sedini mungkin.

"Saudara kandung yang terbiasa bekerja bersama-sama dan bukan menjadi lawan, secara alami akan tumbuh menjadi tim yang gemar saling membantu," papar Mark Feinberg, PhD.

Selain itu, ajarkan kosakata yang lebih beragam pada anak, terutama agar mereka bisa mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakan. Jadi alih-alih memukul, anak akan belajar mengekspresikan kemarahan lewat kata.

"Misalnya kakak akan lebih terbuka untuk mengatakan bahwa ia sedang kecewa atau kesal, dibandingkan langsung bertindak kasar.

Menurut Kramer, semakin banyak kata yang dipahami anak untuk mengungkapkan perasaannya, semakin besar kemungkinan ia belajar untuk tetap tenang.

Bunda, ingatkan diri sendiri bahwa untuk menyelesaikan konflik antara saudara diperlukan rasa tenang. Dengarkan pendapat mereka dan tidak perlu menentukan siapa yang salah dan benar, ya.

Simak juga cara Shireen Sungkar agar anak-anaknya tetap akur dalam video berikut:



(som/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Sudut Rumah Rossa yang Dipenuhi Tanaman Hias

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Kanker Payudara dan Rangkaian Pengobatan yang Bisa Dijalani

Menyusui Dr. dr. Diani Kartini, Sp. B, Subsp. Onk.

Memahami Hepatitis B dan C yang Dapat Ditularkan Bumil ke Bayi Melalui Kontak Darah

Kehamilan Melly Febrida

Anyang-anyangan pada Anak: Gejala, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Parenting Kinan

Benarkah Pekerja Gen Z Paling Rentan Burnout dan Stres saat Bekerja?

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Siti KDI soal Mertua Jadi Salah Satu Pemicu Cerai dengan Pria Turki

Anyang-anyangan pada Anak: Gejala, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Kanker Payudara dan Rangkaian Pengobatan yang Bisa Dijalani

Memahami Hepatitis B dan C yang Dapat Ditularkan Bumil ke Bayi Melalui Kontak Darah

Potret Sudut Rumah Rossa yang Dipenuhi Tanaman Hias

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK