
parenting
Balita Suka Luapkan Emosi Tak Terduga Saat BAB, Ternyata Ini Alasannya
HaiBunda
Jumat, 05 Jun 2020 15:31 WIB

Emosi Bunda sewaktu melatih anak belajar ke toilet alias toilet training mungkin campur aduk. Pada saat latihan itu pula, balita suka mengungkapkan emosi yang Bunda tak duga-duga.
Bunda pernah memperhatikan enggak, saat di toilet, balita tiba-tiba meluapkan emosinya. Entah itu mengungkapkan kesedihan atau rasa sayang ke Bunda?
Misalnya begini, di tengah-tengah BAB, si kecil dengan tatapannya ke arah Bunda berkata, 'Aku mencintaimu.' So sweet ya, Bunda? Memang, perjalanan menuju sukses belajar toilet ternyata lebih dari sekadar latihan.
Kalau ahli gastroenterologi Dr. Anish Sheth, penulis What's Your Poo Telling You? bersama Josh Richman, menyebutnya dengan kekuatan di balik 'poo-phoria', yakni kepuasan orgasmik yang dirasakan ketika BAB lancar.
Dikatakan juga oleh Anne Johnsos, penulis buku Potty-Mouthed: Big Thoughts From Little Brains, dalam masa toilet training, anak-anak cenderung mengeluarkan pikiran-pikiran lucu atau sedih saat berada di WC.
Menurutnya, ketika Bunda siap-siap melepaskan popoknya, balita berbicara cukup jelas. Mereka bisa mengatakan tak mau makan, atau menghibur dengan menceritakan film kartun episode favoritnya. Tetapi saat di toilet, anak bisa mengirimkan serangkaian seruan aneh atau hanya mengucapkan rasa cintanya.
Mengapa bisa seperti itu? "Pertanyaan ini sudah banyak dipelajari pada orang dewasa, karena orang dewasa sering melaporkan bahwa mereka merasa sangat baik setelah buang air besar (BAB)," kata dr.Hilary Jericho, M.D., ahli gastroenterologi pediatrik di University of Chicago, dikutip dari NY Times.
![]() |
Menurut Jericho, balita merasakan euforia ketika BAB berkat saraf vagus, saraf kranial terpanjang yang membantu otak mengoordinasikan indera dan gerakan otot.
Saraf vagus yang dimulai di otak, dijelaskan Jericho, mengambil rute melalui banyak organ utama dan keluar di usus besar. Saraf banyak berperan dalam tubuh, misalnya memperlambat pernapasan dan detak jantung, membantu makanan bergerak melalui sistem pencernaan, dan bahkan mengatur suasana hati kita.
"Kami sudah lama tahu bahwa ada hubungan khusus antara apa yang terjadi di usus dan otak, jalan komunikasi dua arah yang membantu sewaktu proses keluar tubuh. Ini merupakan gabungan dari sistem saraf simpatik, sistem kekebalan dan sistem endokrin, detak jantung, tekanan darah, dan bahkan berhubungan dengan sifat-sifat emosional yang semuanya didorong oleh saraf vagus," kata Jericho.
Ketika distimulasi, seperti saat BAB, saraf vagus bisa menurunkan tekanan darah dan detak jantung seseorang, yang membuatnya rileks. Itu mungkin yang membuat orang lebih bersedia mengutarakan pikirannya, terutama kalau anak-anak yang belum bisa mengatur emosi mereka.
"Anak-anak itu naif dan menggemaskan dan belum mampu mengeditnya. Jadi, apa pun yang mereka pikirkan keluar begitu saja. Begitulah cara mereka mengungkapkan sensasi euforia yang didapatkan seperti yang orang dewasa rasakan, dan mungkin itu alasan mereka mengalami kegembiraan yang meledak ini," jelas Jericho.
Pada studi pemindaian otak terungkap, bagian-bagian otak kita yang diubah oleh stimulasi saraf vagus adalah target yang baik untuk terapi antidepresan. Jadi, merangsang area-area tersebut bisa meningkatkan pengatur suasana hati seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.
Jericho mengatakan, koneksi saraf berkembang dan jadi lebih canggih seiring waktu, beberapa ada sejak kita dilahirkan. Ketika anak-anak mencapai usia potty-training, mereka telah mengembangkan banyak koneksi ini, yang bisa jadi komponen fisik di balik emosi yang meledak saat BAB di toilet.
Studi pencitraan otak telah menunjukkan bahwa sirkuit saraf yang terlibat saat mengalami emosi dan mengendalikan ekspresi, jadi lebih aktif ketika kencing atau BAB. Nah, jangan sampai melewatkan momen konyol yang terkadang menyentuh ini, Bunda. Enggak terasa semua akan berlalu dengan cepat. Apalagi kalau si kecil sudah tumbuh besar, pasti butuh privasi di toilet.
Berbicara tentang toilet training, dr.Meta Hanindita, Sp.A, dari RSUD Dr Soetomo, Surabaya, menyarankan supaya toilet training bisa menyenangkan bagi anak. Yang pertama, coba belikan potty seat yang lucu, sehingga anak tertarik dan bisa menjadikan potty seat itu sebagai mainan. Setelah itu, rajin ingatkan anak jika ia ingin BAB, maka beri tahu Ayah, Bunda, atau orang lain di rumah, supaya anak bisa BAB di potty seat.
"Lalu konsisten terhadap aturan yang dibuat. Kalau tidak konsisten, anak akan bingung. Seperti pengalaman saya, saat anak saya terbiasa pup di potty seat, tapi pernah saat sedang dalam perjalanan anak saya ingin pup, akhirnya saya suruh dia pup di dispo (diaper), besoknya ternyata dia pup lagi di dispo," kata Meta, dikutip dari detikcom.
Bagaimana, Bunda, si kecil sudah 'lulus' toilet training? Semangat ya...
Baca Juga : 6 Makanan yang Sebabkan Bayi Sembelit |
Bunda, simak juga cara pijat bayi agar lancar BAB, dalam video berikut ini:
(muf/muf)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
3 Masalah yang Bakal Bunda Hadapi Saat Anak Toilet Training

Parenting
4 Tanda Pasti Anak Bunda Siap Melakukan Potty Training

Parenting
7 Tips Melatih Si Kecil Toilet Training

Parenting
Ajari Si Kecil Potty Training Saat di Rumah Aja, Ini Saran Dokter

Parenting
Cerita Perjuangan Seorang Ayah Agar Anak Lulus Toilet Training


10 Foto
Parenting
Lucunya Tingkah Anak-anak yang sedang Toilet Training
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda