
parenting
Kenapa Balita Senang Membantu? Ini Jawabannya Bunda
HaiBunda
Selasa, 28 Jul 2020 11:57 WIB

Bunda mungkin pernah mengalami saat balita tiba-tiba ingin membantu, baik itu dalam pekerjaan rumah atau saat memasak. Dibantu nanti pekerjaan enggak rampung-rampung, tapi kalau ditolak nanti marah-marah.
Memang serba salah ya Bun. Tapi ada alasan sendiri kenapa balita senang membantu.
Felix Warneken, seorang profesor psikologi di Universitas Michigan, mencari tahu jawabannya dengan melakukan penelitian. Menurutnya, untuk membantu seseorang, pastinya anak perlu memahami pemikiran orang lain.
Â
"Untuk membantu seseorang dengan masalah, kamu juga harus memahami apa tujuan dan niat orang itu," kata Warneken dikutip Romper.
Jadi, Warneken bertanya-tanya, kalau balita melihat orang tuanya menjatuhkan kunci dan membungkuk untuk mengambilnya, apakah balita menyadari tujuan Bunda ingin mengambilnya? Selain itu, apakah balita akan membantu?
Saat bereksperimen, Warneken berpura-pura tidak bisa meraih bola yang dia dan anak kecil mainkan. Anak itu tidak hanya mengejar bola tetapi membawanya kembali kepadanya.
Dari situ dimulailah penelitian sekitar 15 tahun, untuk melihat seberapa besar balita memahami tujuan orang lain dan seberapa bersedia mereka untuk membantu.
Dari  beberapa kali eksperimen, Warneken mengakui bahwa balita tidak membantu 100%. Ia juga mengamati faktor yang dapat membuat anak cenderung kurang untuk membantu.Â
Saat anak tidak membantu bukan karena balita tidak mau membantu, tapi mungkin mereka belum cukup menguasai keterampilan. Balita membutuhkan waktu untuk beralih dari mainan hingga membantu.
![]() |
Enggak hanya itu, kehadiran orang tua di sebuah ruangan, kata Warneken, juga dapat membuat anak kurang tertarik menawarkan bantuan, ini dapat menimbulkan difusi tanggung jawab.
Balita juga membantu ketika lebih sulit untuk melakukannya. Selain itu, rasa malu juga membuat anak tak menawarkan bantuan.Â
"Ada perbedaan dalam perilaku membantu yang tampaknya tergantung pada kompleksitas situasi. Ini bukan keegoisan dalam arti langsung dari 'Aku hanya peduli pada diriku sendiri' ... itu terlalu rumit," ujarnya.
Menurut Warneken, balita sejak awal itu sama seperti semua orang, yang berjuang menjadi orang yang lebih altruistik (mengutamakan kepentingan orang lain) dan lebih egois.
Psikolog anak Dr Richard Woolfson, Ph.D, PGCE, MAppSci, CPsychol, FBPsS, mengatakan, di usia 3 tahun anak lebih menguasai kemampuannya, lebih bersemangat untuk berbagi dan belajar dari orang lain, dan menjadi lebih tenang secara emosional.
"Bahasa menjadi semakin penting dan anak Anda akan senang berbicara dengan Anda, dan seringnya dengan diri sendiri. Apabila Anda ingin tahu apa yang ia pikirkan dan rasakan, cobalah mendengarkannya atau mungkin memintanya untuk menceritakan sebuah kisah kepada Anda," ungkap Woolfson, dalam buku Your Preschooler Bible.
Simak juga video tips Eriska Rein saat anak mogok sekolah:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Usia Berapa Anak Balita Boleh Makan Sashimi?

Parenting
Miris, Puluhan Balita di Sulawesi Barat Keracunan Paket Makanan Pencegah Stunting

Parenting
Balita Suka Boneka Pocong Bikin Ngeri, Ada Pengaruhnya pada Psikologis?

Parenting
Sedih Bun, Balita 4 Tahun Meninggal Tertimpa Tabung Oksigen 50 Kg di Sumut

Parenting
Kepala Balita Berketombe? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya


9 Foto
Parenting
9 Foto Balita Thailand Viral yang Mirip Boneka
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda