HaiBunda

PARENTING

7 Langkah Penting Mengubah Kebiasaan Anak yang Mudah Marah

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 12 Aug 2020 08:24 WIB
7 langkah mengubah kebiasaan anak mudah marah/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Bunda bingung anak-anak di rumah kok semuanya susah diatur? Anak-anak begitu mudah marah sehingga Bunda sulit mengendalikannya. Kalau sudah begini, apa bisa diperbaiki?

Psikolog Lynne Kenney mengatakan, anak-anak mungkin suka marah-marah karena salah satu atau kedua orang tua memiliki watak mudah marah, sehingga dapat menciptakan suasana penuh emosional dalam keluarga.

Kemarahan orang tua ini, lanjut Kenney, sebenarnya bukan disebabkan anak-anak. Melainkan orang karena merasa kewalahan, tidak berdaya, atau lelah.


Namun, ketika orang tua kehilangan kendali secara emosional atau fisik, anak bisa ketakutan. Ini yang membuat otak defensif mengambil alih ketika anak merasa diserang atau takut.

Selain itu, Kenney mengatakan, orang tua mungkin saja tidak tahu cara menolong diri mereka sendiri. Sehingga orang tua sulit mengajarkan cara yang lebih baik kepada anak-anaknya.

Sebenarnya, ketika orang tua menganggap emosi anak begitu mudah meningkat, kata Kenney, orang tua mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi situasi dengan reaksi kita sendiri. Namun, sayangnya orang tua suka merespons dengan emosi tinggi sehingga menjadi kebiasaan seluruh anggota keluarga.

"Mengawasi reaksi Anda sendiri benar-benar bisa membantu," kata Kenney dalam buku 50 Panduan Mengasuh Anak yang Sulit Diatur.

Untuk memperbaiki perilaku anak yang emosian, Kenney menyarankan agar orang tua melakukan beberapa langkah di bawah ini:

7 langkah menghadapi anak yang mudah marah/ Foto: Getty Images

1. Berpikir sebelum bertindak atau berbicara.
2. Amati komunikasi nonverbal. Kenney mengatakan, anak bisa menilai dari wajah dan postur tubuh orang tua ketika berbicara dengan mereka. Jadi, anak bisa merasa nih kalau Bunda sedang marah.
3. Amati nada suara. Bunda mungkin tak bermaksud kasar, marah, atau angkuh. Tapi orang tua sering kali bernada tinggi ketika emosi terpancing.
4. Berkonsentrasi untuk bernapas dan menenangkan diri.
5. Atur emosi tanpa melampiaskan ke anak.
6. Minta bantuan. Terkadang, mengendalikan emosi berarti melihat masa lalu untuk mengendalikan perasaan yang lebih baik di masa depan.
7. Jika Bunda memberi tahu anak perlu ruang dan waktu untuk menenangkan diri, ini seolah-olah kesalahan anak.

"Mengendalikan emosi adalah tugas kita, kita harus melakukannya tanpa menyalahkan orang lain karena apa yang kita rasakan," ujar Kenney.

Melansir dari Mom Junction, beberapa pengetahuan dasar tentang perkembangan emosi dapat membantu orang tua berkontribusi terhadap pertumbuhan anak.

Jika orang tua ingin memahami anak-anaknya, maka perlu menyediakan waktu untuk mereka. "Waktu berkualitas tidak selalu berarti berbicara atau melakukan sesuatu bersama. Terkadang bisa duduk bersama, diam, dan mengamati mereka dapat menjadi pengalaman baru," ucap dokter anak Claudia M Gold, MD.

Bunda, simak juga yuk curhat Zaskia Mecca dalam mengontrol kemauan anaknya dalam video berikut:



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Sepasang Kembar

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

17 Contoh Teks Pidato 17 Agustus Singkat Tingkat SD, Mudah Dipahami Murid Sekolah

Parenting Azhar Hanifah

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

17 Contoh Teks Pidato 17 Agustus Singkat Tingkat SD, Mudah Dipahami Murid Sekolah

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Bukan Gentle Parenting, Ini Pola Asuh Terbaik untuk Prestasi Anak Menurut Studi

Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Bayi Kembar

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK