Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Menghilangkan Kebiasaan Anak Teriak dan Memukul Tanpa Emosi

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Rabu, 28 Jun 2023 19:15 WIB

Anak suka memukul
Cara menghilangkan kebiasaan anak suka memukul/ Foto: Getty Images/iStockphoto/kdshutterman

Anak tumbuh dengan sangat cepat di tahun-tahun pertama kehidupannya. Banyak perubahan yang terjadi, mulai dari fisik hingga emosinya. Mereka kadang tumbuh menjadi anak yang lucu, namun bisa juga memukul dan berteriak.

Menghadapi anak yang suka memukul dan berteriak memang membutuhkan kesabaran untuk menghadapinya. Apakah Bunda sering tak bisa mengontrol emosi menghadapi anak yang memukul dan berteriak?

Sebuah ulasan di Baby Center menyebutkan bahwa meskipun kemandirian mereka mulai berkembang, balita belum memiliki keterampilan bahasa untuk mengungkapkan kebutuhan mereka, yang dapat menyebabkan frustrasi dan perilaku agresif.

Salah satu perilaku agresif yang kerap muncul adalah kebiasaan teriak dan memukul, Bunda. Yuk ketahui bagaimana cara menghilangkan kebiasaan tersebut. 

Kebiasaan berteriak dan memukul pada Si Kecil

Memukul dan berteriak pada Si Kecil biasanya memuncak sekitar usia 2 atau 3 tahun. Ketika mereka banyak keinginan tetapi belum dapat menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri. Beberapa alasan mereka berteriak dan memukul antara lain:

1. Menguji batasan

Pada usia balita, mereka sedang mencoba ingin 'berpisah' atau menjauh dari orang yang mengasuhnya karena ingin menunjukkan bahwa sudah bisa mandiri dan melakukan apa-apa sendiri. Terkadang, hal inilah yang kemudian mendorong mereka keluar dari batasan yang mereka dapat terima.

2. Kemampuan mengontrol diri sendiri terbatas

Balita sebenarnya memahami mengenai aturan tidak boleh memukul. Namun, beberapa di antaranya susah mengontrol dirinya sendiri untuk memukul atau menggigit ketika merasa frustrasi. Mereka baru memiliki kemampuan untuk mengontrol itu semua saat berusia 4 tahun, tentunya dengan bantuan kasih sayang orang tua atau pengasuhnya.

3. Frustrasi dengan teman sebaya

Balita baru mulai belajar keterampilan sosial yang penting, seperti bagaimana menunggu, bergiliran, dan berbagi. Mereka mungkin merasa frustrasi jika anak lain mengambil mainan mereka atau mereka harus mengantri untuk meluncur di taman.

4. Mereka kewalahan

Jika balita terlalu terstimulasi, stres, marah, sedih, atau memiliki perasaan yang besar, mereka mungkin akan menggunakan pukulan untuk mengungkapkannya. 

Mengenali jenis teriakan

Mengutip dari Wow Parenting, setidaknya terdapat tiga jenis teriakan Si Kecil yang bisa Bunda pahami. Yaitu:

1. Teriakan karena senang

Anak-anak ini banyak menjerit ketika mereka bahagia. Namun, orang lain mungkin merasa terganggu dan tidak suka anak itu menjerit. Jika mendapatinya demikian, Bunda bisa mengangkat Si Kecil dan memeluknya sembari menggosok punggungnya dengan lembut. 

2. Teriakan karena mencari perhatian

Kadang Si Kecil juga berteriak saat menginginkan perhatian dari orang di sekelilingnya, lebih-lebih pada orang dekatnya. Apabila Si Kecil berperilaku demikian, dekatilah mereka. Saat suaranya makin meninggi, tepuk punggungnya, buat mereka duduk di pangkuan Bunda. Bersikaplah menjadikannya pusat perhatian dengan meniru sesuatu atau senyum yang akan menunjukkan bahwa Bunda tidak mengabaikannya.

3. Teriakan karena marah 

Saat tidak menyukai sesuatu atau marah, kemungkinan besar Si Kecil akan melampiaskannya dengan menjerit semau maunya. Hal yang bisa Bunda lakukan adalah segera alihkan perhatiannya pada sesuatu seperti memberikan mainan, menunjuk gambar, atau buku mewarna. Alihkan juga pada sesuatu yang menarik perhatiannya. 

Infografis Kenapa Anak Batita Suka Memukul?

Cara menghilangkan kebiasaan Si Kecil teriak dan memukul

Sekalipun teriakan dan pukulan Si Kecil merupakan hal yang normal seiring perkembangan usianya, namun menurut Askdrsears, Bunda bisa menghilangkan kebiasaan tersebut dengan cara berikut:

1. Memahami alasan di balik teriakan dan pukulan

Anak-anak menjadi agresif untuk melepaskan amarah yang terpendam, untuk mengendalikan situasi, untuk menunjukkan kekuatan, atau untuk melindungi area permainan mereka. Beberapa anak bahkan menggunakan perilaku yang menjengkelkan untuk menunjukkan kemarahannya. Meski begitu, sebagian besar perilaku balita yang agresif akan berkurang seiring perkembangan usianya. 

2. Memberikan alternatif

Sebaiknya Bunda bisa memberikan pilihan selain berteriak dan memukul. Bunda bisa mengalihkannya dengan pilihan lain, misalnya mencoret-coret kertas atau mengajaknya bernyanyi dengan lantang.

3. Jangan memberikan pesan yang membingungkan dan bertentangan

Salah satu sumber kemarahan Si Kecil adalah saat dia bingung, kesulitan memahami sesuatu. Disarankan agar Bunda bisa menyampaikan pesan sesuai pemahamannya dengan konsisten. Misalnya, jika Bunda meminta dia meletakkan mainan pada tempatnya, maka berikan contoh dengan juga melakukannya. 

4. Dorong empati

Jika misalnya Si Kecil menjadi agresif, memukul dan berteriak saat menginginkan mainan yang dimiliki temannya, Bunda bisa menunjukkan cara alternatif untuk mendapatkan mainan tersebut dengan memberinya pengertian, bahwa dia bisa meminjamnya setelah temannya selesai. 

5. Memberikan hadiah saat Si Kecil berperilaku positif

Jangan segan untuk memberikan apresiasi atas sekecil apapun pencapaian Si Kecil. Hadiah tidak selalu harus mahal dan material, Bunda. 
Pelukan erat atau membacakannya dongeng yang dia sukai adalah hadiah yang penuh kesan. 

6. Mengajarkan pengendalian diri

Beberapa anak impulsif memukul sebelum mereka berpikir. Untuk anak di atas tiga tahun, bantu mereka mengendalikan sikap impulsif ini dengan menyarankan perilaku pengganti. 

Misalnya setelah Bunda ingin memukul, ambil bantal dan pukul di atasnya atau larilah ke sekitar halaman. Bunda dapat mennyontohkan kontrol impuls Si Kecil juga. Misalnya, lain kali Bunda merasa ingin memukul, biarkan Si Kecil melihat Bunda berpikir untuk menghindarinya.

7. Menerapkan disiplin ganda

Bunda bisa bekerja sama dengan Ayah atau orang dewasa lainnya untuk menerapkan disiplin ganda ini. Tunjukkan pada Si Kecil bahwa tidak ada yang mendukung perilakunya yang demikian. 

8. Pantau secara aktif

Sebisa mungkin Bunda harus mengawasi Si Kecil secara aktif. Dengan demikian, dia tahu bahwa Bunda tidak pernah mengabaikannya.

Semoga informasi mengenai cara menghadapi anak yang suka memukul dan berteriak ini membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda