Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Arti 9 Warna Feses Bayi Baru Lahir, Mana yang Normal dan Tidak

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 15 Oct 2020 16:35 WIB

Father change diaper to baby boy on baby changing table
Arti 9 Warna Feses Bayi Baru Lahir, Mana yang Normal dan Tidak/Foto: Getty Images/iStockphoto/petrunjela
Jakarta -

Feses atau kotoran yang dikeluarkan bayi bisa menjadi indikator kesehatannya lho, Bunda. Bayi akan mengeluarkan berbagai warna feses, terutama selama tahun pertama kehidupan ketika pola makanannya berubah.

Dokter anak dari Seattle Children's, Amerika, dr. Wendy Sue Swanson mengatakan bahwa feses terdiri dari sisa makanan yang tidak dicerna, bakteri, cairan empedu, dan zat lainnya yang keluar dari usus. Empedu adalah produk limbah yang dikeluarkan dari hati, lalu dibuang ke usus dan menyumbang sebagian besar warna feses.

"Saat lahir, usus bayi steril, namun dalam hitungan minggu, usus (dan feses) mereka penuh dengan berbagai macam bakteri sehat dan beragam," katanya, dikutip dari Parents.

Arti warna feses

Penting bagi orang tua untuk mengetahui feses bayi yang normal atau tidak normal. Pasalnya, warna feses maupun teksturnya bisa memberi tahu Bunda kondisi kesehatan buah hati apakah mengkhawatirkan atau tidak.

Mengutip dari What to Expect dan HealthLine, berikut beberapa warna feses bayi dan arti di baliknya:

1. Hitam

Feses bayi yang baru lahir kemungkinan besar berwarna hitam. Feses Ini disebut sebagai mekonium dan mengandung lendir, sel kulit, dan cairan ketuban yang ditelan bayi selama dalam kandungan.

"Kotoran pertama bayi Anda yang baru lahir akan berwarna hitam kehijauan dan konsistensi. Disebut mekonium, terdiri dari semua yang dicerna bayi di dalam rahim, termasuk cairan ketuban, empedu, dan sel kulit," kata Linda Folden Palmer, penulis Baby Poop: What Your Pediatrician May Not Tell You.

Feses berwarna hitam ini normal pada beberapa hari pertama kehidupan bayi. Dan hal ini menjadi tidak normal jika ditemukan lagi di fase kehidupan bayi setelahnya.

2. Kuning mustard

Setelah mekonium keluar, feses bayi yang baru lahir mungkin akan berubah warna menjadi kuning mustard. Warna feses ini juga paling umum dan normal pada bayi yang disusui.

3. Kuning cerah

Warna feses yang kuning cerah ini normal, Bunda. Ini terjadi pada bayi yang menyusu ASI dan terkadang diberi susu formula.

Kotoran berwarna kuning cerah lebih sering dari biasanya dan memiliki tekstur sangat encer bisa dianggap sebagai diare. Diare dapat meningkatkan risiko dehidrasi.

4. Orens

Feses warna orens terjadi dari pigmen yang terkumpul di saluran pencernaan bayi. Ini dapat terjadi pada bayi yang diberi ASI dan susu formula. Warna feses ini normal ya, Bunda.

5. Merah

Terkadang feses bayi juga bisa berubah menjadi merah, Bunda. Ini biasanya terjadi karena makanan dan minuman berwarna merah yang dikonsumsi.

Feses merah juga bisa berarti ada darah. Jika hal ini terjadi, mungkin akibat dari adanya infeksi usus atau alergi susu, Bunda. Sebaiknya hubungi dokter anak untuk mencari tahu penyebab dan mendapat perawatan.

6. Cokelat Kehijauan

Bayi yang diberi susu formula mungkin memiliki feses berwarna kombinasi dari coklat kehijauan dan kuning. Tekstur dari fesesnya pun mungkin dapat jadi lebih keras dibandingkan feses bayi yang disusui ASI.

7. Hijau tua

Feses berwarna hijau tua paling sering terjadi pada bayi yang memulai makanan padat berwarna hijau, Bunda. Ini bisa seperti bayam, kacang polong atau suplemen zat besi.

"Feses bayi berwarna hijau tua setelah beberapa hari pertama mungkin berasal dari suplemen zat besi, baik yang dikonsumsi oleh ibu atau bayinya," kata Dr. Linda.

8. Putih

Feses putih dapat menunjukkan bahwa bayi tidak menghasilkan cukup empedu di hati untuk membantunya mencerna makanan dengan baik, Bunda. Ini menjadi masalah yang serius. Feses putih pada tahap apa pun harus segera ditangani oleh dokter anak.

9. Abu-abu

Sama seperti feses putih, feses berwarna abu-abu bisa berarti bayi tidak mencerna makanan sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, segera menghubungi dokter anak agar mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat ya, Bunda.

Apa arti tekstur feses bayi?

Selain memiliki warna yang beragam, feses bayi juga memiliki beberapa tekstur, Bunda. Kombinasi dari warna dan tekstur tersebut dapat menjadi tanda banyak hal tentang kesehatan bayi, lho.

Konsistensi kotoran bayi baru lahir 

Pada bayi yang baru lahir, fesesnya memiliki konsistensi seperti tar yang kental. Ini normal, dan warna serta tekstur ini akan berubah dalam beberapa hari pertama kehidupan.

Jika tak berubah, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter. Karena ini bisa jadi pertanda bayi tidak mendapatkan cukup ASI.

Konsistensi feses bayi ASI 

Bayi yang diberi ASI memiliki feses yang lebih longgar yang mungkin mengandung zat seperti biji. Ini tidak berarti bayi Anda mengalami diare. Konsistensi dan tekstur fesesnya lebih padat, terkadang berubah berwarna coklat dengan sedikit warna hijau dan kuning. Jika bayi tegang, ada kemungkinan ia mengalami sembelit atau fesesnya menjadi keras.

Konsistensi feses bayi diberi susu formula

Bayi yang diberi susu formula cenderung memiliki feses yang lebih padat berwarna cokelat hingga cokelat dengan sedikit hijau dan kuning. Bayi mungkin mengalami sembeli jika tegang saat buang air besar serta buang air yang jarang dan keras.

Konsistensi feses bayi yang mengonsumsi MPASI

Setelah anak mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASi), fesesnya akan mulai membesar seperti feses orang dewasa pada umumnya.

Sembelit

Feses bayi yang sangat keras dan sulit dikeluarkan dapat diindikasikan sebagai sembelit, Bunda. Selain itu, pada feses saat sembelit terjadi juga terdapat beberapa yang berupa kerikil berwarna coklat tua.

Diare

Diare pada bayi ditandai dengan feses yang encer, dan terjadi lebih dari sekali setiap kali menyusu. mengidentifikasi diare pada bayi terkadang menjadi hal yang sulit karena feses normal bayi secara alami lebih longgar daripada bayi yang mengonsumsi makanan padat.

Lendir atau berbusa

Feses dengan kondisi ini terkadang dapat terjadi saat bayi sedang tumbuh gigi. Ini terjadi karena ia menelan banyak air liurnya. Jika hal ini terjadi namun bayi tidak mengeluarkan air liur, itu bisa disebabkan oleh infeksi yang memerlukan perawatan anak.

Berdarah

Selain menjadi tanda bahwa bayi mungkin mengalami sembelit, darah pada feses juga menjadi tanda infeksi, yang memerlukan perawatan dokter anak, Bunda.

Potongan makanan

Setelah bayi mulai makan MPASI, pada feses bayi mungkin akan terdapat potongan makanan, Bunda. Ini biasa terjadi karena beberapa makanan mungkin tidak dapat dicerna dan dengan cepat melewati sistem pencernaan bayi.

Seberapa sering bayi mengeluarkan feses?

Bila bayi tak mengeluarkan feses dengan lancar setiap hari, berarti ada masalah yang terjadi, Bunda. Karena normalnya, meski sedikit, bayi akan selalu mengeluarkannya.

Bagi bayi yang disusui ASI, mungkin hanya mengeluarkan feses sekali seminggu. Namun bagi bayi dengan susu formula, ia akan mengeluarkan feses setidaknya sekali sehari. Jika kurang dari itu, bisa mengindikasikan bayi sembelit, meski demikian beberapa bayi yang diberi susu formula juga ada yang tidak buang air besar setiap hari.

Bayi kemungkinan akan mengeluarkan feses setiap hari setelah ia mengonsumsi MPASI. Jika bayi mengeluarkan feses lebih dari sekali setelah setiap pemberian MPASI, maka ini dapat diindikasikan sebagai diare.

Bunda perlu tahu bahwa perubahan warna, dan struktur atau konsistensi adalah hal yang normal selama tahun pertama kehidupan bayi. Namun penting bagi Bunda untuk memantau perubahan feses bayi untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

Warna feses bayi berfluktuasi, Bunda. Makanan dan usia bisa memengaruhi warna dan konsistensi atau tekstur secara keseluruhan. Jika Bunda khawatir tentang warna dan tesktur feses atau buang air besar bayi, segera hubungi dokter anak.

Bunda, simak juga yuk cara pijat bayi agar lancar BAB dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda