
parenting
Hindari 3 Pemicu Gatal Dermatitis Atopik pada Bayi Semakin Parah
HaiBunda
Senin, 19 Oct 2020 16:17 WIB

Bunda mungkin sudah sering mendengar istilah dermatitis atopik yang juga dikenal eksim (eczema). Anak-anak yang mengalaminya bakal sering menggaruk kulitnya. Semakin digaruk, kulit anak malah semakin parah.
Dalam Childhood Allergies, DR.Dawn Lim, dokter anak yang fokus di bidang alergi, menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami eksim akan merasakan gatal-gatal, ruam merah yang muncul dan hilang. Ruam ini bisa diperburuk oleh pemicu yang berbeda, bisa karena makanan atau karena panas,  bahkan tekanan emosional, Bunda.
Dermatitis atopik memang sangat gatal, Bunda.  Meskipun menggaruk terasa enak, tapi akan semakin mengiritasi kulit dan menjadi salah satu pemicu yang paling bermasalah.  Bakteri seperti Staphylococcus aureus, sering hidup di kulit anak-anak dengan eksim dan garukan membantu bakteri masuk ke dalam kulit, menyebabkan iritasi lebih lanjut. Â
Ini yang mengarah pada Siklus Gatal-Gores, yakni dengan menggaruk menyebabkan kulit terinfeksi, menyebabkan peradangan, sehingga menyebabkan kulit anak semakin gatal dari sebelumnya, sehingga sering menggaruk dan meningkatkan peradangan. Â
Goresan dan infeksi yang terus-menerus ini terus memperburuk kulit, sehingga dermatitis atopik sepertinya tidak pernah membaik atau bahkan dapat memburuk meskipun pemicu awalnya mungkin sudah tidak ada lagi.
"Anak-anak penderita eksim mungkin merasa gatal sepanjang waktu, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan melewatkan gaya hidup aktif karena prespirasi memperburuk ruam. Â Karena eksim yang tidak terkontrol dapat membuat hidup anak sengsara," jelas Lim.
Eksim atau dermatitis atopik ini bisa muncul dalam beberapa minggu pertama kehidupan bayi dan kebanyakan anak-anak menunjukkan gejala dalam lima tahun.
Memburuknya dermatitis atopik ini dapat disebabkan banyak hal yang bersifat alergi dan non-alergi. Mengendalikan satu pemicu di antaranya, mungkin tidak mengarah pada resolusi yang lengkap. Tapi bisa memperbaiki kondisi yang dikenal dengan pemicu eksim.
"Tidak semua anak penderita eksim memiliki alergi, dan jenis alerginya akan berbeda sesuai dengan usia anak.  Anak-anak yang lebih kecil cenderung memiliki lebih banyak alergi terkait makanan sementara anak-anak yang lebih besar memiliki lebih banyak alergi yang terkait lingkungan," tambah Lim. Â
Apa saja yang perlu dihindari? Simak ulasannya di bawah ini:
1. Menghindari iritan
Menurut Lim, semua pasien dermatitis atopik harus menghindari Iritan. Ini termasuk cuaca ekstrim seperti panas dan kelembaban atau udara yang sangat dingin dan kering, keringat, sabun yang keras dan pakaian yang terbuat dari bahan yang kasar. Â Bunda juga bisa memperhatikan perubahan mood anak karena pergolakan emosional juga dapat memperburuk eksim. Â
2. Perhatikan genetik
Seperti kondisi alergi lainnya, dermatitis atopik disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Â Para peneliti telah menemukan bahwa gen tertentu dapat membuat semakin mungkin memiliki dermatitis atopik. Sementara gen lainya bisa membuat barrier kulit menjadi kurang efektif atau menyebabkan kulit menjadi sangat kering.
"Jadi eksim sangat mungkin terjadi ketika anak-anak yang secara genetik cenderung memiliki kulit sensitif bersentuhan dengan pemicu di lingkungan," katanya lagi.
Dermatitis atopik biasanya ditemukan di area tubuh tertentu, tergantung pada usia anak. Â Kata Lim, ini merupakan fenomena menarik yang belu, dipahami dengan jelas. Â
"Pada bayi, eksim secara khas menyerang wajah, area di belakang telinga, leher, bagian belakang siku dan lutut. Â Seiring bertambahnya usia bayi, eksim mulai mempengaruhi area yang berbeda, seperti kulit di sekitar kelopak mata, di sekitar lipatan lengan, bagian belakang lutut, dan di sekitar pergelangan kaki dan pergelangan tangan," ujar Lim.
Meskipun ini adalah area eksim yang lebih umum, tapi juga dapat terjadi di tempat lain di tubuh.  Dalam kasus yang parah, eksim bisa memengaruhi seluruh tubuh, menyebabkan anak menggaruk dari ujung kepala hingga ujung kaki.
3. Faktor lingkungan
Selain faktor keturunan , dr.Anna Juniawati Putri Gunawan, menjelaskan bahwa dermatitis atopik bisa diperparah karena faktor lingkungan.Â
"Kalau ada bakat atopik, dia akan kambuh bila dipengaruhi faktor lingkungan, misalnya bayi takut dingin jadi dimandikan air panas saja, padahal bisa bikin kulit lebih kering,"Â jelasnya.
Ciri-ciri kulit atopik seperti apa? Yang jelas kulitnya kering. Nah, mayoritas yang bikin kulit bayi kering adalah ruangan ber-AC. Apalagi ada bakat atopik atau eksem, kulit mudah gampang kering. Alhasil gampang gatal dan memerah.
"Lalu, pipi bayi merah, mungkin kita lihat lucu tapi bagi orang tuanya justru penderitaan. Kemudian peradangan pada kulit, munculnya kemerahan atau ruam di kulit," kata Anna.
Ciri lainnya, kulit menjadi kasar menebal dan bersisik. Kulit yang kasar dan menebal tadi akan lebih parah jika digaruk. Nah, jika bayi sudah menunjukan tanda-tanda mengalami dermatitis atopik, sebaiknya hindari pemicunya agar tidak semakin gatal ya, Bunda.
Bunda, pahami juga juga jenis dermatitis lainnya dalam video berikut:
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Benarkah Lidah Buaya Bisa Atasi Eksem pada Bayi?

Parenting
10 Do's and Don'ts Mengatasi Eksem pada Kulit Anak

Parenting
Penyebab Dermatitis Atopik pada Anak & Cara Tepat Hindari Pemicunya

Parenting
Bayi Mona Ratuliu Kena Dermatitis Atopik, Kulitnya Merah Sampai Berair

Parenting
Kisah Bayi Kena Eksem Setelah Pipinya Disentuh Banyak Orang


7 Foto
Parenting
7 Potret Anak Artis Punya Nama Bagus yang Lahir di 2022
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda