Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Tips Mengeluarkan Ingus pada Anak, Bunda Perlu Tahu

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 26 Nov 2020 20:04 WIB

Sick little asian girl wiping or cleaning nose with tissue on her hand
5 Tips Mengeluarkan Ingus pada Anak, Bunda Perlu Tahu/Foto: iStock
Jakarta -

Beberapa anak rentan mengalami pilek, atau hidung tersumbat. Meski penyakit ini umum pada anak-anak, namun akan mengganggunya bernapas, sehingga akan membuatnya tidak nyaman. Jika ini yang terjadi, Bunda bisa membantu mengeluarkan ingus dalam hidungnya.

Ingus pada dasarnya merupakan sistem alami yang berfungsi untuk menyaring, dan membantu mengeluarkan bakteri serta virus yang berbahaya dari tubuh. Ini sebenarnya membuat anak tetap sehat, meski terkadang dianggap menjadi sesuatu yang mengganggu.

Bahkan, pada bayi yang lebih kecil, kondisi ini bisa membuatnya menjadi kesulitan untuk bernapas. Selain itu, juga memengaruhi tidur maupun makannya, Bunda.

"Hidung yang tersumbat oleh ingus dapat membuat bayi sulit bernapas, makan, dan menyusu dengan benar," kata dokter anak Amy Sniderman, dikutip dari Cleveland Clinic.

Penyebab anak pilek

Anak pilek atau hidung meler adalah gejala yang sangat umum dari penyakit masa kanak-kanak, tetapi banyak orang tua sering kali tidak yakin dengan penyebabnya. Anak pilek bisa berarti banyak hal, dari hal yang sederhana atau sesuatu yang lebih serius.

Mengutip Very Well Family, ada dua hal yang paling umum menjadi penyebab anak pilek, yakni:

Alergi

Rhinitis alergi adalah penyebab utama hidung meler atau pilek pada anak-anak. Gejala alergi ini, biasanya berupa hidung gatal, keluar cairan bening atau ingus dari hidung, hidung tersumbat, bersin, serta mata merah, dengan rasa gatal, dan mata berair.

Saat alergi memburuk, akan membuat anak mengalami sakit pada tenggorokan, kepala, batuk, dan mengganggu pola tidurnya. Akibat hal tersebut, maka dapat menyebabkan anak mengalami iritabilitas di siang hari. Gejala ini yang sering disalahartikan sebagai pilek atau infeksi sinus.

Jika anak juga menderita asma, alergi yang tidak terkontrol ini bisa memicu gejala asma muncul. Sehingga ini akan membuat anak mengalami batuk, mengi, dan kesulitan untuk bernapas. Anak dengan alergi yang tidak berat, biasanya tidak akan mengalami demam atau pilek dengan ingus berwarna kuning atau hijau.

Infeksi

Infeksi menjadi penyebab sangat umum pilek, terutama pada anak kecil. Sebagian besar dari anak mengidap infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus seperti flu biasa. Gejalanya termasuk pilek dengan ingus bening hingga kuning atau hijau kental, hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala atau demam ringan hingga tinggi dengan suhu 38 derajat celcius.

Apabila gejala pilek berlangsung lebih dari 10 hari atau gejalanya parah, hingga demam yang berlangsung hingga 3-4 hari, maka anak mungkin mengalami infeksi sinus yang memerlukan antibiotik. Namun perlu Bunda ingat bahwa pilek dengan ingus berwarna hijau tidak selalu berarti infeksi sinus.

Obat pilek

Untuk menghentikan pilek pada anak-anak, dapat memilih perawatan dengan menargetkan penyebab yang mendasarinya, apakah itu alergi atau infeksi. Perawatan maupun penanganan yang akan dilakukan ini pun tentunya dapat meredakan nyeri yang ditimbulkan, sehingga sangat membantu untuk anak agar dapat bernapas dengan nyaman kembali.

Penanganan ini dapat berupa obat yang digunakan secara topikal atau oral, fungsinya untuk membantu membersihkan hidung tersumbat, dan meredakan hidung tersumbat. Obat topikal, biasanya tidak boleh digunakan pada anak-anak di bawah usia 12 tahun, dan hanya untuk beberapa hari saja untuk anak usia remaja.

Sedangkan obat oral menjadi hal yang perlu dilakukan dengan perhatian yang ketat. Ini karena Food Drugs Administration (FDA) menyatakan bahwa sebenarnya obat-obatan untuk mengatasi masalah tersebut juga tak begitu bermanfaat pada anak, Bunda. Apalagi, ini berkaitan dengan keamanan serta potensi risiko yang dapat mengancam terutama jika si kecil masih berusia di bawah 2 tahun.

Peringatan tentang penggunaan obat batuk pilek tidak boleh diberikan kepada anak di bawah usia 4 tahun, kecuali atas resep yang diberikan oleh dokter yang menangani kondisi anak.

Tips mengeluarkan ingus pada anak

Masalah paling mengganggu dari pilek yang dialami anak adalah ingus. Pada anak yang lebih kecil, mereka belum tahu atau tidak bisa mengeluarkan ingus di dalam hidungnya, Bunda.

"Metode terbaik untuk membersihkan ingus pada hidung anak itu tergantung pada usia anak," ujar Sniderman.

Mengutip beberapa sumber, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk membantu mengeluarkan ingus pada anak:

1. Menggunakan alat isap

Alat isap seperti aspirator hidung atau pengisap ingus bisa digunakan untuk membantu mengeluarkan ingus di dalam hidung anak. Namun Bunda perlu tahu bahwa ingus ini berfungsi untuk menjaga tubuh dari bakteri dan virus, sehingga tindakan untuk mengisap atau mengeluarkan ingus ini sebenarnya akan membuatnya terus terproduksi, Bunda.

"Alasan kita terkena ingus adalah untuk mengeluarkan virus atau bakteri, jadi semakin Anda mengisapnya, maka semakin banyak mereka benar-benar berproduksi," kata Sarah Stampflee, asisten manajer perawat di Randall Children's Hospital NICU di Portland, Oregon.

Oleh karena itu, Bunda cukup mengeluarkan ingus secukupnya saja sampai anak dirasa mampu bernapas dengan nyaman. Jika anak menunjukkan tanda-tanda iritasi, maka penyedotan harus ditinggalkan untuk menghindari kerusakan pada saluran hidung.

2. Menggunakan cara tradisional

Bunda bisa menggunakan cara tradisional dengan memegang tisu di atas hidung anak, dan katakan kepadanya untuk menutup mulut, lalu berpura-pura meniup lilin ulang tahun atau gelembung dengan hidungnya. Mungkin anak perlu beberapa kali mencobanya, jadi teruslah berlatih.

"Beberapa anak usia 2 tahun bisa mengeluarkan ingus, tetapi beberapa anak mungkin belum bisa melakukannya. Ini semacam koordinasi, mereka harus bisa menutup mulut, dan membuang ingus," ujar Sniderman.

3. Meneteskan air garam

Terlepas dari berapa usia anak, jika ingus dirasa terlalu kental untuk dikeluarkan, Sniderman menyarankan untuk menggunakan beberapa tetes semprotan hidung saline atau air garam yang dijual bebas untuk membantu mengencerkannya.

"Semprotan hidung antihistamin dapat mengurangi pilek, hidung tersumbat, dan bersin yang disebabkan oleh alergi dan iritasi. Jika anak Anda mengalami infeksi sinus, dokter anak mereka akan meresepkan antibiotik," tutur dokter anak Vincent Iannelli.

4. Berendam atau mandi

Munculnya ingus juga dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan dalam tubuh. Untuk itu, Bunda bisa mengajak si kecil untuk berendam atau mandi menggunakan air hangat untuk beberapa saat. Hal ini tak hanya berguna untuk membuat tubuh anak menjadi lebih baik, namun juga dapat membantu mengencerkan ingus di hidungnya.

5. Menyeka dengan kain

Humidifier juga bisa membantu memudahkan pengeluaran ingus lho, Bunda. Namun ingus yang keluar dari hidung anak sebenarnya hanya perlu diseka dengan kain basah atau lembap, Bunda. Akan lebih baik lagi jika kain yang digunakan diberi sedikit minyak yang memberikan efek melegakan untuk menjaga, dan meringankan iritasi yang mungkin terjadi pada kulit di bawah hidung si kecil.

Bunda perlu diketahui bahwa ingus yang terlihat relatif jernih bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun bila anak masih mengeluarkan ingus setelah 10-14 hari, maka itu dapat menjadi pertanda adanya masalah yang lebih besar, terutama jika disertai dengan demam.

Selain tak kunjung hilang, Bunda juga perlu segera membawa si kecil untuk mendapat pertolongan medis jika anak terlihat sedikit pucat. "Jika bayi mulai kesulitan untuk membersihkan jalan napasnya, tersedak, ingus berubah menjadi orange, atau jika terlihat sedikit pucat atau biru, maka segera cari pertolongan medis," kata Sarah Stampflee, asisten manajer perawat di Randall Children's Hospital NICU di Portland.

Bunda, simak juga manfaat biji selasih untuk atasi batuk pilek anak dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Elon MuskFoto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda