Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Aturan Pemberian Susu Formula sebagai Tambahan Pada Bayi di Atas 6 Bulan

Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A (K), MPH   |   HaiBunda

Selasa, 01 Dec 2020 13:35 WIB

Dokter Sisipan
Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A (K), MPH
Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. Dosen senior di Fakultas Kedokteran UI
Baby 2 years old drinking milk
Aturan memberikan susu formula sebagai makanan tambahan/ Foto: iStock

Air Susu Ibu (ASI) menjadi sumber nutrisi utama bayi di awal kehidupannya. Pemberian ASI pun direkomendasikan untuk dilakukan selama dua tahun.

Namun sayangnya, tak semua Bunda mampu memberikan ASI selama dua tahun untuk buah hatinya. Berbagai alasan kesehatan kadang membuat Bunda harus memberikan makanan tambahan pada si kecil. Dalam hal ini, susu formula seringkali menjadi solusinya.

Susu formula seringkali diberikan pada bayi di atas usia 6 bulan sebagai makanan tambahan. Pada kondisi tertentu, bayi memang boleh diberikan susu sebagai makanan tambahan bahkan makanan utama.

Penting untuk dipahami bahwa susu yang diperuntukkan bagi bayi di bawah satu tahun disebut susu formula. Sementara, produk susu di atas satu tahun selain susu formula (untuk tumbuh kembang) ada juga makanan cair yang berbahan dasar susu.

Susu bisa diberikan pada anak sebagai suplementasi. Meski begitu, susu bukanlah produk istimewa, unggul, dan spesial, sehingga harus dikonsumsi terus-menerus.

Kandungan susu formula vs ASI

Susu formula di bawah satu tahun diformulasikan dengan merujuk ke air susu ibu (ASI). Produksi susu formula sudah sesuai regulasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan badan pangan dunia (FAO) yang dituangkan dalam bentuk panduan, Codex Alimentarius.

Di dalam panduan tersebut, tercantum syarat-syarat pembuatan susu formula dan kandungan nutrisinya. Selain itu, harus disertai juga bukti ilmiah tentang zat-zat tambahan di susu.

Perlu Bunda tahu bahwa kandungan susu formula memang menyerupai ASI ibu, namun tidak sama persis. Hal ini disebabkan teknologi pangan belum bisa membuat susu formula yang mirip dengan ASI ibu.

Jadi, misalnya kadar zat besi di ASI lebih kecil dari susu formula. Namun, bukan berarti ASI tidak bagus karena belum tentu kandungan zat besi yang besar di susu formula baik untuk bayi.

Contoh lain adalah laktosa. Kandungan laktosa di ASI sekitar 7 persen (7 gram per 100 ml larut ASI). Sementara di susu formula ada 4 persen (4 gram per 100 ml larut ASI).

Kandungan laktosa ASI tidak bisa disamakan dengan yang ada di susu formula karena kualitas dan sifatnya berbeda. Artinya, kalau bayi mengalami diare disertai intoleransi laktosa, bukan berarti ASI harus dihentikan. Namun sebaliknya, bayi harus berhenti minum susu formula bila mengalami kondisi tersebut.

ASI dan susu tambahan pada anak usia 6-12 bulan bisa diberikan dalam jumlah yang sama, yaitu dua kali sehari. Komposisi pemberiannya adalah 3 kali makanan pokok, 2 selingan, dan 2 gelas susu dalam bentuk ASI atau susu formula total sekitar 500 ml.

Untuk lebih jelasnya, simak aturan memberikan susu formula pada anak di halaman selanjutnya. Klik NEXT yuk, Bunda!

Bunda, simak juga yuk perbedaan macam-macam susu dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



3 Aturan memberi susu pada anak di atas 6 bulan

Baby Boy drinking Milk Bottle

Foto: Getty Images/iStockphoto/CroMary

Pemberian susu tambahan pada anak di atas usia 6 bulan

Untuk menjawab kecemasan para Bunda mengenai takaran susu tambahan atau susu formula untuk anak di atas 6 tahun, berikut aturan yang harus dipahami:

1. Bayi sampai usia 6 bulan hanya mengonsumsi ASI eksklusif

Setelah usia 6 bulan, kita bisa memberi makanan pendamping ASI (MPASI) dan ASI, tanpa perlu tambahan susu formula. Perlu diingat, jika berat badan bayi tidak naik setelah 6 bulan, penyebabnya bukan karena konsumsi MPASI dan ASI.

Menurut penelitian, saat bayi berusia 6 bulan, ASI ibu akan berkurang sepertiganya. Pada usia anak satu tahun, ASI ibu berkurang sebanyak 50 persen.

2. Bayi sampai usia 6 bulan hanya mengonsumsi ASI dengan susu formula

Pemberian susu formula tergantung dari produksi ASI ibu. Kalau Bunda bisa menghasilkan ASI sekitar 500 ml per hari, bayi bisa diberikan ASI dengan MPASI.

Tetapi, jika ASI sangat sedikit (misalnya sekitar 200 ml) dan ibu tetap ingin memberi ASI, maka bisa berikan ASI dengan MPASI dan susu formula. Susu formula ini bisa melengkapi kebutuhan 500 ml susu bayi di atas usia 6 bulan.

3. Bayi sampai usia 6 bulan hanya mengonsumsi susu formula

Sebagian bayi mengalami kondisi medis tertentu yang membuatnya tidak bisa diberikan ASI. Pada bayi di bawah 6 bulan dengan kondisi ini, bisa diberikan susu formula namun tidak boleh sembarangan.

Sedangkan saat bayi sudah berusia 6 bulan ke atas, susu formula tetap bisa dilanjutkan dengan catatan menyesuaikan kebutuhan nutrisinya. Namun, perlu diingat bahwa kita tentunya ingin bayi itu makan, bukan menyusu saja.

Jadi, dengan bertambahnya jumlah MPASI, konsumsi susu formula harus dikurangi. Pemberiannya sekitar 500-600 ml per hari.

Simak juga efek samping pemberian susu formula di halaman selanjutnya. Klik NEXT ya!

Efek samping anak minum susu formula

Baby 2 years old drinking milk

Aturan memberikan susu formula sebagai makanan tambahan/ Foto: Getty Images/LP7

Efek samping pemberian susu tambahan

1. Alergi

Dampak yang paling sering terjadi pada anak yang minum susu tambahan adalah alergi protein susu sapi. Saat ini terjadi, pemberian susu harus dihentikan dan diganti susu khusus alergi yang sifatnya hipoalergenik.

Kalau sudah ada kelainan di organ, misalnya kulit eksim, pilek atau asma di saluran napas, serta kolik dan diare berdarah di sistem pencernaan, anak sebaiknya dibawa ke dokter.

Selain alergi protein sapi, anak juga bisa mengalami sakit karena kandungan minyak ikan dalam susu. Saat ini, kandungan AHA dan DHA di susu dibuat dari sumber protein hewani, yakni minyak ikan.

Pada anak yang orang tuanya memiliki riwayat alergi ikan, konsumsi susu dengan AHA dan DHA dari protein hewani bisa berdampak buruk. Untuk itu, sebaiknya diperhatikan lagi kandungan susu formula untuk anak.

2. Malnutrisi (gizi kurang dan gizi lebih/Obesitas)

Susu tidak boleh dijadikan sebagai makanan tunggal, apalagi tidak diberikan dalam jumlah cukup bisa menyebabkan malnutrisi (kurang gizi). Jika berlebihan, bisa menyebabkan berat berlebih dan obesitas.

Malnutrisi (gizi kurang) juga bisa disebabkan pemberian susu formula dalam jumlah tak terkendali. Hal ini menyebabkan MP-ASI dan ASI yang dikonsumsi anak jumlahnya sedikit.

3. Kerusakan gigi

Kesehatan gigi anak bisa bermasalah jika kebersihan gigi tidak diperhatikan. Sisa susu yang tertinggal di gigi saat malam hari bisa menyebabkan kerusakan gigi bila terjadi berulang dan dalam waktu cukup lama.

Gula yang terdapat dalam susu bisa menyebabkan lubang di gigi. Anak yang minum susu dalam kondisi sadar, sebaiknya segera minum air putih agar tidak berisiko mengalami kerusakan gigi.

Tips memilih susu formula

Jika ASI ibu bermasalah, susu formula bisa diberikan sebagai makanan pengganti. Secara prinsip, semua susu formula memiliki kandungan dan kualitas yang sama. Berikut 3 cara memilih susu formula:

1. Tidak harus memilih yang harganya mahal

2. Carilah produk susu yang mudah didapat di pasaran

3. Agar lebih mudah, ibu bisa memberikan susu yang sama atau pernah dikonsumsi kakak atau anak sebelumnya

Ingat ya, Bunda, sebelum memutuskan untuk memberikan susu formula pada anak sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter. Sehingga tidak membahayakan si kecil ke depannya.

Jika Bunda punya pertanyaan seputar susu formula, ASI, dan nutrisi anak tanyakan langsung pada dokter Aryono di kolom komentar yuk, Bunda.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda