Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bun, Begini Cara Efektif Menaikkan Berat Badan Bayi

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 10 Dec 2020 15:12 WIB

Closeup of a baby's legs on a weighing scale
Bun, Begini Cara Efektif Menaikkan Berat Badan Bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel
Jakarta -

Berat badan bayi yang sehat dapat bervariasi, Bunda. Saat pemeriksaan atau kontrol rutin bersama dokter anak, berat badan bayi dapat diperhitungkan berdasarkan tinggi badan dan usianya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan standar untuk pertumbuhan bayi dan anak. Standar tersebut menyatakan bahwa berat rata-rata bayi baru lahir sehat cukup bulan sekitar 3,2 hingga 3,4 kilogram (kg), sedangkan berat lahir rendah adalah kurang dari 2,5 kg.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi berat badan bayi yang baru lahir, Bunda. Mengutip dari Very Well Family, berikut faktor penyebabnya:

  • Usia kandungan

Bayi yang lahir prematur biasanya berukuran lebih kecil, dan bayi yang lahir melewati hari perkiraan lahir atau HPL mungkin lebih besar.

  • Merokok

Ibu yang merokok cenderung memiliki bayi yang lebih kecil.

  • Diabetes gestasional

Mengalami diabetes selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lebih besar dari rata-rata.

  • Status gizi

Gizi yang buruk selama kehamilan dapat menyebabkan bayi menjadi lebih kecil. Sebaliknya, jika ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan, maka dapat menyebabkan bayi lebih besar.

  • Riwayat keluarga

Beberapa bayi terlahir lebih kecil atau lebih besar, dan itu mungkin disebabkan oleh genetik dalam keluarga.

  • Jenis kelamin

Rata-rata berat bayi perempuan yang baru lahir sedikit lebih rendah daripada bayi laki-laki.

  • Kehamilan kembar

Bayi yang lahir tunggal kemungkinan akan memiliki berat lahir lebih besar daripada bayi yang dilahirkan kembar.

Perlu untuk diketahui, dalam 1-2 minggu setelah kelahirannya, bayi akan mengalami penurunan berat badan lho, Bunda. Bayi yang disusui ASI yang mengalami penurunan lebih besar dibanding bayi yang disusui susu formula.

"Bayi yang diberi susu formula bisa kehilangan sekitar 5 persen dari berat tubuhnya, dan bayi baru lahir yang disusui ASI bisa kehilangan hingga 10 persen dari berat tubuhnya," kata perawat bersertifikat, Donna Murray.

Penurunan berat badan ini karena tubuhnya menyerap banyak cairan saat masih berada dalam rahim. Cairan tersebut akan hilang sedikit demi sedikit keluar melalui urine.

Ini menjadi hal yang normal dan dialami oleh setiap bayi, sehingga Bunda enggak perlu khawatir. Karena dalam dua minggu setelahnya, bayi baru lahir akan mendapatkan kembali semua berat badan yang telah hilang tersebut.

Nah ketika bayi berusia 1 bulan, beratnya akan bertambah sekitar 450 gram. Pada usia ini, mereka mulai mengembangkan pola makan yang teratur dan isapannya lebih kuat saat sedang menyusu.

Sementara ketika bayi menginjak usia 6 bulan, berat badannya bertambah lagi sekitar 450 gram setiap bulan selama enam bulan pertama. Berat rata-rata bayi perempuan usia enam bulan sekitar 7,3 kg, sedangkan laki-laki sekitar 7,9 kg.

Antara usia 6 bulan hingga 1 tahun, kenaikan berat badannya akan sedikit melambat. kebanyakan mereka melipatgandakan berat badan pada usia 5-6 bulan dan tiga kali lipat saat usia 1 tahun. Berat rata-rata bayi perempuan usia 1 tahun sekitar 8,9 kg, sedangkan laki-laki sekitar 9,6 kg.

Jika setelah periode tersebut bayi terus mengalami penurunan berat badan atau kenaikan berat badan yang buruk, itu bisa menjadi pertanda adanya masalah, sehingga Bunda perlu untuk memberikan perhatian lebih dan konsultasikan ke dokter anak, ya.

Bagaimana cara menaikkan berat badan bayi?

Bagi beberapa bayi, mungkin ada yang mengalami kesulitan menyusu sehingga tampak tidak memiliki berat badan yang sesuai. Jika hal ini terjadi, maka Bunda perlu menghubungi dokter anak karena bayi mungkin mengalami kesulitan menelan, muntah, alergi makanan, refluks, diare, atau masalah pencernaan lainnya.

Masalah tersebut harus segera ditangani oleh ahlinya, Bunda. Karena bila dibiarkan lebih lama dapat mencegah bayi menyerap kalori dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.

Apabila dokter mengatakan bahwa berat bayi cukup dan sesuai kurva perkembangan normal, itu artinya bayi baik-baik saja tanpa perlu meningkatkan berat badan. Bunda tidak perlu memaksa anak untuk terus makan. Mencoba menaikkan berat badan bayi saat tidak diperlukan bisa meningkatkan risiko perilaku makan yang tidak sehat hingga obesitas di kemudian hari.

Namun jika bayi memang dirasa harus menaikkan berat badan, maka Bunda dapat mencobanya dengan beberapa cara berikut ini, seperti dikutip dari HealthLine:

Bayi ASI

Bayi Bunda yang menyusui dengan memberi air susu ibu (ASI) pada si kecil, mungkin suplai ASI yang kurang menjadi faktor penyebab anak memiliki berat badan yang rendah. Jika hal tersebut terjadi, berikut cara yang bisa dilakukan:

  • Terus menyusui

Menyusui bayi adalah seni yang harus dipelajari dan dilatih terus, Bunda. Apabila masalah menyusui terus dialami, cobalah untuk mengonsultasikannya dengan ahli laktasi untuk memeriksa apakah bayi menyusu dengan benar dan memberi solusi pada hal-hal yang dibutuhkan lainnya.

  • Meningkatkan suplai

Jika khawatir suplai ASI tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, cara yang harus dilakukan yakni dengan sering menyusui si kecil, Bunda. Semakin seringnya Bunda menyusui, maka payudara akan terstimulasi untuk terus memproduksi ASI.

Bayi formula

Setelah beberapa bulan pertama, bayi yang diberi susu formula biasanya akan mengalami pertambahan berat badan lebih cepat daripada bayi ASI. Namun jika bayi tak mengalami perkembangan yang diharapkan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

  • Pertimbangkan untuk ganti susu formula

Jika bayi menunjukkan tanda-tanda sensitivitas atau alergi terhadap susu formula yang digunakan, sebaiknya coba untuk mengganti merek atau mendapatkan ASI orang lain. Konsultasikan dengan dokter anak bila bayi mengalami gejala refluks, eksim, diare, sembelit, atau masalah lain. Dengan mengetahui masalah tersebut, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan susu donor atau formula berbasis protein-hidrolisat.

  • Pastikan susu formula tercampur dengan benar

Ikuti petunjuk penyajian susu formula dengan keseimbangan air dan bubuk susu dengan benar itu sangat penting, Bunda. Terlalu banyak air bisa membuat bayi tidak mendapatkan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan dengan cukup sehingga bisa berbahaya.

Selain itu, Bunda juga bisa mencampurkan susu dengan sereal bubuk. Untuk mencobanya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak sehingga bisa mengetahui dosis yang tepat, aman, dan sehat untuk bayi.

. Bayi diberi MPASI

Jika bayi sudah berusia 6 bulan, Bunda bisa mengenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) kepada si kecil. Nah, jika Bunda telah memberikan MPASI, tapi berat badannya tidak bertambah, mungkin bisa menambahkan lebih banyak rasa dan masukkan beberapa kalori dan lemak tambahan.

"Bayi dan anak kecil lebih membutuhkan lemak," kata penasihat parenting di Connecticut, Jill Castle, dikutip dari Parents.

Lemak tidak hanya membantu otak dan sistem saraf berkembang secara normal, tapi juga membantu tubuh bayi menyerap vitamin penting, seperti A, D, E, dan K.

Makanan menambah berat badan

Bagi bayi yang sudah lebih tua, ada banyak pilihan makanan bergizi yang mengandung lemak serta kalori sehat untuk membantu menambah berat badannya, Bunda. Nah, berikut ini di antaranya:

1. Minyak zaitun

Dibandingkan dengan empat kalori yang ditemukan dalam satu gram protein atau karbohidrat, setiap gram lemak nabati yang ditemukan dalam minyak zaitun mengandung sekitar sembilan kalori.

2. Selai kacang

Kacang tidak hanya bergizi tinggi dan kaya dengan lemak sehat, Bunda. American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology, menyarankan bayi di atas usia 6 bulan makan kacang tanah, almond, selai mete, atau jenis kacang lainnya untuk membantu mencegah alergi makanan di masa mendatang.

3. Susu

Karena bayi harus minum ASI atau susu formula untuk tahun pertama kehidupannya, masa saat anak sudah tumbuh lebih besar dan berusia antara 1-2 tahun, tawarkan susu murni untuk mendorong penambahan beratnya.

4. Alpukat

Konsistensi dan rasanya yang lembut membuat alpukat menjadi tambahan yang mudah dicerna bayi pada tahap awal makan makanan padat. Beberapa makanan bayi yang dibeli di toko bahkan menyajikan alpukat yang dicampur dengan buah-buahan lain

5. Pisang

Tidak semua buah dibuat sama dalam hal kandungan kalorinya, Bunda. Namun pisang dikemas dengan potasium dan serat yang terkandung di dalamnya.

6. Buncis

Buncis kaya akan protein dan serat bersamaan dengan lemak sehat seperti minyak zaitun.

7. Keju

Mulailah berikan keju sejak dini untuk anak. Bunda bisa menambahkan keju parut ke bubur atau menawarkan keju cottage berlemak penuh.

8. Oatmeal

Taburan sereal oatmeal membuat makanan bayi lebih lembut. Selain itu, ini juga memberikan nutrisi tambahan yang diperlukan seperti zat besi dan zinc

9. Pir

Seperti pisang, pir memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi dibandingkan buah-buahan lainnya.

10. Yogurt

Pilihlah yogurt berlemak tinggi yang dibuat khusus untuk bayi. Selain itu, hindari juga memberikan yogurt yang mengandung gula tambahan.

Selain memberikan makanan tersebut, Bunda juga bisa mempertimbangkan memberikan vitamin dan suplemen. Namun sebelum memulai memberikannya, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu ke dokter ya.

Dan penting untuk diingat bahwa pertumbuhan yang dialami oleh si kecil bergantung pada banyak faktor. Selain itu, setiap anak pun berbeda dan memiliki cara tumbuh dengan kecepatannya sendiri.

"Sebagaimana semua anak berbeda, penting untuk disadari bahwa tidak semua bagan pertumbuhan sama," ucap Murray.

Oleh sebab itu, Bunda tidak perlu membanding-bandingkannya dengan anak lain. Meskipun bersaudara, anak tetap tak bisa disamakan.

Bunda, simak juga yuk review popok bayi dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda