Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Penyebab Berat Bayi Baru Lahir Turun, Bunda Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 13 Jul 2020 16:07 WIB

An Asian mother and newborn baby boy are indoors in a house. The baby is wearing a white sleeper. He is asleep in his mother's arms, and she is smiling while cuddling him.
Ilustrasi ibu dan bayi baru lahir/ Foto: Getty Images/FatCamera
Jakarta -

Bunda yang baru pertama kali melahirkan, jangan kaget kalau beberapa hari setelah persalinan, berat bayi berkurang dari berat lahir. Kondisi ini normal kok, tapi apa sebabnya ya?

Bunda mungkin berpikir apakah ASI-nya cukup, atau perlu tambahan susu formula. Dan tentu masih banyak pertanyaan lain yang bikin Bunda khawatir. Untuk lebih meyakinkan, berikut ini penjelasan dari ahli.

"Bayi beralih dari lingkungan yang terendam dalam cairan yang menghidrasi. Setelah lahir, bayi mengeringkan kulit, paru-paru, dan organ-organ lain, ketika mereka mulai hidup di luar rahim dan menghirup udara," kata dokter anak Dr. Natasha Burgert, MD, dikutip dari Romper.

Menurut Natasha Burgert, kehilangan air yang dialami selama transisi itulah yang membuat berat badan bayi turun. Sederhananya, penurunan berat badan setelah kelahiran itu normal, karena tubuh bayi tidak lagi bergantung pada kelebihan cairan dari dalam rahim.

Seberapa besar kekurangan berat badan yang dialami bayi juga bervariasi. Dr. Jennifer Trachtenberg, dokter anak dan juru bicara American Academy of Pediatrics, mengatakan bahwa berat badan bayi baru lahir turun antara 7 hingga 10 persen dari berat lahir mereka.

"Tetapi akan naik kembali pada usia dua minggu," ujar Trachtenberg.

Young teenage Caucasian woman is mother to newborn baby boy. She kisses him on the cheek as she holds him lovingly in her arms.Ibu dan bayi baru lahir/ Foto: iStock

Trachtenberg menjelaskan, pada umumnya, berat badan bayi akan mulai bertambah sekitar satu ons sehari pada bulan pertama, dan setelah seminggu, popoknya basah setidaknya setiap empat hingga enam jam.

"Jika bayi tidak menyusu dengan baik, lesu, atau Anda khawatir, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter anak untuk penimbangan dan kunjungan," jelas Trachtenberg.

Sementara itu, dijelaskan dokter spesialis anak Whitney Casares, semua bayi, terlepas dari apakah disusui ASI atau susu formula, akan mengalami penurunan berat badan karena cairan yang berkurang. Menyusui juga dapat berkontribusi pada penurunan berat badan bayi segera setelah lahir.

"Bayi sering mengantuk dalam 24 hingga 72 jam pertama setelah mereka lahir, dan pasokan ASI dalam volume terbatas pada awalnya. Biasanya tidak sampai tiga sampai empat hari ketika ibu mulai membuat susu berlebihan dan bayi cukup waspada untuk meminumnya," kata Casares.

Mengenai pasokan ASI, dikatakan dr.Herlina, Sp.A. dari RSIA Tambak, Jakarta Pusat, agar Bunda tidak berpikir terlalu jauh atau bahkan frustrasi dengan jumlah ASI di awal punya anak. Sedikit banyaknya ASI menyesuaikan kebutuhan bayi. Tanda bayi cukup ASI bisa dilihat dari frekuensi menyusu dan buang air kecil.

"Kadang ibu suka frustrasi di awal, 'Dok, ini coba dipencet, keluarnya cuma 1 cc', ternyata kebutuhannya memang enggak banyak lho, jadi enggak usah khawatir. Tuhan sudah menciptakan kita sebagus mungkin, ternyata memang perlu proses dia (bayi) sampai volume lambungnya maksimal," jelas Herlina.

Bunda, simak juga yuk 'drama' Eriska Rein saat menyusui anak pertamanya, dalam video Intimate Interview di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda