PARENTING
Inspiratif, Perjuangan Ibu Membesarkan Anak Down Syndrome yang Sempat Koma
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Minggu, 20 Dec 2020 19:52 WIBKasih ibu sepanjang masa. Inilah ungkapan yang pas untuk menggambarkan para ibu yang berjuang membesarkan anaknya dengan kebutuhan khusus, down syndrome.
Jelang Hari Ibu pada 22 Desember, Komunitas Peduli Down Syndrome (KPDS) mengadakan acara Mother's Day Virtual Celebration pada Minggu, 20 Desember 2020. Dalam rangkaian acara ini, puluhan anak down syndrome dan ibunya saling mengungkapkan rasa cinta, Bunda.
Salah satunya adalah Sastri dan ibunya. Sastri yang kini berusia 10 tahun tampak memberi kado untuk sang ibu. Ibu Sastri langsung memberi kecupan dan pelukan untuk sang putri, usai menerima hadiah.
Ibu Sastri mengatakan bahwa putrinya kini sudah sangat mandiri. Sastri bahkan jadi penyemangat yang selalu membuat keluarganya bahagia.
"Sastri ini alhamdulillah sangat mandiri dan sangat menyenangkan. Di dalam keluarga, dia ini yang bikin kita bahagia dan tersenyum setiap hari," katanya, via Zoom, Minggu (20/12/2020).
Cerita lain datang dari Atta yang kini duduk di bangku sekolah kelas 8. Ibu Atta menceritakan perjuangannya membesarkan sang putra yang sudah remaja.
Saat berusia 9 tahun, Atta sempat koma selama tiga hari karena paru-parunya penuh dengan air. Setelah sadar, perkembangan Atta langsung menurun, Bunda.
"Begitu kita tahu dia down syndrome, kita sudah terapi sejak usia 6 bulan dan alhamdulillah cukup bagus motoriknya. Di usia 9 tahun, Atta ikut les berenang, dia menangis terus, paru-parunya penuh dengan air, dan tiga hari koma," ujar ibunda Atta.
"Dokter saat itu mengatakan ke saya dia sudah berusaha, alhamdulillah saat itu Atta sembuh kembali. Tapi, paling berat setelah itu justru kemampuan dia hilang semua," sambungnya.
Ibu Atta bangkit dan berjuang kembali dari awal. Baginya, ini cukup berat karena usia Atta sudah 9 tahun.
Tahun lalu, Atta terkena diabetes tipe 1 dan pankreasnya rusak. Ia pun harus mendapatkan suntik empat kali sehari untuk seumur hidupnya.
"Berat buat saya, salah satunya mengatur pola makan yang harus dihitung. Apalagi, dia sedang dalam masa pertumbuhan, itu yang membuat saya lebih banyak sakit hati, anak saya masih mau, saya harus menyembunyikan makanan," ucapnya.
Perjuangan ibu Atta belum berakhir. Baru 30 hari yang lalu, dia ditinggal sang suami untuk selamanya. Kini, ibunda Atta harus membesarkan putranya sendirian.
Sejak kepergian ayahnya, Atta pun berubah jadi lebih pendiam. Ia yang dulu aktif, kini enggan melakukan apapun.
"30 hari yang lalu, ayah Atta meninggal. Jadi, sampai saat ini, Atta pendiam. Aktivitas sehari-hari belajar daring dan olahraga, dia juga aktif. Setelah ayahnya meninggal, semua tidak mau dia lakukan," kata ibu Atta.
Perjuangan ibu Sastri dan ibu Atta begitu menginspirasi ya, Bunda. Hal ini juga dirasakan binaragawan, Ade Rai, yang hadir dalam rangkaian acara ini. Apa katanya?
BACA HALAMAN BERIKUTNYA.
Simak juga cerita Joanna Alexandra membesarkan anak berkebutuhan khusus, di video berikut:

Arti ibu bagi Ade Rai