Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Beda Alergi Susu Sapi dengan Intoleransi Laktosa, Bunda Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 06 Jan 2021 16:51 WIB

Cute asia children
Anak alergi susu sapi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/real444

Jakarta - Si Kecil alergi susu sapi, Bunda? Kalau begini, Bunda yang masih menyusui juga enggak bisa sembarangan mengonsumsi makanan yang mengandung susu sapi.

Kalau bayi alergi susu, itu berarti sistem kekebalan yang biasanya melawan infeksi, bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi.


Alergi susu sapi, juga dikenal sebagai alergi protein susu sapi. Hal ini dapat terjadi ketika susu sapi dikonsumsi ibu dari bayi yang menyusu, atau saat bayi menerima susu formula. Alergi biasanya muncul pada tahun pertama kehidupan bayi, tetapi kebanyakan anak akan mengatasinya.

Michelle Clark, MD dan Hillary B. Gordon, MD, mengatakan bahwa setiap kali bayi mendapat susu, tubuhnya mengira protein ini adalah penyerang berbahaya dan bekerja keras melawannya. 

"Ini menyebabkan reaksi alergi di mana tubuh melepaskan bahan kimia seperti histamin," kata Clark, dikutip dari WebMD.

Menurut Clark, bayi dengan alergi susu sering kali menunjukkan gejala awal beberapa hari hingga minggu setelah pertama kali minum susu formula berbahan dasar susu sapi.  Sedangkan bayi yang mendapat ASI berisiko lebih rendah mengalami alergi susu, dibandingkan bayi yang diberi susu formula.

Apa tanda dan gejala alergi susu? Clark menjelaskan, anak-anak akan menunjukkan gejala sesaat setelah minum susu:

  • Mengi
  • Kesulitan bernapas
  • Batuk
  • Suara serak
  • Sesak tenggorokan
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Diare
  • Mata gatal, berair, atau bengkak
  • Gatal-gatal
  • Pembengkakan
  • Penurunan tekanan darah yang menyebabkan pusing atau kehilangan kesadaran

"Tingkat keparahan reaksi alergi terhadap susu bisa bermacam-macam.  Anak yang sama dapat bereaksi berbeda dengan setiap eksposure.  Artinya, meskipun sekali reaksi ringan, reaksi berikutnya bisa lebih parah dan bahkan mengancam jiwa," ujar Clark.

Bayi yang memiliki riwayat keluarga alergi diperkirakan lebih mungkin memiliki alergi protein susu sapi.  Hal yang sama berlaku untuk bayi dengan eksim dan asma. Anak yang menderita asma dapat mengalami reaksi yang parah, terutama jika penyakit paru-parunya tidak terkontrol dengan baik.

Selain alergi susu sapi ini, anak-anak juga bisa mengalami:

  1. Intoleransi terhadap susu: gejalanya seperti tinja encer, darah di tinja, menolak makan, atau mudah tersinggung atau kolik, muncul beberapa jam hingga hari kemudian.
  2. Intoleransi laktosa, yaitu saat tubuh mengalami kesulitan mencerna susu.

Alergi susu sapi tidak bisa disamakan dengan intoleransi laktosa, yaitu suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi cukup enzim yang dibutuhkan untuk mencerna sejenis gula yang ditemukan dalam susu. Namun ini bukan alergi.

Intoleransi laktosa bersifat sementara. Misalnya, bisa muncul selama beberapa hari atau minggu setelah sakit perut.

"Jika Anda tidak yakin apakah anak Anda memiliki intoleransi versus alergi, bicarakan dengan dokter Anda," kata Clark.


Pengobatan intoleransi laktosa tergantung sejauh mana kondisi yang dialami si kecil. Beberapa anak mungkin masih dapat mengonsumsi produk olahan susu tanpa gejala, namun ada yang perlu dirujuk ke ahli diet untuk mendapat saran spesialis.

Bunda, simak juga dua kandungan susu sapi yang bagus untuk otak anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner hijabers TurkiFoto: Mia Kurnia Sari
(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda