HaiBunda

PARENTING

Balita Pukul atau Tendang Bunda, Ini yang Sebaiknya Dilakukan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 05 Feb 2021 21:10 WIB
Ilustrasi anak memukul/ Foto: Getty Images/iStockphoto/monzenmachi

Anak usia 4 sampai 5 tahun suka tiba-tiba memukul. Misalnya saat Bunda karena memintanya berhenti menonton televisi. Bunda pastinya kaget saat anak memukul, bahkan bisa jadi Bunda ikut terpancing emosi dan memberinya konsekuensi.

Disampaikan Dr Angharad Rudkin, psikolog klinis, dalam What's My Child Thinking; Practical Child Psychology for Modern Parents, anak-anak pada usia ini kemungkinan lebih cepat mengembangkan kendali atas tubuhnya ketimbang belajar kosakata untuk mengungkapkan perasaannya. Alhasil, anak menyerang Bunda ketika marah atau frustrasi. 

"Walaupun perilaku ini menjengkelkan, kendalikan emosi Anda," ujar Rudkin.


Menurutnya, menendang, memukul, dan menggigit merupakan bagian normal dari perkembangan anak.  Anak ingin mencoba mandiri dengan menegaskan keinginannya. Namun ketika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, bagian emosional dari otaknya akan bekerja.

"Saat dia menjadi lebih kuat secara fisik, dia juga bereksperimen dengan menggunakan kekerasan," ujarnya.

Rudkin menyadari, orang tua dalam kondisi anak memukul, biasanya akan terpicu naluri melawan-atau-lari Bunda yang sangat ingin anak patuh dengan membalasnya. Tapi Bunda mungkin merasa Si Kecil sengaja bersikap agresif, untuk mencoba memberi tahu sesuatu ke Bunda. 

Tahukah Bunda, ketika anak memukul Bunda mereka tetap sayang ke Bunda. Anak tahu kalau Bunda sedih karena dipukul atau ditendangnya.

"Anakmu belajar bahwa tindakannya berpengaruh, menendang itu salah, dan Anda juga punya perasaan. Jadi, ketika dia tenang dan bagian logis dari otaknya mendapatkan kembali kendali, dia merasa menyesal," ujar Rudkin.  

Anak mungkin terkejut saat Bunda kesal, karena pada usia ini anak-anak percaya bahwa orang tua mereka kebal.

Apabila anak memukul atau menendang Bunda, respons ini sebaiknya yang Bunda perlihatkan ke anak:

1. Jangan memukul lebih banyak lagi 

Rudkin menyarankan Bunda berbicara secara perlahan dan lembut ke anak. Katakan padanya untuk mengambil napas dalam-dalam dan perlahan untuk membantunya mendapatkan kembali kendali atas perasaannya.

Daripada mengatakan "Tidak", yang akan membuatnya semakin marah, cobalah untuk menanggapi tanpa kemarahan. Sarankan alternatif seperti "Mari kita lihat apa yang Ayah lakukan" untuk mengalihkan otaknya ke bagian lain.  

2. Bicaralah saat anak sudah tenang

Bunda bisa mengatakan padanya bahwa Bunda mengerti dia frustrasi dengan Bunda, tetapi menendang selalu merupakan cara yang salah untuk menunjukkan kemarahannya. Ulangi aturan dasar: "Dalam keluarga kita, kita tidak menendang".  


3. Dapatkan kembali ikatan secepat mungkin

Saat anak tenang, Rudkin menyarankan memeluk anak tetapi jelaskan bagaimana perilakunya memengaruhi perasaan Bunda sehingga dia mengetahui bahwa orang lain juga memiliki perasaan. 

"Jelaskan bahwa tidak apa-apa untuk marah, tetapi tidak menyakiti orang lain," lanjut Rudkin.



(som/som)
Lebih baik gunakan kata-kata ketimbang pukulan

Lebih baik gunakan kata-kata ketimbang pukulan

Halaman Selanjutnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

9 Th Menikah, Fairuz A Rafiq Ungkap Selalu Bareng Sonny Septian, Hampir Tak Terpisahkan

Mom's Life Amira Salsabila

Ed Sheeran Sukses Turun BB 13 Kg, Ini Diet dan Olahraga yang Dijalani

Mom's Life Arina Yulistara

Super Cute! 5 Potret Kamari Anak Jennifer Coppen Makin Pandai Berpose

Parenting Nadhifa Fitrina

Tak Hanya Faktor Ekonomi, Ini 6 Penyebab Perceraian di Indonesia

Mom's Life Arina Yulistara

3 Resep Wedang Ronde, Hangat Diminum saat Hujan dan Tingkatkan Imun

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Persiapan Tahun Baru, Kecap hingga Aneka Saus Diskon hingga 20% di Transmart

Ed Sheeran Sukses Turun BB 13 Kg, Ini Diet dan Olahraga yang Dijalani

9 Th Menikah, Fairuz A Rafiq Ungkap Selalu Bareng Sonny Septian, Hampir Tak Terpisahkan

Super Cute! 5 Potret Kamari Anak Jennifer Coppen Makin Pandai Berpose

Tak Hanya Faktor Ekonomi, Ini 6 Penyebab Perceraian di Indonesia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK