Curhat Ngenes Anak Kedua Nia Ramadhani, Selalu Diminta Mengalah oleh Kakak & Ibunya

Nia Ramadhani dan anak keduanya/ Foto: Instagram @ramadhaniabakrie

Di tengah kesibukannya, Nia Ramadhani tetap menyisihkan waktu untuk mendampingi anak-anaknya belajar. Seperti kita tahu, Nia memiliki tiga anak, Mikhayla, Mainaka, dan Magika.

Belum lama ini, wanita 30 tahun itu terlihat tengah mengajari anak keduanya menghapal angka-angka, Bunda. Sebagai ibu, Nia Ramadhani cukup tegas mengajarkan buah hatinya.

Dalam tayangan video di acara Nyoya Boss di Trans TV, Nia menjelaskan angka yang harus dihapal putranya. Ia pun meminta Mainaka mendengarnya saat menjelaskan pelajaran.

"Kalau misal mama lagi ngomong, kamu dengerin mama. Jangan senyum-senyum, enggak lucu, nanti mama tanya pas sudah selesai," kata Nia, dikutip dari YouTube Trans TV, Senin (15/2/2021).

Melihat anaknya seperti enggan belajar, Nia kemudian mengancamnya. Ia berjanji tidak akan mengajak Mainaka liburan bersama jika tak mau menghapal angka.

Nia Ramadhani pun meminta anaknya belajar supaya pintar. Ia lalu menyemangati Mainaka untuk belajar dan mencontohkan anak pertamanya yang berhasil meraih juara kelas.

"Naka harus belajar, enggak bisa Naka kita liburan-liburan, main-main segala macam. Kalau misalkan Naka enggak pintar, enggak usah liburan," ujar Nia.

"Kakak kemarin ranking tiga, berarti kakak bisa ikut mama (liburan). Buktikan sama mama kamu pintar. Naka bisa kok," sambungnya.

Setelah menjelaskan tugas Mainaka, Nia meminta pengasuh untuk mengawasi putranya itu. Ia pun berjanji untuk menagihnya saat malam hari, Bunda.

Menjadi ibu yang memiliki tiga anak tidak mudah bagi Nia Ramadhani. Ia mengakui bahwa setiap anaknya itu memiliki metode belajar yang berbeda.

"Dari segala macam metode, ternyata yang dahulu Mikhayla berhasil, di dia (Mainaka) enggak berhasil. Beda-beda makanya gua juga bingung," ungkap Nia pada sahabatnya Gita Janu.

Selain curhat soal metode belajar anak-anaknya, istri Ardi Bakrie ini juga mengungkapkan perasaan Maikana sebagai anak kedua. Apa katanya? Baca halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga tips bangkitkan mood anak ala Ussy Sulistiawaty, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

CURHAT MAINAKA JADI ANAK KEDUA

Nia Ramadhani dan anak keduanya/ Foto: Instagram @ramadhaniabakrie

Nia Ramadhani mengungkapkan perasaan Mainaka yang terlahir sebagai anak kedua. Meski memiliki segalanya, ternyata Mainaka menyimpan kesedihan.

Menurut Nia, anak keduanya itu merasa sering disalahkan. Mainaka selalu diminta mengalah demi kakak dan adiknya, Bunda.

"(Mainaka pernah bilang) Ngalah terus, sama kakak dimarahin suruh ngalah. Sama adek, mama yang suruh aku ngalah. Kapan aku menangnya?" kata Nia menirukan perkataan putranya.

Nia merasa bingung kenapa anak keduanya itu berbeda, Bunda. Menurutnya anak kedua seperti Mainaka memang unik, dibandingkan kakak dan adiknya.

"Anak kedua kenapa agak berbeda, unik," ujarnya.

Sebagai seorang ibu, Nia Ramadhani mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ia lalu memberi saran pada orang tua lain untuk banyak berkomunikasi dengan anak agar mereka menjdi penurut.

"Jadi orang tua harus banyak ngomong supaya anaknya ikut, tapi ngomongnya yang benar karena kan diikutin," kata Nia.

Kepribadian anak kedua memang bisa berbeda, Bunda. Simak penjelasan lengkapnya di halaman selanjutnya yuk.

KEPRIBADIAN ANAK KEDUA

Keluarga Nia Ramadhani/ Foto: Dok. Instagram/ramadhaniabakrie

Anak kedua atau tengah memiliki kepribadian yang unik. Jika Bunda memiliki anak kedua, mungkin cara membesarkannya harus berbeda dari anak-anak lain.

"Anak tengah sering merasa tersisih dan merasa, 'Yah, saya bukan yang tertua dan saya bukan yang termuda. Siapa saya?'," Kata terapis Meri Wallace, mengutip Parents.

Selain itu, anak tengah merupakan tipe anak yang mengikuti arus. Artinya, begitu adik baru datang, dia harus belajar bagaimana terus bernegosiasi dan berkompromi untuk menyesuaikan diri dengan semua orang.

Anak kedua juga sering kali merasa tidak mendapatkan perhatian orang tua sebanyak kakak dan adiknya. Mereka mulai merasa kebutuhan dan keinginannya diabaikan.

"Anak-anak tengah berada dalam posisi yang sulit dalam sebuah keluarga karena mereka pikir mereka tidak dihargai," kata Michelle P. Maidenberg, Ph.D., terapis anak dan keluarga di White Plains, New York.